Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Saturday, April 30, 2022

Kapan Kapan Saja

Setiap hari raya, banyak pertanyaan yang bisa ditanyakan, tapi mengapa seluruh pertanyaan harus berpusat pada pertanyaan yang dimulai dengan “Kapan?”.

Jawabnya kapan kapan saja, oke?


Tidak ada yang mengetahuinya sejak kapan semua ini berawal. Setidaknya sampai pertanyaan kapan mulai ditanyakan kapan. Pusing? Iya, sama. 


Kapan mulai menjadi sebuah pertanyaan yang tampak seperti basa basi saja, tapi semakin lama, pertanyaan seputar kapan menjadi menyebalkan. Dan, membuat kembali mempertanyakan sekiranya hal ini kapan akan berakhir


Yah sial, mulai bertanya kapan lagi.


Jodoh, karir, dan pendidikan, menjadi tiga pertanyaan favorit yang dilemparkan orang-orang ketika hari raya. Entah kepada kerabat, sanak saudara, teman lama, atau keluarga. Segalanya berpusat pada kapan, kapan, dan kapan. Can you stop it?! Please. 


Oh, shut up!


Kapan Nikah?

Menjadi pertanyaan favorit yang ditanyakan kepada mereka yang merayakan hari raya sendirian saja. Baik yang memiliki kekasih, maupun yang belum memiliki kekasih; Sepakat, bahwa alangkah baiknya pertanyaan ini dilenyapkan saja dari muka bumi, karena begitu menyebalkan. Sayangnya, pertanyaan ini bagaikan kecoak yang susah sekali dibasmi.


Pertanyaan “Kapan Nikah?” seringkali menjadi alasan banyak anak muda untuk tidak menampakkan batang hidungnya ketika acara keluarga, terkhusus di hari raya. Diakui atau tidak, banyak orang yang tidak sadar bahwa basa basi dengan pertanyaan seperti ini sungguh sudah sangat basi.


Kapan Kerja?

Kerja dimana? Sama siapa? Semalam berbuat apa?

Satu lagi pertanyaan yang jika ditanyakan kepada orang yang tidak memiliki pekerjaan akan berang dan kesal. Namun hasil akan berbalik, apabila ditanyakan kepada pegawai di salah satu lembaga. 


Kapan Kerja? Nanti menunggu perintah dari bapak.


Dan, jika tidak ada perintah dari bapak, ya sudah, tidak kerja, kecuali menyelesaikan pekerjaan yang tertunda; semisal menamatkan game Zuma.


Kapan Lulus?

Bagi para semester tua, kalimat itu menjadi pertanyaan yang jauh lebih mengerikan daripada pertanyaan soal asmara. 

Banyak yang terjebak dalam pusara revisi, yang tidak ada habisnya, datangnya pertanyaan kapan Lulus hanya seperti menyiramkan bensin ke kobaran api. Tidak ada gunanya, selain menambah hanya menambah marah, dan umpatan sumpah serapah yang teredam oleh semangat Lulus yang kembali patah.


Beli tiga bonus satu, seperti promo baju lebaran saja.


Jadi, Kapan (Istri (Kamu)) Hamil?


.......................


Dan, begitulah awal terjadinya perang dunia ketiga.


........................................


Oh iya, sebelum Perang Dunia Ketiga dimulai, izinkan saya untuk mengucapkan:


Selamat Hari Raya Idulfitri,

Mohon Maaf Lahir dan Batin.


Selamat Bersenang-senang!


23 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Memang pertanyaan yg dimulai dengan 'kapan' ini seringkali menyebalkan, hehe.. Sepertinya ini pertanyaan purba yang mencerminkan hati purba para penanyanya.. kurang piknik mereka..haha..

    ReplyDelete
  3. Ya memang menyebalin sih mas, pertanyaan-pertanyaan kapan itu. Apalagi kalau ditanyakan berulang-ulang oleh setiap orang yang kita temui. Ya take it easy aja lah, ga perlu dibikin stres sendiri 😊

    ReplyDelete
  4. Memang pertanyaan 'Kapan?' ini terkadang berakhir menyebalkan. Tapi karena sudah terbiasa setiap tahun, kadang cuma disenyumi saja. Soalnya bisa jadi pertanyaan tersebut hadir karena bingung memulai obrolan. Apalagi untuk keluarga yang bertemu hanya setahun sekali (saat lebaran saja). Karena insya allah kalau yang intens menjalin komunikasi, kerabat nggak ada yang bertanya seperti itu.

    ReplyDelete
  5. hahaha kok benerr, emang males kalau belum ngobrol panjang lebar, terussss dapet pertanyaaan "ehh kapan..." waduhhh
    jujurly, kemarin ini pas ada om ku ke rumah, aku ndekem aja di kamar hahaha, soalnya males dapet pertanyaan "kapan", jadi dua kali om ku ke rumah baru tadi aku salaman wekekekek

    ReplyDelete
  6. Kadang pertanyaan ini dimulai untuk sekedar basa basi dengan orang tapi beneran jadi basi. Ngga semua nyaman dengan pertanyaan ini. Kalau aku pribadi yang jawabannya template juga, ngga usah terlalu memikirkan orang lain deh, karena kita ngga hidup buat memuaskan orang lain hehehe

    ReplyDelete
  7. Aku pribadi dibawa santai aja, toh basa basi yang tiap tahun begitu. Jadi kadang udah B aja dengan pertanyaannya, malah tahun ini gak ditanya. Sad. Wkwkwkw

