Ada bulan ada bintang, ada siang pasti ada malam. Begitu pula dengan skripsi, ada Outline pasti ada juga Proposal. Yak proposal penelitian, proposal yang isinya rencana-rencana untuk menguasai dunia penelitian untuk mencari data buat skripsi. Untuk para mahasiswa angkatan tua, macam saya. Proposal adalah teman tidur sekaligus teman curhat dari berbagai masalah percintaan, perkuliahan, sampai masalah selingkuhan. Ya elah! Tapi begitulah adanya. Proposal, i love you! :')
Sudah hampir 4 bulan terakhir ini proposal dengan setia menemani hari-hari saya. Ibarat kata pepatah "Tiada Pacar, proposal pun jadi" Ngaco banget! Harus saya akui Proposalku ini jauh lebih setia dibanding mantanku yang kemarin. Proposal menemaniku dimana pun dan kapan pun, di kala sakit dia selalu menyemangatiku untuk sembuh, dan memberi saya semangat. Ah kamu memang baik. :')
Oke, kembali ke topik. Proposal penelitian itu adalah semacam perumusan bagaimana nantinya kita (Para Skripsi-mania) akan mencari data di lapangan. Lapangan bola van? Bukan! Maksudnya lapangan, iya lapangan! Observasi, buat nyari data-data buat skripsi.
Sulitkah bikin Proposal? Ya, sulit. Dan sangat sulit, kalo menurut para adik-adik angkatan yang baru pertama kali berjumpa dengan proposal. Tapi menurutku sih bikin proposal itu gampang gampang sulit, being hard to be easy. Akan terasa sangat gampang kalo udah ketemu feel-nya sama udah yakin dengan tema skripsi yang akan kita ambil. Dan akan terasa sangat sulit ketika penyakit males mulai melanda. Ah masalah klasik.
Langsung saja, proposal penelitian memiliki berbagai macam bagian-bagian penting yang tak boleh dilewatkan apalagi dilupakan. Ini penting untuk diingat, terkadang banyak yang merasa desperate kalo disuruh bikin proposal. Ibarat kalah sebelum berperang, belum juga mencoba bikin udah menyerah duluan. Tapi begitulah adanya, manusiawi . Saya juga dulu awalnya sempat jiper pas disuruh bikin proposal, tapi sekarang berkat doa orang tua dan kaum dhuafa saya sudah lumayan mahir membuat proposal penelitian.
Proposal penelitian memiliki beberapa sistematika yang berurutan dan bersifat sistematis. Tak boleh dilewat ataupun tak boleh diloncat. Harus urut dari A sampai Z. Dan berikut adalah bagian-bagian proposalnya :
1. Judul Penelitian.
Berisi judul skripsi yang nantinya akan kita ambil. Judul itu penting, karena keunikan suatu judul akan menjadikan skripsi kita memiliki ciri khas yang berbeda dengan karya skripsi orang lain. Biasanya sih yang menjadi tolak ukur judul adalah apa keunikannya, urgensi, dll
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup sering disebut pula tema. Tema yang ada dalam outline kita. Biasanya sih dalam ruang lingkup ini merupakan Tema Umum dalam outline.
3. Latar Belakang
Latar belakang berisi latar belakang dari masalah-masalah terkait yang mendasari kita untuk mengambil judul dan tema skripsi. Biasanya dalam latar belakang berisi implementasi antara teori dengan kenyataan di lapangan dan terkait dengan masalah yang nantinya akan kita bahas dalam skripsi. Dalam membuat latar belakang alangkah baiknya kalau kita memakai cara penulisan deduktif. Cara penulisan deduktif yang mana dalam penulisannya mengalir secara runtut dan urut dari tema umum sampai tema khusus, mengalir dari pembahasan luas sampai ke pembahasan yang terfokus pada pembahasan inti. Biasanya dalam latar belakang diselipi dengan berbagai data-data pendukung.
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah berisi perumusan masalah yang nantinya akan kita cari dan kita bahas untuk menyelesaikan masalah seperti yang ada di judul. Perumusan masalah dibuat biasanya berdasarkan uraian latar belakang.
5. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dibuat berdasarkan perumusan masalah, yang nantinya dengan dibuatnya pembatasan masalah akan memudahkan si peneliti dalam membatasi ruang lingkup pembahasan sehingga akan terfokus dan tak menjalar kemana-mana.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisikan tujuan-tujuan mulia. Tujuan mulia yang didasari dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah. Intinya penelitian ini dibuat untuk apa?
7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritisnya dengan adanya penelitian dengan tema tertentu dalam bidang kajian tertentu diharapkan mampu memberi kontribusi dalam perkembangan bidang kajian tema skripsi yang diambil. Sedangkan, Manfaat Praktisnya adalah dengan diadakannya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, kontribusi, dan memberian pemahaman kepada masyarakat secara umum mengenai tema penelitian.
8. Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Pustaka berisikan konsep-konsep sebagai teori pendukung atas tema skripsi yang akan diambil. Biasanya tinjauan pustaka berisikan data-data yang diambil dari buku-buku, dari pendapat para ahli, dan dari berbagai sumber yang ada. Dalam tinjauan pustaka berisi landasar teori dan kerangka pemikiran. Sedangkan penelitian terdahulu difungsikan sebagai pembanding.
9. Metodologi Penelitian
Dalam metodologi penelitian berisikan perspektif penelitian yang melandasi penelitian tersebut. Selain itu, dalam bagian metodologi penelitian ini terdapat pengguanan paradigma yang nantinya akan mempengaruhi dalam gaya penulisan skripsi kita. Biasanya sih dalam skripsi, rata-rata mahasiswa memakai paradigma non-positivisme, khususnya konstruktivisme. Yang mana paradigma konstruktivisme merupakan paradigma yang memandang suatu fenomena dalam bentuk konstruksi mental yang berlipat serta pengalaman menjadi dasar dan lokal spesifik yang sangat tergantung dengan informan.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian berisikan metode yang nantinya akan kita pakai dalam penelitian. Biasanya sih metode-metode yang sering dipakai dalam penelitian adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Namun, mayoritas rata-rata mahasiswa angkatan tua seperti saya lebih memilih Donita metode penelitian kualitatif sebagai metode penelitiannya.
