Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Monday, June 19, 2017

Alangkah Lucunya

Lembar kosong, hanya lembar kosong yang masih terpampang di depannya. Setelah sekian lama duduk sendirian, disini, di pojokan Kafe Lagundi. Secangkir kopi hitam nampak di depannya, dingin, dan tak tersentuh. Seperti halnya gadget di sakunya yang terus bergetar sedari tadi, tanpa sempat dia angkat, apalagi dia jawab. Terpampang di layarnya, sebuah nama, nama seorang wanita yang lambat laun perlahan menjadi sebuah cerita lama yang terulang lagi dan lagi, di benaknya. Seperti hantu yang terus menghantuinya, meskipun dia sudah mengikhlaskannya pergi, kini dia muncul lagi, disini, di tempat yang sama, empat tahun lalu, dan kini dia menunggunya kembali.

Waktu perlahan terus berputar, seperti halnya kepingan kenangan yang terus berputar di kepalanya, seperti sebuah proyektor yang menampilkan kilasan-kilasan akan masa lalu, yang sesungguhnya enggan untuk mengingatnya, namun juga senang untuk menontonnya berulang kali. Adalah sebuah alasan, tatkala dia memutuskan untuk enyah dari kota yang sama dengan dirinya. Empat tahun, bukanlah waktu yang sebentar, namun juga bukan waktu yang lama, untuk sekedar mengeringkan sisa luka yang menjaram dalam dada. Tanpa terobati, hanya bisa tertutupi, tertutupi oleh beberapa wanita yang datang silih berganti, singgah sejenak untuk mengisi hati. Lalu pergi tanpa permisi.

Read More

Monday, June 5, 2017

Cerita Sedih di Hari Minggu

Saya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, perihal sorak surai yang mendadak muram, perihal pengulangan yang terjadi untuk ketiga kali, entah apa yang terjadi, saya selalu menjadi orang terakhir yang terdiam tak percaya, dengan segala yang terjadi. Untuk ketiga kalinya, saya kembali menerima medali perak, entah mengapa saya merasa aneh. Aneh yang membingungkan. Bingung perihal ketidakberuntungan yang selalu memayungi, kalah untuk ketiga kali di laga puncak. Jujur saja, semua itu membuat saya tidak mengerti.

Perihal malam yang tak sesuai dengan harapan, harapan bahwa sekiranya keping terakhir akan saya dapatkan tadi malam. Namun nyatanya yang saya dapatkan hanyalah keping-keping hati yang berserakan. Seperti halnya derai air mata yang tercucur dari mata mereka, namun anehnya hal itu tidak terjadi pada saya. Apakah saya sudah mati rasa? Ataukah saya sudah kehilangan rasa percaya? Entahlah.

Read More