Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Sunday, March 27, 2016

Book Review: Supernova, Inteligensi Embun Pagi

Judul: Supernova Episode: Inteligensi Embun Pagi
Pengarang: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
ISBN: 978-602-291-131-9
Tahun Terbit: 2016
Tebal Buku: 710 Halaman.


Supernova Episode : Inteligensi Embun Pagi
Akhirnya, episode terakhir dari serial buku Supernova karya Dewi “Dee” Lestari akhirnya terbit juga. Saya mulai mengikuti novel Supernova dari sekuel pertama di tahun 2010-an. Dan mulai tahun 2012 saya mulai mencari dan mengoleksi setiap seri Supernova. Dan akhirnya, Sekuel Supernova yang terakhir berjudul “Inteligensi Embun Pagi” mendarat dengan manja di lemari buku di kamarku untuk melengkapi koleksi buku-buku Supernova yang sudah ada. Supernova sendiri terdiri dari 99 keping, yang terbagi dalam 6 buku serial Supernova. Untuk kali pertama, saya akan mencoba melakukan review buku, dan Supernova Inteligensi Embun Pagi adalah buku pertama yang akan saya review.
“Manusia itu ngomong A, padahal B. Mukanya bikin C, padahal di hatinya D. Tujuannya E, tapi mutar-muter dulu sampai Z. Bahasa itu kan, gunanya buat jadi topeng. Manusia belum sanggup transparan. Itulah efek kelamaan pikun.” ~ Pak Kastunut, Halaman 415.




Supernova Inteligensi Embun Pagi: Pencarian, Pertemuan, Ketidaksengaja yang disengaja, Antara Infiltran, Peretas, Umbra dan Sarvara.

Supernova Inteligensi Embun Pagi, dibuka dengan perjalanan Gio mencari Diva sampai ke kota Pisaq di Peru, kota yang berdiri sebagai gerbang utama Lembah Suci Urubamba. Disana dia bertemu dengan Chaska Pumachua, Ibunya Paulo yang ternyata seorang Umbra. Umbra sendiri merupakan tangan kanan Infiltran untuk berurusan dengan hal-hal yang bersifat manusiawi dan mortal, cenderung ke arah fisik manusia seutuhnya. Infiltran sendiri sama seperti Sarvara merupakan sosok yang imortal, abadi, namun membutuhkan tubuh manusia yang menjadi kulitnya, topengnya, alat kamuflasenya. Ya semacam bentuk eksistensi diri.

Di Lembah Suci Urubamba, Gio bertemu dengan Chaska yang pada akhirnya akan membawanya kepada Luca (Chaska memanggilnya Amaru), Seorang Infiltran yang memberinya sebuah batu misterius. Bagi kalian yang sudah membaca Episode Partikel dan Gelombang, mungkin akan paham dan mengerti. Gio sendiri ternyata seorang Peretas dengan kode Kabut, Kabut Tengah Malam begitulah Chaska memanggil dirinya. Dengan didampingi Luca dan Chaska, Gio menuju pondok mungil yang ternyata di dalamnya sudah ada sosok bernama Ozcar, seorang Umbra yang juga merangkap menjadi seorang Ayahuasquero, seorang yang ahli meracik ramuan Ayahuasca. Dan dengan meminum Ayahuasca inilah pada nantinya Gio akan diberi petunjuk perihal pencarian akan sosok Diva. Petunjuk selanjutnya adalah pergi ke Indonesia. Berhenti sebentar di sini, dan beralih ke bagian lainnya.
“Kalau diriku sudah tidak ada, kenapa aku masih bisa berpikir? Kenapa aku masih merasa ada? Kenapa aku masih bisa bertanya?” ~ Gio, Halaman 23.