B. Pendekatan Penelitian
Kamu kira cuma gebetan doang yang pake cara pendekatan, penelitian juga pake pendekatan. Pendekatan penelitian itu ada banyak, namun terkadang yang umum itu ada tiga, yakni pendekatan Studi Kasus, Semiotika, Hermeneutika. Dalam kenyataannya pendekatan studi kasus jauh lebih banyak dipake dibanding cara pendekatan-pendekatan yang lainnya. Katanya sih, pendekatan studi kasus itu lebih enteng dibanding pendekatan yang lainnya.
C. Fokus Penelitian
Berisikan fokus penelitian berdasarkan aspek dan sub-aspek kajian penelitian. Biasanya fokus penelitian ini sebagai upaya untuk membatasi studi dan berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-ekslusi suatu informasi yang diperoleh di lapangan.
D. Lokasi Penelitian
E. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian maksudnya adalah sasaran yang digunakan dalam penelitian ini itu siapa saja.
F. Teknik Pemilihan Informan
Dalam hal ini, teknik pemilihan informan untuk memilih informan yang nantinya akan dijadikan narasumber dan sumber informasi mengenai informasi-informasi yang digunakan dalam penelitian.
G. Jenis dan Sumber Data
Berisikan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan. Sedangkan, data sekunder berisikann data-data yang diperoleh secara tidak langsung melalui buku, sumber-sumber data yang lainnya yang berhubungan dengan tema skripsi.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data: Observasi, Wawancara Mendalam, Studi Dokumentasi, Studi Pustaka.
J. Teknik Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh
dari hasil observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga dengan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
K. Keabsahan Data atau Validasi Data
Validasi
data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data.
Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar mendukung sesuai
dengan karakteristik permasalahan ataupun tujuan penelitian. Validasi atau
pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan berpedoman pada hasil refleksi atas
aktivitas dan pengamatan.
L. Jadwal Penelitian atau Waktu Penelitian
10. Daftar Pustaka
11. Lampiran (Pedoman Wawancara)
Untuk lebih lengkapnya kalian bisa melihat contoh Proposal Penelitian dibawah ini :
1. Judul
Penelitian : Strategi
Kampanye Politik Pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur di DKI Jakarta Tahun 2012
2.
Ruang
Lingkup : Marketing
Politik
3.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia saat ini adalah merupakan
negara yang sudah menganut sistem demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi pada suatu negara. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme
sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut.[1]
Didalam prakteknya kedaulatan rakyat disini adalah pemerintah legislatif maupun
eksekutif yang di pilih secara langsung oleh rakyat atau wakil-wakil rakyat di
lembaga perwakilan atau parlemen. Agar para wakil rakyat tersebut dapat
bertindak atas nama rakyat, maka wakil-wakil rakyat harus ditentukan sendiri
oleh rakyat. Pemilihan yang dilakukan saat ini adalah menggunakan sistem pemilu
(Pemilihan Umum).
Pemilihan
umum adalah sarana demokrasi yang telah digunakan diberbagai negara termasuk
Negara Indonesia, yang notabene memiliki masyarakat yang beragam dan
berbeda-beda. Suara dan partisipasi masyarakat adalah prioritas utama yang
dibutuhkan dalam pemilu. Hal ini karena dalam negara demokrasi, setiap warga
negara berhak untuk ikut dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
politik. Pemilihan Umum yang ada di Indonesia bukan saja hanya Pemilihan Umum
untuk memilih presiden dan wakil presiden saja. Namun, Pemilu juga dapat untuk
memilih gubernur dan wakil gubernur.
Ketika
menjelang hari-hari pemilihan, pasangan calon yang mencalonkan diri akan melakukan kampanye. Sejak dulu sampai
sekarang, kampanye politik merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para
aktor-aktor politik menjelang pemilihan umum dalam meraih dukungan suara saat
pemilihan umum. Penemuan-penemuan baru tentang alat komunikasi secara langsung
ikut membantu dan mempermudah para aktor politik untuk meraih simpati
masyarakat dan meraih dukungan menjelang pemilihan umum. Berbagai cara
dilakukan oleh para pasangan kandidat dalam pemilu demi meraih simpati dan
dukungan dari masyarakat. Baik dengan melalui kampanye politik melalui media
cetak, media elektronik, sampai media internet yang sedang berkembang pesat
saat ini.
Kampanye
pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau
kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu
efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye
sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk
menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu[2].
Sedangkan Kampanye politik adalah penciptaan, penciptaan
ulang, dan pengalihan lambang signifikan secara sinambung melalui komunikasi.
Kampanye menggabungkan partisipasi aktif yang melakukan kampanye dan pemberian
suara. Kampanye politik adalah
sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan
keputusan para pemilih dan kampanye politik selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum.
Tujuan
utama dari kampanye adalah merebut perhatian masyarakat, dengan menyampaikan
pesan-pesan politik serta menyampaikan visi dan misi yang diusung oleh para
pasangan calon masing-masing yang ikut dalam pemilihan umum. Tujuan lain dari
kegiatan kampanye adalah untuk membentuk pencitraan bagi para calon pasangan
yang diusung oleh suatu Parpol maupun yang independent.
Pencitraan tersebut, akan membuat perhatian kepada masyarakat untuk memperoleh
banyak perhatian serta dukungan yang besar apabila pencitraan tersebut sukses
dilakukan. Pencitraan dilakukan demi menarik perhatian masyarakat, serta
menunjukan kepada masyarakat bahwa pasangan calon tersebut memiliki suatu
kebijaksaan serta memiliki karakteristik yang disegani oleh siapapun. Tujuan
pencitraan adalah untuk meraih perhatian publik.
