Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Monday, December 9, 2019

Cerita Bima Sakti


(Sastra Ananta)
Duduk di samping jendela, melihat mereka bermain bebas. Menari kesana kemari, di bawah guyuran hujan, berlari riang, bermain air, tak peduli baju celana basah semuanya, tak peduli betapa repotnya nanti si bapak akan mencuci pakaiannya. Mereka kembar bersaudara. Semuanya bergembira, begitu juga aku yang melihat mereka dari balik kaca jendela.

Tidak jauh dari tempat dudukku, terlihat bapaknya yang mengawasi mereka dari balik jendela. Dia tersenyum saja melihat tingkah kedua anak kembarnya. Kembar bersaudara, Ardea Auriga dan Ardella Auriga, terlahir dengan jeda lima menit dengan Ardea sebagai yang pertama melihat dunia, begitu kata bapaknya. Sesekali dia melirik ke arah tempat dudukku, sembari geleng-geleng kepala dengan senyum di wajahnya, seolah meminta maaf kepadaku sekaligus mengharap pemakluman atas tingkah anak kembarnya. Dan, aku hanya tersenyum saja. Memakluminya.

Read More