Berjalan dalam
gelap adalah salah satu hal yang sulit untuk dilakukan bagi mereka yang
terbiasa berlari dalam terang.
Jauh sebelum mata logika sempat menemukan cahaya
pencerahan, langit mendung mendadak runtuh, menimpa dunia, menjadikannya semua
gelap gulita. Tiada yang terlihat selain gelap, gelap, dan gelap. Tiada suara
yang terdengar selain suara kepanikan yang seketika melanda mereka yang
terbiasa dengan terangnya cahaya. Namun, jika didengarkan secara seksama akan
terdengar suara samar yang timbul tenggelam seperti suara derap kaki yang
terdengar mendekat dan menjauh dalam satu waktu. Terlihat tiada bedanya, karena
semua sudah bercampur dengan gelap yang pengap nan senyap.
Meraba-raba dalam gelap, meraih apa saja yang ada di
hadapannya, menendang semua yang tersentuh oleh kaki, sejenak untuk menciptakan
suara, yang setidaknya memberi harapan bahwa di depan mereka ada tembok harapan
yang bisa dituju. Namun, tatkala kaki menendang kesana kemari, yang didapat
hanyalah ratapan-ratapan pilu yang sejenak terdengar lirih, lalu lenyap ditelan
senyap. Gelap yang mematikan, gelap yang menjatuhkan mental, siap atau tidak,
semua akan mengalaminya.