Banyak
cara dan strategi kampanye yang dilakukan para calon menjelang pemilihan umum,
dimulai dengan strategi kampanye dengan menggunakan media cetak, dan media
elektronik. Strategi kampanye melalui media cetak dapat berupa kampanye melalui
selebaran, pamflet, Koran, majalah dan sebagainya. Setelah kampanye melalui
media cetak muncul lagi strategi kampanye melalui media elektronik. Dimana para
aktor politik mulai beralih menggunakan media elekronik, sebagai media untuk
berkampanye. Kampanye melalui media cetak dinilai memiliki efek yang lebih
mengena dan bersifat global. Namun, di awal tahun 2000-an muncul strategi
kampanye melalui media internet. Dimana strategi ini didukung dengan semakin
majunya perkembangan teknologi, khususnya perkembangan internet.
Internet mempunyai karakteristik yang unik, dapat dengan
lebih mudah dan luas berpengaruh kepada masyarakat. Media internet juga
mempunyai karakteristik pembiayaan yang lebih efisien dalam mencapai tujuannya
diandingkan media-media lain yang konversional. Hal ini akan menjadikan kampanye
yang dilakukan melalui media internet akan lebih efektif untuk menjaring
sumberdaya dukungan dari masyarakat.
Munculnya Media internet sebagai media kampanye politik telah
berhasil mendobrak cara-cara konvensional dalam melakukan kampanye yang mana
dulu kampanye politik dilakukan dengan media cetak dan media elektronik setiap
kali menjelang pemilihan umum. Internet menawarkan banyak kelebihan sebagai
media kampanye dibandingkan dengan media cetak maupun elektronik.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari kampanye politik melalui media
jejaring sosial antara lain: Biaya kampanye relatif
lebih murah, Lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga, Lebih efisien dalam
menyebarkan visi, misi, isu-isu politik yang berkaitan dengan calon maupun
pesaing calon yang terkait dalam pemilihan umum, dan sebagainya.
Kampanye politik melalui
media internet pertama kali digunakan oleh Barack Obama dalam pemilihan
presiden Amerika Serikat di tahun 2008. Dimana Barack Obama memang menjadi satu-satunya orang diantara para
calon-calon presiden tersebut yang sejak awal menjadikan internet sebagai alat
publikasi dan penggiringan opini publik. Dengan internet, Obama bisa sejak awal
mempengaruhi pandangan publik mengenai keunggulan dirinya dibandingkan
calon-calon yang lain. Dengan internet pula, Obama mampu untuk membangkitkan
emosi publik sehingga dengan secara sukarela menjadi simpatisan yang sangat
loyal kepada dirinya. Bahkan simpatisan-simpatisan ini pun bukan saja yang
berwarga negara Amerika Serikat, namun juga tidak bisa dibilang sedikit
simpatisan-simpatisan yang berwarga negara lain. Tanpa sedikit pun uang yang
harus dikeluarkan untuk itu, Obama mampu mendorong simpatisan simpatisannya
tersebut untuk secara langsung mempublikasikan dirinya dan mengangkat karakter
dirinya. Strategi ini kemudian ditiru oleh Pasangan Joko Widodo dan Basuki
Tjahja Purnama dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun
2012.
Perkembangan
internet di Indonesia menunjukkan fenomena baru saat masuk ke dalam ranah
politik. Kemenangan pasangan Jokowi-Ahok juga dipengaruhi dengan kemenangannya
di internet. Dimana Jokowi dan tim suksesnya juga
menggunakan media jejaring sosial sebagai media kampanye mereka, seperti
facebook, twitter, blog, dan youtube. Tim sukses Jokowi-Ahok melancarkan
sejumlah kampanye dengan mengandalkan media sosial. Dimana Jejaring sosial
lebih memiliki fungsi dalam menggiring opini publik untuk mencitrakan salah
satu kandidat dalam pertunjukan politik yang tengah digelar dan ini
dimanfaatkan betul oleh tim sukses Jokowi-Ahok
Saat ini peran internet tidak bisa diremehkan. Hal ini disadari
betul oleh Pasangan Jokowi-Ahok menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur
DKI Jakarta 2012. Dimana, Di Jakarta sendiri,
data yang diperoleh dari salingsilang.com yang dihimpun April hingga Juli 2012
dalam pilkada DKI putaran pertama memperlihatkan banyaknya perbincangan di
Twitter mengenai kandidat pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012. Dari enam
kandidat saat itu, Jokowi menjadi salah satu yang banyak diperbincangkan di
situs layanan microblogging tersebut. Kemudian diikuti Foke dan Faisal
Beim. Jokowi mencatatkan jumlah 297.925 tweet dengan 89.945 pengguna yang
mengkicau tentang Jokowi-Ahok. Sedangkan untuk Foke-Nara mencatatkan 289.566
kicauan dengan 73.314 yang mengicau. Kemudian diposisi ketiga ditempati calon
independen yaitu Faisal-Biem 211.954 tweet dengan 20.624 orang yang berkicau Begitu pula di facebook, grup resmi Dukung Jokowi - Ahok untuk Gubernur DKI beranggotakan 101.789 orang (September
2012) dan halaman resmi Joko Widodo dan Basuki T Purnama
untuk Jakarta Baru berjumlah 61.964 yang menyukainya. Jauh melebihi
kandidat mana pun juga dalam Pilkada DKI ini. (September 2012). Keberhasilan
ini barangkali memancing pemikiran, bahwa internet dapat diandalkan sebagai
jurus baru dalam mobilisasi politik. Yang dipengaruhi adalah opini publik,
termasuk kemampuan mengubah preferensi pemilih atas kandidat tertentu. Kampanye
melalui media internet selain lebih efektif dalam mengkomunikasikan kepada
masyarakat Jakarta mengenai program-programnya dalam pemilihan gubernur dan
wakil gubernur DKI Jakarta 2012, kampanye melalui media internet juga tidak
mengkotori fasilitas-fasilitas umum dengan berbagai macam selebaran-selebaran,
pamflet, baliho, dan berbagai macam atribut kampanye yang lainnya.
