Malam belum larut benar, tatkala aku temukan dirinya
terbaring sesenggukan di atas tempat tidurnya. Dirinya terlihat begitu berantakan,
dengan tisu bekas pakai berceceran di lantai kamarnya. Nampaknya dia masih
tersadar, tatkala aku usap rambutnya, seolah memastikan bahwa dirinya itu
nyata. Kedua matanya terlihat memerah, tatkala ku sibak rambut panjang yang
menutupi wajahnya.
Dirinya masih belum mau membuka mulutnya, tatkala ku
angsurkan gelas berisi air putih kepadanya, sekedar untuk menenangkannya. Namun
dia tak segera meminumnya, dia hanya melihat, dan menimang-nimang seolah heran
tatkala melihat isi gelas yang dia pegang. Kesabaran, hanya itu yang aku punya
saat itu. Kesabaran menunggu, sejenak menanti dirinya tenang, dan mau
menceritakan semuanya. Dirinya terlihat begitu terguncang, pundaknya nampak
bergetar, sesenggukan, dan sedikit mereda, tatkala pada akhirnya dia mulai minum
air dari gelas yang dipegangnya.