    ReplyDelete
  8. mohon maaf lahir dan batin ya kak :D

    ReplyDelete
  9. Aku udah lama gak bener2 menikmati lebaran jd udah lupa jg kapan ditanya kapan :D
    Jarang mudik saat lebaran soalnya, mudiknya pas hari biasa.
    Aku pribadi kalau ditanya kapan, kyknya dulu yaaa santuy aja gitu, entahlah lupa, tapi kyknya yang aku ingat pas lebaran ma keluarga dulu tu cuma makan dan makan wkwk

    ReplyDelete
  10. Hehe iya ya, kadang kesel banget ada orang orang yang nanya kehidupan pribadi
    Baiknya disikapi dengan santai dan dijawab kapan kapan saja ya mas
    Biar kita nggak ikutan senewen

    ReplyDelete
  11. Aku kadang mencoba menempatkan diri sebagai si penanya, kenapa menanyakan "kapan" Dan biasanya aku melakukan itu hanya karena aku gak tau mau ngobrol apalagi karena gak terlalu akrab. Padahal aslinya gak kepo2 amat kok dengan menanyakan kapan. Tp kalau berada di posisi yg ditanya, akupun sering, jadi karena pernah di posisi keduanya biasanya aku memilih jawaban sok bijak aja, wkwkwk

    ReplyDelete
  12. Saya sudah lama nggak ditanyain "kapan".
    Soalnya, saya sudah bertahun-tahun nggak pernah menghadiri pertemuan keluarga besar.

    Yang biasa nanyain "kapan" itu orang yang nggak tahu cara memulai percakapan. Dan saya malah nggak ngerti kenapa mereka harus repot-repot memulai percakapan. Tidak bisakah orang-orang ini datang dan makan saja? Bukankah sudah ada banyak makanan di meja? Kan kasihan nyonya rumahnya sudah repot-repot masak dan menyuguhi makanan, tapi masing-masing tamunya hanya sibuk menanyakan "kapan" kepada orang sebelahnya..?

    ReplyDelete
  13. Taqaballahu minna wa minkum.
    Semoga diberikan kemudahan dan kelancaran untuk menjawab pertanyaan "kapan" ini.

    Berat pasti yaa..
    Kalau gak inget keluarga aja..pasti jawabnya uda pake "sambel" hehhee..pedeess maksudnya.
    Tapi tetap harus dihadapi, karena setiap jawaban dan perkataan adalah doa.

    ReplyDelete
  14. Lebaran tahun ini cuma ditanya "Kapan Lahiran" karena memang sudah terlihat besar bentuk perut haha.
    Untungnya suami jawab dengan kalimat pamungkas dan senyum mempesona sehingga tidak ada lagi pertanyaan selanjutnya selain "Sekarang tinggal di Surabaya jalan apa?"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah,
      Kak Amma lancar-lancar untuk lahirannya yaa..

      Memang pertanyaan kapan ini meresahkan sekali kalau tidak disikapi dengan jawaban yang bijak.

      Delete
  15. Ya iya bener, kapan menjadi momok ya akhirnya. Mungkin niatnya membangun kedekatan namun akhirnya berakhir menyebalkan untuk kita yang mungkin belum memiliki jawaban memuaskan merrka.

    Aku termasuk tim yang cukup bersyukur karena idul fitri keluarga besarku tak begitu merayakan hanya pas lebaran kurban.

    Rerata yang ditanyanya sih kerjaan. Dan ya begitulah.. orientasi gaji dengan pendidikan tinggi menjadi sorotan.

    Padahal kerja kan keputusan pribadi ya haha

    Ya kalau sudah begitu biadanya aku nanya balik hehhehe

    By the way selamat hari raya idul fitri juga Mas.

    ReplyDelete
  16. Pertanyaan kapan kapan ini memang sebuah basa basi yang tidak menyenangkan ya mas. Membaca tulisan ini juga sepetti ikut merasakan jaman dulu ketika ditanyakan demikian. Hal ini jadi pelajaran buatku agar tidak berkata demikian dna mencari topik yang lebih emnarik utk dijadikan bahan perbincangan

    ReplyDelete
  17. Waduh saya sudah merasakan tuh pertanyaan-pertanyaan yang diawali dengan kapan-kapan itu hha, tapi tetap saya jawab sih.. Walaupun beberapa sudah saya dapatkan, hanya saja kapan nikah belum bisa dijawab hha karena memang belum ada pasangan dan jodohnya..

    ReplyDelete
  18. Mohon maap lahir batin juga ya Kak. Kapan-kapan justru bikin jadi konten ya kak hahahha.

    ReplyDelete
  19. Seingatku dulu waktu masih lajang, aku santai aja kalau ditanya kapan nikah. Meski aku gak pernah punya pacar. Senyumin aja. Hehe.
    Tapi emang menyakitkan ya kalau yg tanya tuh nanya terus, dibahas terus. Yang denger aja pengen ngasih sambel ke mulutnya, hahaha.

    Btw meski telat aku mau ngucapin, selamat Idulfitri yaa.. taqabbalallahu minna wa minkum 😊🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya dulu waktu lajang juga sering dapat pertanyaan " kapan nih merit ? kalau ga ada pacar sini dijodohin." eh udah merit " belom hamil juga ya ? " udah punya anak " kapan nambah adeknya " hahahaha diasyikin ajalah ya

      Delete
  20. Minal 'aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin juga yaa..
    kebanyakan kata "Kapan" itu dijadikan sekedar kata basa basi buat cari topik perbincangan yaa. Apalagi kalau saudara atau kerabat jauh pasti deh pertanyaan pertama itu "kapan". Hadehh jadi kayak membosankan gituobrolannya karna setiap lebaran pasti yang ditanya itu-itu aja

    ReplyDelete