Di internet, khususnya di jejaring sosial, masyarakat akan dengan mudah
membicarakan tentang sosok jokowi, khususnya membicarakan tentang baju
kotak-kotak sebagai ciri khas jokowi, video program Jokowi untuk Jakarta Baru,
sampai Video parodi lagu One Direction yang diplesetkan jadi lagu kampanye
untuk Jokowi-Ahok yang lagi tenar akhir-akhir ini. Untuk kasus video parodi
ini, mereka sukses besar di kalangan anak muda dimana banyak anak muda yang
tertarik banyak akan video ini karena selain lagunya diolah dari lagu boyband yang sedang naik daun One
Direction, juga karena lagu ini memiliki lirik lagu yang lucu dan merupakan
cerminan dari birokrasi Jakarta yang berbelit-belit dan banyak pungutan liar.
Hal ini dibuktikan dengan Video parody
Jokowi-Basuki yang sudah ditonton lebih dari 1,707,269 orang per 27 Desember
2012. Munculnya strategi kampanye lewat internet telah mendobrak pandangan dan
cara-cara dalam berkampanye. Selain biaya relative lebih murah dan hemat tenaga
dan waktu, cara ini juga tidak mengotori fasilitas umum yang ada dengan
berbagai macam atribut calon, baik berupa tempelan, baliho, dan sebagainya.
4.
Perumusan
Masalah
1)
Bagaimana strategi
kampanye politik pasangan Jokowi-Ahok dalam pemilihan gubernur dan wakil
gubernur di DKI Jakarta tahun 2012?
2)
Faktor-faktor apa
sajakah yang menjadi pendorong dan penghambat kampanye pasangan jokowi-ahok
dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012?
5.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
perumusan masalah, maka penelitian ini hanya akan dibatasi pada strategi dan
faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat kampanye politik pasangan
Jokowi-Ahok pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
6.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
pembatasan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :
1)
Memahami dan
mendeskripsikan strategi kampanye yang digunakan pasangan Jokowi-Ahok dalam
pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
2)
Mengetahui faktor-faktor
apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat kampanye politik pasangan
jokowi-ahok dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur.di DKI Jakarta tahun
2012.
7.
Manfaat
Penelitian
7.1. Manfaat Teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu politik,
khususnya kajian mengenai kampanye politik dalam pemilihan gubernur dan wakil
gubernur dan media jejaring sosial sebagai media kampanye politik. selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam disiplin ilmu politik yang memfokuskan pada kajian marketing politik dan penelitian lebih
lanjut.
7.2. Manfaat Praktis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pilihan kepada para pengamat
politik, pengamat media, politikus, aktor-aktor politik, serta tokoh-tokoh
masyarakat mengenai kampanye politik melalui media jejaring sosial.
8.
Tinjauan
Pustaka
8.1. Landasan Teori dan
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pemilihan umum merupakan salah satu sarana demokrasi. Pesta
demokrasi yang merupakan perwujudan tatanan kehidupan negara dan masyarakat
yang berkedaulatan rakyat, pemerintahan dari dan untuk rakyat. Dimana hak pilih
setiap masyarakat secara langsung merupakan salah satu hak yang harus bisa
terpenuhi. Setiap masyarakat berhak untuk menyalurkan aspirasinya dalam pemilu,
seperti pemilihan gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta tahun 2012 Pemilihan yang dilaksanakan dengan dua putaran.
Dimana, putaran pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2012, yang kemudian
dilanjut dengan putaran kedua yang dilaksanakan pada tanggal. 20 September 2012
Melalui pemilu, setidaknya dapat dicapai tiga hal. Pertama, lewat pemilu kita
dapat menguji hak–hak politik rakyat secara masif dan serempak. Kedua, melalui
pemilu kita dapat berharap terjadinya proses rekrutmen politik secara adil,
terbuka, dan kompetitif. Ketiga, dari pemilihan umum kita menginginkan adanya
pola pergiliran kekuasaan yang damai.
Pemilihan umum merupakan wahana bagi masyarakat untuk menentukan
para calon pemimpin, para calon legislatif, para calon kepala daerah yang
dinilai layak untuk duduk di pemerintahan. Dimana, pemilihan umum berlangsung
dengan aman dan tertib, khususnya pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI
Jakarta tahun 2012 dalam memilih Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
selanjutnya. Banyak cara dilakukan oleh para calon guna meraih simpati
masyarakat, salah satunya dengan cara marketing politik.
Marketing Politik
merupakan suatu hal yang jamak dilakukan menjelang pemilihan umum. M. N.
Clemente mendefinisikan marketing politik sebagai pemasaran ide-ide dan
opini-opini yang berhubungan dengan isu-isu politik atau isu-isu mengenai
kandidat. Secara umum, marketing politik dirancang untuk mempengaruhi suara
pemilih di dalam pemilu. Menurut A. O’Cass marketing politik adalah analisis,
perencanaan, implementasi dan kontrol terhadap politik dan program-program
pemilihan yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran
hubungan yang menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk
mencapai political marketers objectives.
Paradigma dari konsep
marketing politik adalah; Pertama, Marketing politik lebih dari sekedar
komunikasi politik. Kedua, Marketing politik diaplikasikan dalam seluruh
proses, tidak hanya terbatas pada kampanye politik, namun juga mencakup
bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image,
platform dan program yang ditawarkan.Ketiga, Marketing politik
menggunakan konsep marketing secara luas yang meliputi teknik marketing,
strategi marketing, teknik publikasi, penawaran ide dan program, desain produk,
serta pemrosesan informasi. Keempat, Marketing politik melibatkan banyak
disiplin ilmu, terutama sosiologi dan psikologi. Kelima, Marketing
politik dapat diterapkan mulai dari pemilu hingga lobby politik di
parlemen[3].
