Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Monday, November 10, 2014

Kehidupanku

Inilah masa yang suram dalam hidupku. Masa suram dimana aku terus menunggu dan mencari. Sekian lama mencari sesuatu yang aku cari. Sesuatu yang banyak orang sebut sebagai sebuah cinta, cinta sejati yang abadi. Sekiranya setiap ku temukan sebuah cinta yang aku anggap itu cinta sejati ternyata itu cuma sekedar cinta lokasi. Cinta lokasi yang hanya bersifat sementara dan bukan selamanya. 



Setiap waktu, setiap saat aku mengira aku telah menemukannya tapi ternyata kenyataannya itu cuma khayalan belaka. Khayalan belaka pengisi ruang kosong yang lama tak terisi. Sekiranya aku yakin itu milikku ternyata itu bukan milikku. Berulang kali aku raih, berulang kali pula aku melepaskannya. Melepaskannya karena aku tahu itu bukan milikku. Bukan untukku. Layaknya aroma petrichor yang begitu memabukkan, begitu pula akan Cinta. Cinta yang membuatku mabuk kepayang, dan lupa bahwa kenyataan itu bukanlah sesuatu yang nyata. Aku lupa dan terus lupa. Lupa cinta sejati itu seperti apa?


Ini semua salahku, dalam sepiku terkadang aku suka berkhayal. Berkhayal menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Tapi terkadang alam semesta begitu usil denganku, sehingga dengan mudahnya menyadarkanku bahwa dia ternyata bukan untukku, bukan milikku. Terkadang kenyataan pahit itu guru yang paling kejam.

Ini bukan salahnya, ini sepenuhnya salahku. Kesalahanku. Kesalahanku karena berani berkhayal terlalu jauh. Terlalu jauh sampai aku terjebak sendirian di dunia ini. Tanpa kamu, tanpa mereka, atau tanpa cinta sejati. Ah itu terlalu melankoli, tapi nyatanya itu seperti membaca novel tetralogi, tak ada habisnya. Selalu ada yang baru, episode baru, cerita baru, dan cinta yang baru. Lagi, lagi, dan lagi.

Aku tak tahu lagi aku harus apa, dan bagaimana selanjutnya. Apakah aku terus mencari atau memilih berhenti. Berhenti mengejar sosok cinta sejati. Ah entahlah aku tidak tahu, dan aku tidak mau tahu.

Ini bukan cerita tentang aku, bukan pula cerita tentang kamu. Ini adalah cerita tentang kehidupanku. Kehidupanku yang sudah aku anggap sebagai pihak ketiga dalam setiap kisah cinta. Kisah cinta yang telah terjadi, sedang terjadi, atau yang akan terjadi. Ini adalah ceritanya. Ceritanya kehidupanku.  

18 comments:

  1. Tetap berjuang mencari cinta mas, yg penting usahanya ada.. ^^

    ReplyDelete
  2. Semua mempunyai cerita yang sama. tetap semangat :-)

    ReplyDelete
  3. petrichor, kayak pernah baca. di mana ya?

    ReplyDelete
  4. kreeennn...
    salam kenal yaa, jangan lupa untuk mampir balik ke --> katamiqhnur.com
    nggak bakalan rugi deh pokoknya..

    ReplyDelete
  5. Nggak bisa komen apa-apa. Pengin senyum aja. :)

    ReplyDelete
  6. sebuah nama sebuah cerita mas, harus semangat dalam membuat cerita cinta mas sendiri :)
    karena sekarang, masih jauh dari ending cerita..

    ReplyDelete
  7. semangat kakak...!! *nangis di bawah tetesan air AC*

    ReplyDelete
  8. Ini bukan cerita tentang aku, Ini adalah cerita tentang kehidupanku ==> mmm,, maknanya sama bukan ini?
    hehehe... :D

    Mencari cinta sejati itu sama halnya mencari separuh dari jiwa kita. Berkali-kali jatuh dan betapapun menyakitkannya, tapi saat kamu menemukannya dari balik fatamorgana, rasanya seperti menemukan oase digurun sahara.
    tsaaaahhh... Jempol buat postingannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya maknanya sama kok, tapi aku pake sudut pandang ketiga biar kesannya nggak curhat haha

      Delete