Supernova Inteligensi Embun Pagi, di bagian selanjutnya memuat tentang cerita pertemuan Elektra dan Bodhi, Petir dan Akar, disini juga akan membahas perihal Toni, Ibu Sati yang ternyata Seorang Sarvara, perihal jebakan yang disiapkan Ibu Sati untuk Elektra dan Bodhi (Petir dan Akar) yang ternyata mampu menjebak Elektra dan cerita tentang nyaris runtuhnya Kandi mereka akibat ketidaktahuan Elektra akan kekuatannya sendiri dan terhipnotis akan rayuan Simon Hardiman, seorang Sarvara yang lihai dan jago menghipnotis perihal kebebasan dan pertemuan dengan kedua orang tuanya, namun ternyata malah nyaris menghancurkan Kandi gugusnya. Sampai disini, jika diantara kalian para pembaca ada yang belum membaca Supernova Episode Petir dan Partikel dan tidak mengerti akan sosok Ibu Sati dan Simon Hardiman, maka saya akan mengerti perihal ketidakpahaman tentang mereka.

Supernova Inteligensi Embun Pagi, di bagian berikutnya akan bercerita tentang pertemuan Alfa Sagala (Sang Gelombang) dengan Kell (Seorang Infiltran) di atas pesawat. Perihal pencariannya akan tato Tree of Life yang ada di tubuh Ishtar, sosok kekasih pujaannya yang bertemu di dalam mimpi buruknya yang ternyata mendorongnya untuk datang ke Indonesia, untuk mencari Bodhi sang pembikin tato. Mulai dari bagian ini, saya mulai cukup kesulitan untuk menuliskan dan menjelaskannya dengan kata-kata saya karena begitu rumitnya hubungan antar cerita yang satu dengan cerita yang lainnya. Cerita ini berlanjut pada bagian ketidakpercayaan Alfa Sagala atas sosok Kell yang tak sengaja bertemu di Pesawat. Ketidakpercayaan yang membuatnya bertanya “Apakah Kell seorang Sarvara atau bukan?” Dan entah kenapa, Kell mengerti apa yang ada di pikiran Alfa perihal kesangsiannya akan dirinya. Dia pun menyuruh Alfa untuk menelpon Norbu, Seorang Umbra kaki tangan Dr. Kalden di salah satu pojok tempat terpencil di Tibet. Untuk bagian cerita Alfa Sagala secara lengkap dan bagi kalian para pembaca yang tak mengerti dengan sosok Alfa Sagala sang Gelombang, alangkah baiknya jika kalian membaca lagi Supernova Episode Gelombang. Pada Supernova Episode Gelombang, telah diceritakan secara lengkap tentang kisah hidupnya yang tidak bisa tidur selama 11 tahun, perihal siapa Ronggur dan Togu Urat, apa itu Jaga Portibi.

Supernova Inteligensi Embun Pagi, selanjutnya akan bercerita tentang pertemuan antara Ferre, Dimas, Reuben, Toni, dan Gio. Pertemuan yang berkerucut pada pembahasan seputar siapa itu sosok Supernova sebenarnya. Re, yang ternyata sosok Peretas dengan Kode Ksatria. Sosok Toni alias Mpret yang ternyata seorang peretas juga, Kode Foniks. Awalnya, sempat saya kira jika Toni itu seorang Sarvara, ternyata dia seorang peretas juga, peretas yang diajak bekerja sama dengan Ferre untuk mengurusi perihal keamanan panel Supernova yang ada di dunia maya, serta Toni yang bekerja sama dengan Liong, gurunya Bodhi di Supernova Episode Akar. Secara tak sengaja, Toni mengaktifkan kode Foniks yang mana kemudian Supernova akan menyebarkan seluruh rahasia-rahasia tentang Sarvara, Infiltran, Umbra, dan Peretas secara virtual ke seluruh orang yang menjadi Pelanggan Newsletter-nya. Dan juga pembahasan tentang siapa yang ada dibalik sosok Supernova sebelumnya, seorang avatar virtual yang ternyata adalah Diva, seorang Peretas dengan Kode Bidadari Jatuh. Pada bagian ini kita dipaksa untuk kembali ke cerita pada buku sekuel awal Supernova Episode Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Dan bagi yang belum baca atau lupa dengan cerita di Supernova Episode Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, harap mulai membacanya kembali. Dari sini alur cerita mulai saling berlompatan, saling meloncat satu sama lain, menjadi semakin menarik untuk diikuti. Diikuti setiap alur ceritanya. Dan semakin penasaran, akan kemana semua cerita ini akan bermuara.