Dalam
prosesnya, marketing politik tidak terbatas pada kegiatan kampanye politik
menjelang pemilihan, namun juga mencakup even-even politik yang lebih luas seperti
pemilihan umum. Tujuan marketing dalam politik menurut Gunter Schweiger and
Michaela Adami adalah; (1) Untuk menanggulangi rintangan aksesibilitas; (2)
Memperluas pembagian pemilih; (3) Meraih kelompok sasaran baru; (4) Memperluas
tingkat pengetahuan publik; (5) Memperluas preferensi program partai atau
kandidat; (6) Memperluas kemauan dan maksud untuk memilih.
Marketing
Politik menekankan penggunaan pendekatan dan metode marketing dalam menyusun
produk politik, distribusi produk politik kepada publik serta meyakinkan bahwa
produk politiknya lebih unggul dibandingkan dengan pesaing, sehingga membantu
politikus dan partai politik untuk membangun hubungan dua arah dengan
konstituen dan masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Neil Kotler (1999),
Seorang pasangan kandidat jika ingin sukses dalam pemilihan umum, perlu
memahami market atau pasar, yakni para pemilih, beserta kebutuhan dasar
mereka serta aspirasi dan konstituensi yang ingin kandidat representasikan.
Kampanye
pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau
kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu
efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye
sebagai “serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah
besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”[4]
Tujuan utama dari kampanye adalah merebut perhatian masyarakat, dengan
menyampaikan pesan-pesan politik serta menyampaikan visi dan misi yang diusung
oleh para pasangan calon masing-masing yang ikut dalam pemilihan umum sehingga
ketika dalam proses pemungutan suara dilangsungkan maka si pemilih tersebut
akan memilih calon tersebut.
Kampanye
Politik mencapai masa puncaknya pada saat menjelang pemilihan langsung. Dimana
para aktor politik yang berkepentingan saling berlomba menarik simpati
masyarakat. Kampanye politik adalah penciptaan, penciptaan ulang, dan
pengalihan lambang signifikan secara sinambung melalui komunikasi. Kampanye
menggabungkan partisipasi aktif yang melakukan kampanye dan pemberian suara. Para
aktor politik melakukan kampanye dengan berusaha mengatur kesan pemberi suara
tentang mereka dengan mengungkapkan lambang-lambang yang oleh mereka diharapkan
akan mengimbau para pemilih. Media yang digunakan oleh para pelaku kampanye,
promoter, dan jurnalis yang memainkan peran dalam media turut menciptakan dan
memodifikasi lambang-lambang signifika.[5]
Kampanye
politik adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk
memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye politik
selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum.
Pesan-pesan
kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang
melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi.
Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada
dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan
kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dn mendorong public
untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.
Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara
nyata.[6]
Segala bentuk Media tak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia. Dimana media memiliki peranan penting dalam setiap kehidupan manusia.
Definisi media menurut Grossberg, Media merupakan institusi yang difungsikan untuk mengembangkan
kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah, yakni kepada
publik dan institusi lainnya termasuk pemerintah.
Media saat ini telah menjelma menjadi alat kampanye yang murah bagi
peserta pemilu, baik partai politik maupun kandidat perorangan untuk
menyampaikan pesan, visi-misi, dan program kepada masyarakat pemilih Peran media
sangatlah penting, sebab media memiliki suatu kekuatan besar untuk menggalang
massa yang besar. Media baru seperti media sosial
juga telah menjadi rujukan utama informasi bagi pemilih untuk mendapatkan
informasi.
Media baru seperti media jejaring sosial sedang mempromosikan
sebuah demokrasi yang lebih baik dengan para pemilih yang tercerahkan. Di
samping itu media jejaring sosial juga mampu mereduksi ketidakadilan sosial
dalam kehidupan publik. Sifatnya yang partisipatoris dan setara membuat
internet menjadi point penting dalam kampanye politik. Sebagai salah satu media
jejaring sosial, Facebook dan Twitter bisa menjadi senjata ampuh untuk meraih
kemenangan gemilang dalam kampanye politik. Tak kalah menariknya, bagaimana
gerakan akar rumput yang melibatkan kaum muda bisa menggunakan Facebook dan
Twitter untuk menggalang kekuatan dalam mencapai tujuan bersama. Tak ayal
pasangan jokowi-ahok menggunakannya sebagai strategi kampanye dalam ajang
pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
Kemunculan
internet telah membawa angin perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Dimana
dahulu masyarakat ketika membutuhkan suatu informasi, maka tempat yang mereka
datangi pertama kali adalah perpustakaan dan museum yang menyimpan informasi
yang diperlukannya. Namun, dengan munculnya internet maka semua itu bisa
diganti dengan cara cukup browsing di
internet mencari informasi yang diperlukannya.
Internet
memiliki jaringan komputer tanpa
batas yang menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya di seluruh
penjuru dunia. Hadirnya internet sangat
membantu kita dalam mencari sebuah informasi secara cepat dan tanpa terbatas
waktu.Internet hadir untuk
memberikan kemudahan pada manusia dalam menjelajah dunia dan mencari informasi
secara cepat.
Media Jejaring
Sosial menjadi salah satu bagian dari internet, dimana media jejaring sosial berkecimpung
dalam aspek-aspek pergaulan antar individu dalam suatu wadah atau jaringan di
internet. media jejaring sosial sendiri adalah sebuah media untuk
bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan
manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media Jejaring Sosial meghapus batasan-batasan manusia
untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan Media Jejaring Sosial
ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka
bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli
siang atau pun malam.
