Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Thursday, October 25, 2018

Kontradiksi Dari Dalam

Pada tempat yang tak tercatat, dalam setiap perjalanan waktu. Ada saja satu atau dua doa yang tersesat dan menetap, enggan beranjak, hanya untuk memberi jejak, bahwa ada anak muda yang melintas dan menitipkan mereka pada tempat yang tak tercatat. Jauh sebelum dia melanjutkan langkah, ada setitik harapan yang perlahan memijar dari balik kegelapan matanya, yang bahkan orang buta pun tetap bisa melihat betapa terangnya pijar yang kian membesar. Dalam setiap tindakannya, harapan itu tampak nyata, namun apakah dia berhak untuk tetap memperjuangkan harapannya? Meski tanpa kata, dia tetap saja diam dalam usahanya? Anak muda itu adalah Aku.

Jauh dan dekat adalah sebuah jarak yang relatif dan begitu tampak bentuknya oleh mata, dan bisa diukur dengan angka-angka. Lalu, bagaimana dengan jarak antara harapan dan kenyataan yang terkadang terasa begitu jauh dan dekat dalam satu waktu? Aku seringkali bertanya-tanya, dan mengutarakannya pada setiap kata-kata yang tak sempat aku ucap ketika aku merindu akan sosokmu. Namun, tahukah kamu? Jika aku mengatakannya padamu, adalah suatu tindakan yang tak perlu. Itu akan terlihat seperti sedang menggarami lautan, sungguh tindakan yang tidak perlu.

Read More

Friday, October 5, 2018

Lelaki yang Beruntung

Selalu ada rahasia yang tersimpan di balik rahasia. Tiada yang tahu rahasia apa yang disembunyikan di balik rahasia, dari semua yang tahu secara pasti kebenarannya adalah rahasia itu sendiri. Aku dan kamu tidak pernah tahu, sekiranya jika aku mengaku tahu, maka itu hanyalah sebuah tipu-tipu agar kamu terkesan kepadaku yang ternyata sok tahu. Namun, untungnya kamu tidak tahu, jadi rahasia itu tetaplah menjadi rahasia antara aku dan kamu.

Jika saja lentera bisa diterbangkan di waktu terang, niscaya apa gunanya menampilkan muka yang bersahaja jika pada akhirnya semua tahu bahwa itu hanyalah kedok semata, hanya untuk menutupi belang yang sekarang semakin bercorak, semakin semarak, namun entah kenapa membuat seluruh mulut pengkritiknya berhenti menyalak.

Read More