Supenova Inteligensi Embun Pagi, selanjutnya bercerita tentang Zarah (Peretas Kode Partikel), tentang pencarian dua belas tahun akan sosok Firas, ayahnya. Pertemuannya dengan Gio yang membawa pesan dari Paul Daly, dan pertemuan kembali dengan Simon Hardiman yang ternyata berani berkunjung ke Rumahnya di Bukit Luhur, Bogor. Pertemuan yang ternyata membawa malapetaka, dengan diculiknya Zarah oleh Togu Urat utusan Simon Hardiman yang ternyata seorang Sarvara. Untuk bagian ini, ternyata Zarah tertipu oleh kebaikan dan pertolongan Simon Hardiman semasa pencariannya di Inggris. Untuk sekedar mengingat kembali ke cerita Zarah sebelumnya, saya sarankan untuk membaca kembali Supernova Episode Partikel. Kecurigaan Gio atas sosok Simon Hardiman yang berlanjut pada penculikan Zarah yang berujung pada terbukanya kembali portal di atas Bukit Jambul, Bukit yang dicap angker oleh penduduk sekitarnya. Perihal transaksi pertukaran kepentingan, antara kepentingan terbukanya portal untuk dikonversi oleh Sarvara, dan kembalinya Firas, sosok ayahnya yang dicari Zarah selama 12 tahun. Zarah tidak tahu, padahal sosok Firas ayahnya telah lama mati dan menjadi tulang belulang di dalam gua tak jauh dari posisi Zarah yang tak sengaja ditemukan oleh Gio. Dan sosok Firas yang ada di dalam portal, bukan lagi sosok Firas sebagai ayahnya, melainkan sosok Sarvara anaknya Simon Hardiman yang berkode Bumi.
“Kejahatan yang paling mengerikan tidak akan muncul dengan api dan tanduk, tetapi jubah malaikat. Ia membius dengan kebajikan, mereka yang terbius akan rela mempertaruhkan nyawa untuk membela apa yang mereka kira kebajikan.” ~ S (Supernova), Halaman 459.
Supernova Inteligensi Embun Pagi, pada bagian berikutnya menceritakan pertemuan antara Alfa Sagala, Bodhi, Liong, Kell, Pak Kastunut (Seorang Infiltran, Tukang Foto, sahabatnya Firas Ayahnya Zarah). Pertemuan Bong yang bernama asli Candra, yang ternyata peretas berkode Bulan dengan Diva sang Supernova. Perihal sadarnya Elektra akan kemampuannya dan kesalahannya ketika dia nyaris menghancurkan kandi gugusnya, serta pertemuannya kembali dengan Toni alias Mpret, Sang Foniks. Pada bagian ini, saya merasa bahwa sekiranya pembahasan yang saya tuliskan terasa kurang mudah dipahami dengan kata-kata yang saya kira itu sederhana saja. Saya sarankan untuk langsung membaca buku Supernova Inteligensi Embun Pagi.


Supernova Inteligensi Embun Pagi, bagian selanjutnya akan menceritkan tentang kedatangan Ishtar yang kemudian akan membuat kacau keseimbangan kekuatan antara Infiltran dan Sarvara, membuatnya lebih condong membuat para Sarvara jauh lebih kuat daripada para Infiltran. Kembalinya Elektran dan persatuannya dengan Toni, Sang Foniks telah memberi kesempatan tentang Portal cadangan. Portal yang nantinya menjadi akhir dari segala perjuangan dan pencarian. Kelima gugus masing-masing Akar, Petir, Kabut, Partikel, dan Gelombang saling berkumpul di salah satu di pedalaman hutan Bukit Luhur dan melakukan sinkronisasi untuk mencari portal cadangan, yang ternyata lokasinya di Bukit Dolok Simaung-maung, di Sianjur Mula-mula, Sumatra Utara, kampung halamannya Thomas Alfa Edison Sagala, Sang Gelombang. Dan ternyata tidak hanya mereka saja yang tahu akan lokasi portal tersebut, namun para Sarvara pun tahu, khususnya Ishtar, Simon Hardiman, Bu Sati, dan Togu Urat.