Tak bisa dipungkiri, media
sosial telah tumbuh menjadi alat baru untuk melakukan kampanye politik. Sebagai
sebuah alat, kampanye melalui media sosial diyakini mempunyai dampak yang
dahsyat namun biaya relatif lebih murah dibanding kampanye dengan cara
konvensional. Media sosial memang telah mampu menjadi tali penyambung berbagai
kepentingan masyarakat dunia. Media sosial juga telah membantu menyebarkan
gagasan-gagasan yang baik bagi kehidupan manusia. Informasi yang disebarkan
seringkali lebih aktual dibanding dengan media massa konvensional, seperti
Koran, majalah, televisi, radio, dan sebagainya.
Kerangka
Pemikiran Penelitian
|
8.2
Penelitian
Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu
penting dilakukan dalam sebuah penelitian. Selain sebagai pembanding (komparasi) serta referemsi,
penelitian-penelitian terdahulu juga memiliki tujuan untuk memetakan posisi
penelitian yang dilakukan dengan melakukan hasil penelitian sebelumnya yang
relevan dengan penelitian.
Tabel
1 : Matriks Analisis Penelitian Terdahulu
Judul
penelitian Terdahulu
|
Tahun
|
Persamaan yang
diteliti
|
Perbedaan yang
diteliti
|
Masduki,
“Kampanye Politik dalam Internet (Studi Wacana Teun A. Van Dijk dalam Website
www.sbypresidenku.com)
|
2010
|
Menganalisis
mengenai tema yang sama, yaitu kampanye politik
|
Metode
penelitian yang digunakan.
Objek
penelitian tentang kampanye, dimana peneliti terdahulu meneliti pemilu secara
umum, sedangkan saya meneliti pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
|
Farida Laela,
“Analisis Kemenangan Mardjoko-Husein dalam Pilkada Banyumas 2008 ditinjau
dari Komunikasi Politik
|
2008
|
Penggunaan
metode penelitian yang sama taitu Kualitatif.
Menganalisis
kemenangan calon di pilkada.
|
Fokus
penelitian yang akan diambil, penelitian terdahulu tentang pilkada Banyumas
sedangkan penelitian saya adalah pilkada DKI Jakarta
|
9.
Metodologi
Penelitian
9.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menghasilkan data berupa
ucapan, tulisan, dan perilaku serta penekanan pada aspek subjektif yang dapat
diamati dari subyek-subyek itu sendiri[7]
Metode penelitian kualitatif adalah observasi atau pengamatan, wawancara atau
penelaahan dokumen. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, Metode penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[8]
Metode deskripsi kualitatif dalam penelitian ini digunakan karena gambaran yang
diperoleh mengenai konteks permasalahan yang dikaji lebih akurat dan jelas.
Oleh karena itu, metode peneliti kualitatif dipandang sesuai untuk
mendeskripsikan strategi kampanye politik pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
9.2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan
yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus.
Pendekatan Studi Kasus adalah studi pengujian secara rinci terhadap latar,
subjek, atau satu tempat penyimpanan dokumen-dokumen tentang suatu peristiwa
tertentu. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang cocok bila
pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”, bila
peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa
yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
masa kini di dalam kehidupan nyata. [9]Pendekatan
penelitian ini digunakan untuk meneliti mengenai Strategi Kampanye Politik
Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta 2012.
9.3. Fokus Penelitian
Tujuan penetapan fokus penelitian adalah
untuk membatasi studi dan kajian penelitian. Fokus penelitian bersifat
tentative, artinya dapat terjadi perubahan ketika peneliti menemukan hal yang
menarik di lapangan. Penetapan fokus penelitian dilakukan untuk memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data yang sesuai dengan penelitian tentang kampanye
politik, khususnya strategi kampanye politik pasangan jokowi-ahok dalam
pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta pada tahun 2012.
Tabel
2 : Matriks Fokus Kajian Penelitian
Fokus
Kajian Penelitian
|
Aspek
Penelitian
|
Sub-aspek
kajian penelitian
|
Strategi
Kampanye Politik Pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
|
Strategi
Kampanye Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Faktor-faktor
pendorong dan penghambat strategi kampanye politik.dalam Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur.
|
Strategi
Kampanye Politik melalui internet
Faktor
pendorong strategi kampanye politik
Faktor
Penghambat strategi kampanye politik
|
9.4. Lokasi Penelitian
Penelitian
dengan Judul “Strategi Kampanye Pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012” ini mengambil lokasi di Provinsi
DKI Jakarta.
9.5. Sasaran Penelitian
Sasaran
penelitian ini adalah Ketua Organisasi pendukung pasangan Jokowi-Ahok (Relawan
Jokowi-Ahok), bagian Humas pendukung pasangan Jokowi-Ahok (Relawan
Jokowi-Ahok), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta, dan
masyarakat DKI Jakarta. Secara umum, penelitian ini difokuskan pada strategi
dan faktor pendorong dan penghambat kampanye politik pasangan Jokowi-Ahok dalam
pemilihan gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
9.6. Teknik Pemilihan
Informan
Teknik
pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling digunakan apabila anggota
sample yang dipilh secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya.[10]
Teknik Purposive Sampling bertujuan
untuk merinci kekhususan ke dalam temuan konteks yang unik, dan menggali
informasi yang menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul.[11]
Untuk menjadi sumber data yang akurat, Purposive
Sampling dilakukan dengan cara mengambil subyek penelitian dan bukan
didasarkan pada strata, random atau daerha tetapi didasarkan pada tujuan
tertentu. Pemilihan informan tidak didasarkan pada kuantitas, tetapi pada
kualitas informan yang akan diteliti. Dimana, dalam penelitian tentang strategi
kampanye politik pasangan jokowi-ahok dalam pemilihan gubernur dan wakil
gubernur di DKI Jakarta tahun 2012 ada beberapa orang yang akan dijadikan
informan, antara lain :
1.
Ketua Organisasi
Relawan Jokowi-Ahok.
2.
Kepala Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.
3.
Bagian Humas Organisasi
relawan Jokowi-Ahok.
4.
