Seribu bayangan terpantul di balik kaca, dengan
nada-nada ritmis yang mengalun di dalam kepala, seakan mengimbangi suara
gerimis yang perlahan semakin menjadi di atas kepala. Tiada hal lain yang bisa dilakukan,
selain melihat dan mendengar apa yang terjadi di luar kepala. Segala sesuatunya
terjadi begitu saja, semua pengulangan itu, semua pertanyaan itu, semua hal-hal
yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku, kini kembali, dan membawa satu
pertanyaan untukku, Apakah Ada Bedanya?
Apakah ada bedanya? Jika hanya diam menunggu,
berharap ada sebutir peluru yang menembus kepalaku hanya untuk membuktikan
kepada dirimu bahwa isi kepalaku hanyalah otak yang terus menerus memikirkan
kamu. Jauh sebelum itu, aku selalu bertanya, apakah ada bedanya? Jika saja
semuanya itu hanyalah pertanyaan sederhana, atau setidaknya sebuah khayalan
menunggu jeda di waktu hujan yang tak kunjung reda? Yang membuatku terjebak di
depan pos satpam, yang mana lokasinya entah dimana.