Di Puncah Dolok Simaung-maung inilah pertempuran terakhir akan terjadi. Pertempuran terakhir dan memperebutkan portal. Di bagian ini diceritakan perihal hubungan Ishtar dengan Alfa Sagala yang ternyata sepasang kekasih yang berasa dari sisi yang saling berbeda. Ishtar seorang Sarvara, Alfa seorang Peretas, Harbinger entah betul atau tidak. Ternyata Alfa Sagala inilah yang menjadi bagian paling penting dari gugus utama, yang oleh Ishtar disebutnya sebagai Alfa Omega. Alfa Omega inilah yang diincar oleh Ishtar untuk dikonversi menjadi seorang Sarvara. Namun, pada saat-saat terakhir dengan bantuan Elektra, Bodhi, Gio, dan Zarah yang saling bersinkronisasi, Toni berhasil masuk ke dalam Antarabhava untuk menolong Alfa. Ternyata pertemuan itu menghasilkan sebuah rencana terakhir dari Sang Gelombang.
You’re just have to trust your heart. Your process. There’s no other way to do it.” ~ Kell, halaman 420.
Bagaimana Rencana Terakhir dari Sang Gelombang?
Untuk lengkapnya, silahkan baca saja Supernova Inteligensi Embun Pagi. Saya tak punya kuasa untuk menuliskannya, bukannya tak mampu atau tak mau, tapi biarkanlah semuanya tetap begitu. Rencana terakhir sang gelombang biarlah tetap jadi sebuah gelombang, gelombang rasa penasaran yang kemudian berkembang dalam benak pikiran kalian, menjadikannya rasa penasaran kalian akan selanjutnya sebagai seorang pemenang. Bahwa dasarnya kita semua adalah seorang pemenang dari setiap pemenang.



Supernova Inteligensi Embun Pagi, menurut saya adalah sebuah klimaks dari segala klimaks yang ternyata belum klimaks seutuhnya. Sebuah cerita yang saya kira sudah sampai batas akhirnya, meskipun pada akhirnya saya salah mengira. Ternyata masih ada sisa cerita yang belum tercerita. Pada bagian ini entah kenapa saya ingin tertawa, tertawa karena tidak menyangka, tidak menyangka kenapa saya harus tertawa? Pada akhirnya, semua kembali kepada tanda tanya, bagaimana akhir dari semua ceritanya? Ah entahlah, jangan tanya saya. Sekiranya kata-kata yang saya punya pun tak akan pernah cukup untuk menceritakan semuanya pada kalian semua, wahai para pembaca. Kalau kalian penasaran dengan apa Rencana Terakhir Gelombang dan bagaimana ending dari cerita di seri Supernova Inteligensi Embun Pagi, langsung beli saja bukunya, Dan koleksi semua serial Supernova dari serial yang pertama.