Masyarakat DKI Jakarta.
9.7 Sumber Data
Penelitian
kualitatif harus memiliki kualifikasi yang sifatnya antara lain responsif,
adaptif, dan lebih bersifat holistis, serta mampu mengejar pemahaman lebih
dalam. Oleh karena itu, maka peneliti menggunakan sumber data sebagai berikut :
a)
Data Primer, adalah
data yang diperoleh dari informan secara langsung dan mendalam melalui
wawancara mendalam atau melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang
Strategi Kampanye Politik Pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
b)
Data Sekunder, adalah
data yang diperoleh dari buku, dokumentasi, arsip, media massa serta berbagai
sumber lainnya yang digunakan untuk mendukung penelitian tentang Strategi Kampanye
Politik Pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI
Jakarta tahun 2012.
9.8 Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang valid guna mendukung dan mampu membuktikan dalam
pembahasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu :
1)
Wawancara Mendalam,
yaitu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seorang yang ingin
memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu untuk mendapatkan data yang
memiliki kedalaman data. Wawancara mendalam akan memudahkan peneliti untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan dari informan. Selain itu, dengan wawancara
mendalam peneliti akan mengumpulkan data yang lengkap, mendalam, dan kaya serta
memudahkan peneliti ketika dihadapkan pada permasalah seperti kurangnya
data-data yang diperoleh sehingga peneliti dapat melakukan wawancara kembali
kepada informan sampai data yang dibutuhkan terpenuhi. Peneliti membutuhkan
pedoman wawancara yang merupakan beberapa pertanyaan umum seputar strategi kampanye politik pasangan jokowi-ahok dalam pemilihan
gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta tahun 2012.
2)
Observasi, adalah suatu
teknik pengumpulan data dalam penelitian, dimana peneliti melakukan pengamatan
langsung terhadap suatu kondisi, proses, dan perilaku. Selain itu, observasi
dilakukan guna mendukung suatu penelitian. Pengamatan secara langsung yang
dilakukan peneliti terhadap fenomena yang terjadi seperti tingkah laku,
tindakan, proses dan gaya bahasa yang digunakan dalam media jejaring sosial akan
memudahkan peneliti untuk memahami dan menganalisis gejala-gejala yang timbul
berkaitan dengan objek penelitian.
3)
Dokumentasi, yaitu
merupakan aktivitas yang dilakukan peneliti guna memperoleh data yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian melalui buku-buku literature, arsip, foto-foto,
atau dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Dengan adanya data yang
berasal dari dokumen-dokumen, maka peneliti lebih mudah untuk menguji,
menafsirkan mengenai fenomena yang terjadi.
9.9
Teknik
Analisis Data
Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh
dari hasil observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga dengan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.[12] Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif[13],
Antara lain sebagai berikut :
1.
Pengumpulan Data,
merupakan proses awal dari keseluruhan rangkaian analisis data. Pada tahapan
ini data yang berupa hasil wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi
disusun secara teratur dalam bentuk kata-kata yang sangat banyak sebelum
nantinya akan dianalisa. Agar mempermudah proses analisa data, maka satu
persatu data yang telah dikumpulkan perlu dipilih-pilih kembali untuk
memperoleh data yang yang relevan dan mana yang tidak relevan. Oleh karena itu
diperlukan langkah berikutnya, yaitu reduksi data.
2.
Reduksi Data, merupakan
proses pemilihan, pemusatan, dan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan
dan transformasi data. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama
proses penelitian berlangsung, dari awal penelitian sampai laporan akhir
tersusun lengkap. Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
3.
Penyajian Data, merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan perencanaan kolom data dalam
bentuk matriks gambar atau skema dan
table bagi data kualitatif dalam bentuk khusus secara sistematis. Kegiatan ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti menyediakan data yang didapat peneliti
dari lapangan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajian data dapat diartikan sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun dan member kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4.
Penarikan Kesimpulan,
merupakan proses mengartikan atau penarikan segala hal yang ditemui selama
penelitian yang dilakukan secara terus menerus. Kesimpulan yang dihasilkan
harus dilakukan verifikasi selama proses penelitian berlangsung. Sejak pertama
melakukan observasi dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola
tema, hubungan persamaan, hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk
kesimpulan yang masih bersifat tentatif.
Model
Analisis Interaktif[14]
:
Berdasarkan pada gambar diatas dan pengertian di
atas, keempat pengertian di atas saling terkait dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Maka dari itu, keempatnya harus saling mengisi dan melengkapi agar
dapat menghasilkan data yang maksimal.
9.10
Validasi
Data
Validasi data
adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data.
Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar mendukung sesuai
dengan karakteristik permasalahan ataupun tujuan penelitian. Validasi atau
pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan berpedoman pada hasil refleksi atas
aktivitas dan pengamatan. Penelitian ini dalam mengungkapkan keabsahan data
melalui teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap informasi yang diperoleh. Denzin
Guba dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan data yakni yang memanfaatkan sumber, metode, penidik, dan teori.[15]
Cara lain untuk membandingkan dan mengecek ulang
derajat kepercayaan dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut:
1.
Membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara;
2.
Membandingkan apa yang
dikatakan orang dengan apa yang dikatakannya secar pribadi;
3.
Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu;
4.
Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang
memiliki latar belakang yang berbeda; dan
5.
Membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berlainan.
9.11
Jadwal
Penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan Ke-
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
2
3
4
5
|
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengumpulan
Data
Tahap Pengolahan dan
Analisis Data
Pembuatan Laporan
|
V
|
V
V
V
|
V
V
V
|
V
V
V
|
V
|
V
|
Daftar Pustaka
Buku Teks
Alfian, D. (1991). Komunikasi Politik dan Sistem Politik
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ariane, L. (2010). Komunikasi Politik. Bandung: Widya
Padjajaran.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Budiardjo, M. (1998). Partisipasi dan Partai Politik.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Budiardjo, P. M. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Politik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cangara, H. (2009). Komunikasi Politik (Konsep, Teori, dan
Strategi). Jakarta: Rajawali Pers.