Sekiranya kata-kata yang saya punya akan menjadi tak berguna jika saya harus dipaksa untuk menjabarkan rencana terakhir Sang Gelombang. Perihal bahasa yang saya punya sekiranya akan menjadi biasa saja, perihal apa yang saya baca sekiranya akan membuat menjadi tak berguna. Sudah selayaknya klimaks yang utama diletakkan di belakang saja, kalau bisa dijadikan sebuah rahasia. Sampai pada akhirnya sebuah rasa penasaran akan menjadikannya sosok yang mau belajar, belajar menikmati setiap kata yang ada, lewat membaca semua proses akan terlihat lengkap dan perlahan akan menghangat di balik setiap benak dan logika kita. Pada akhirnya, dengan membaca Supernova Inteligensi Embun Pagi, saya pun merasa tenang sekaligus senang, ternyata dari segala cerita yang ada, pada akhirnya saya tahu semua akan bermuara kemana. Dan, di buku inilah muara yang itu ada dan menjelaskan semuanya.
"Seseorang pernah memberi tahuku, di level yang tidak terganggu gugat, the inviolate level, segala sesuatunya tepat waktu." ~ Dimas, halaman 687.
Terima kasih atas waktunya membaca tulisan review pertama saya. Sekiranya jika ada salah-salah kata atau arti kata yang keliru dari arti yang sebenarnya saya minta minta maaf sebesar-besarnya. Perihal rencana terakhir yang saya sembunyikan di balik kabut kata-kata, sejujurnya saya tak punya maksud atau arti tujuannya tertentu. Itu semua diluar kehendak saya, dan semua yang saya tulis merupakan hasil dari proses pemahaman dan logika saya ketika membaca buku Supernova Inteligensi Embun Pagi selama tiga hari dua malam. 

Terima kasih dan Selamat membaca.

Sastra Ananta, Purwokerto, 27 Maret 2016.

30 comments:

  1. wah mas fandy ini koleksi bukunya banyak sekali *salah fokus* mau minjeeem hihi. oh omong-omong tentang resensi, saya jadi penasaran. harus ngumpulin uang dulu nih buat beli novel ini hiiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. halooo kak petrichor X)
      hehe alhamdulillah punya banyak nih koleksinya, ya sini main ke rumah kalo mau pinjem :))

      Delete
  2. Well habis baca ini makin penasaran Dan pengen baca sendiri karena tulisan ini mengandung spoiler akut hahaha.. :D

    Ditunggu review novel lainnya Fan!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Santai dulu boskuuuu, aku baca inteligensi embun pagi saja butuh perjuangan 2 hari baca terus-terusan haha

      kalo soal review buku lagi, kayaknya sih ada lagi besok besok (kalo sempet) X)

      Delete
  3. Well, Gelombang ini kalau tidak salah buku terakhir ya? *dari seri-seri sebelumnya. Waktu itu Dewi Dee-nya yang ngomong. Tapi saya belum baca, entah suka apa tidak sama jalan ceritanya. Dilihat dari reviewnya si lumayan bacaan berat ya. Dan saya selalu mengindari ini. Hahaha *ops

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha bukan mbak yul, gelombang itu baru sekuel kelima. Dan yang terakhir ya ini Supernova Inteligensia Embun pagi yang harganya saja satu buku 118 ribu di gramedia. Mahal :')

      Delete
  4. Gue bener-bener kagak ngerti itu, Fan. Lu dari tadi sebutin semua tokohnya. Gue belum baca dari KPBJ. :(

    Eh, tapi emang ceritain begini nggak apa-apa, ya? Gue masih bingung sama cara mengulas buku. Lengkap banget sumpah, kayak spoiler. Ahaha. Bagusnya lu nggak ngasih tau itu si Gelombang mau ngapain. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHA kalo belum baca buku supernova dari jilid pertama, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang merugi yog haha sekuel supernova itu bagus banget yog bukunya, isinya, perpaduan diksinya, pokoknya rasanya kalo sudah baca satu sekuel saja rasanya mau nambah baca lagi, lagi dan lagi...

      hahab terima kasih, btw ini pengalaman pertama saya review buku yog hahaha
      Kalo menurut saya sih, kalo mau review itu ya review aja berdasarkan apa yang ada dibuku dan apa yang kamu baca dan kamu pahami akan isi buku itu. Kalo aku sih kayak gitu :)))

      haha ya iyalah biar makin penasaran :D

      Delete
  5. Aaaa
    gila si ini buku. gila banget.
    Baca ini rasanya penasaran campur takut. takut supernova abis. :3
    pokoknya da es. walaupun lebih tebel dari kamus tapi rasanya baca ini cepet bangeet. terlalu keren.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah habis dib, inikan buku supernova sekuel yang terakhir hahaha
      Emang membaca supernova itu bikin ketagihan :D