Firmanzah. (2008). Marketing Politik Antara Pemahaman dan
Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hasan, I. (2002). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Laouw, P. E. (2005). The Media and Political Process.
London: Sage Publication.
Lichtenberg, J. (1991). Democracy and The Mass Media.
New York: Cambridge University Press.
Moleong, L. J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Newman, B. I. (1999). Handbook of Political
Marketing. California: Sage Publication.
Nimmo, D. (2010). Komunikasi Politik : Khalayak dan
Efek (Cetakan kelima). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nurudin. (2008). Komunikasi Propaganda (Cetakan Ketiga).
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif dan
R&D. Bandung: CV. Alfabet.
Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta:
PT. Grasindo.
Tamin, D. I. (2003). Politisi & Media. Jakarta:
Perhumas.
Internet
http://kampanyeonline.blogspot.com/2008/11/artikel.html
diakses pada pukul 12:23 WIB pada tanggal 22 desember 2012.
http://silianraya.blogspot.com/2012/11/peran-media-sebagai-alat-komunikasi.html
diakses pada pukul 12:25 WIB tanggal 22
Desember 2012
http://nurudin-umm.blogspot.com/2012/11/media-sosial-sebagai-alat-propaganda.html
diakses pada pukul 13:33 WIB pada tanggal 23 Desember 2012
http://ddmaulanadirga8.blogspot.com/2012/01/media-baru-dan-kampanye-politik.html#!/2012/01/media-baru-dan-kampanye-politik.html
diakses pada pukul 13:54 WIB tanggal 23
Desember 2012
http://mediasucahya.wordpress.com/2010/02/17/media-massa-dan-iklan-politik/ diakses pada pukul 15:45 WIB pada taggal
23 Desember 2012.
http://www.utuhtaedini.com/menciptakan-citra-dalam-kampanye/ diakses pada pukul 16:22 WIB pada
tanggal 23 Desember 2012.
http://pah3chan.wordpress.com/2011/11/17/efektifitas-kampanye-di-media-massa/ diakses pada pukul 16:55 WIB pada tanggal 24
Desember 2012
http://teorimp.wordpress.com/2010/12/28/pengertian-marketing-politik/
diakses pada pukul 22:22 WIB pada tanggal 24 Desember 2012
http://komunikasia.net/artikel/komunikasi-politik/konsep-dasar-marketing-politik-dalam-pemilu
diakses pada pukul 23:25 WIB pada
tanggal 24 Desember 2012.
Pedoman Wawancara
1.
Pertanyaan untuk Ketua
Organisasi Relawan Jokowi-Ahok :
a)
Mengapa Pasangan
Jokowi-Ahok lebih memilih internet sebagai media kampanyenya dalam Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012?
b)
Apa Strategi yang
digunakan oleh Pasangan Jokowi-Ahok dalam melakukan kampanye di internet dalam
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012?
c)
Faktor-faktor apa sajakah
yang menjadi penghambat dan pendorong dalam strategi kampanye politik pasangan
Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun
2012?
d)
Faktor-faktor apa
sajakah yang mendorong penggunaan internet sebagai strategi kampanye politik
pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta
tahun 2012?
2.
Pertanyaan untuk Kepala
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta :
a)
Apakah kampanye politik
yang dilakukan pasangan Jokowi-Ahok melalui internet melanggar aturan-aturan
pemilu?
b)
Bagaimana KPU menyikapi
kampanye politik pasangan Jokowi-Ahok melalui internet?
3.
Pertanyaan Untuk Bagian
Humas Organisasi Relawan Jokowi-Ahok :
a)
Bagaimana Strategi
kampanye politik melalui internet pasangan Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun 2012 bisa berjalan?
b)
Bagaimanakah menyikapi
tanggapan dari masyarakat mengenai isu-isu yang berkembang di masyrakat
mengenai pasangan Jokowi-Ahok yang berawal dari strategi kampanye pasangan
Jokowi-Ahok di internet?
c)
Faktor-faktor apa
sajakah yang menjadi penghambat dalam strategi kampanye politik pasangan
Jokowi-Ahok dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta tahun
2012?
Nama : Fandhy
Achmad Romadhon
Nim :F1D010046
[2] Venus, 2004 hal 7
[3] Firmanzah, Marketing Politik; Antara Pemahaman dan
Realitas (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008) hal 33.
[4] (Venus, 2004:7).
[5] Dan Nimmo: 2008. Hal
: 44
[6] Venus, 2004. Hal : 7
[7] Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D. Alfabeta : Bandung. 2003. Hal 19-20
[8] Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan XXI.PT.
Remaja Rosdakarya : Bandung. 1986. Hal: 198
[9] Robert K. Yin. Studi
Kasus Desain dan Metode (Jakarta: Raja Gravindo Persada. 2006). Hal 1.
[10] Husaini Usman dan
Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial. Cetakan IV. Jakarta. PT. Bumi
Aksara. 2003 Hal : 47
[11] Lexy J. Moleong.
Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya. 2009. Hal : 224.
[12] Sugiyono. Memahami
Penelitian Kualitatif Bandung. Alfabeta. 2008. Hal 89.
[13] Miles & Huberman,
1997
[14] Matthew B. Milles dan
A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru (Jakarta: UI Press. 1992). Hal 19
[15]
Moleong. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan XXI. PT. Remaja
Rosdakarya : Bandung. 2005, hal 330-331.
asli postingan lo panjang banget sob... kasian yang baca :D
ReplyDeletehahaha iyaa gakpapa pak, emang bikin proposal penelitian emang panjang :D
Deletegue juga lagi bikin yang beginian nih di. ada kiat buat ngilangin rasa gerogi pas presentasi gak? musuh besar gue tuh ngomong depan orang -__-
ReplyDelete