      Delete
  6. Sayangnya aku tak baca buku ini. Review orang-orang aja begitu rumit apalagi cerita di dalam buku setebal itu, ya? Haha. *sini mah anaknya pemalas, lebih senang buku yang sederhana namun dalem. :p #diguyur

    Btw reviewmu panjang banget. Seneng baca review niat begini dibanding yang sepotong-seporong sok enggak mau spoiler tapi pesannya jadi enggak sampai. :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha kalo aku sih jelas tahu apa buku kesukaanmu mbak, ya suka baca buku bukunya Sapardi Djoko Darmono kan ya ? :D Aku malah belum baca buku2nya beliau :')

      iya ini mbak, mumpung masih hangat di kepala jadi ya sekalia aku review yang agak panjangan biar jelas namun tidak spoiler, ini aja takut dikira spoiler :D

      Terima kasih :))

      Delete
  7. Sayangnya aku tak baca buku ini. Review orang-orang aja begitu rumit apalagi cerita di dalam buku setebal itu, ya? Haha. *sini mah anaknya pemalas, lebih senang buku yang sederhana namun dalem. :p #diguyur

    Btw reviewmu panjang banget. Seneng baca review niat begini dibanding yang sepotong-seporong sok enggak mau spoiler tapi pesannya jadi enggak sampai. :)))

    ReplyDelete
  8. Gak punya satupun buku supernova :( mungkin harus punya, dibaca satu persatu bukunya. (walau entah kapan) hahaha.

    Btw masa aku ngeh nya nama kamu Sastra Ananta, pas mampir sini baru ngeh namanya Fandhy -___- yauda maapin, salam kenal~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha saya sarankan untuk segera membelinya, ya minimal nyari e-booknya sekarang pun udah banyak X)

      Sastra Ananta itu semacam nama pena sya hehe iya salam kenal :))))

      Delete
  9. Aku masih patah hati setiap ingat baca buku ini :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. patah hati gegara mahalnya harga bukunya kak evi? :D

      Delete
  10. wew udah baca ini. ini beneran seri terakhir atau ceritanya ngegantung ya :|

    ReplyDelete
  11. aakk kuingin tau siapa Infiltran, Peretas, Umbra dan Sarvara.... tapi duit belum ada buaatt mengadopsi si bungsu...

    ReplyDelete
  12. Duhh ngiler deh sama buku ini. Ngiler juga sih sama harganya hehe
    Dee yang fenomenal, setiap serinya keluar pengen beli, tapi akhirnya ketunda mulu, gak kerasa udah seri eakhir
    Jadinya gak ngukutin perkembangannya deh hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahah beli aja lah ya, nyari yg bekasan aja bukunya jadi lebih murah :D

      Delete
  13. Mencoba untuk memahami, namun usahaku sia-sia. Aku gak ngertiiii ini ceritanya tentang apaaann! :'D kyaknya sih kudu baca synopsis dri sekuel prtama dulu dehh...
    Ini genrenya fantasy gtu kan?
    Nanti klo ke gramed liat lagi ah, kalo emg keren, baru beli :D Hehee.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha langsung beli aja lu koleksinya, borong borong ke gramedia...

      iya itu genre fantasi ilmiah, namun baguuusss

      Delete
  14. Salam kenal mas Fandy
    Mo minta tolong nih (maap2 isi komen langsung minta tolong *Sungkem*)
    Buku yg saya beli ternyata ada halaman yg ilang cuma 2 lembar sih tapi penasaran aja jadinya, tolong minta fotoin dong hal 659,660 sama 677,678.
    attach ke email aja di hand24guns[at]gmail
    Makasih ya

    ReplyDelete
  15. Luca dan Amaru adalh dua orang infiltran yg berbeda. Luca pernah bertemu Bodhi waktu sama² jadi pemetik di lahan ganja golden triangle, (ingat yg memimpin ritual menghisap ganja). Oh ya dan mnurut saya yg bertemu dengan Bong alias Candra peretas berkode Bulan itu bukan Diva tapi Ishtar.

    ReplyDelete