Hidup memang dongeng. Tidakkah kau tahu itu?
Dulu sewaktu
kecil, memiliki mimpi menjadi Pegawai Bank merupakan sebuah mimpi yang penuh
anomali. Anomali karena sebagian besar anak-anak seusiaku dulu memimpikan jika
sudah besar ingin menjadi seorang Tentara, Polisi, Guru, Dokter, atau bahkan
Bintang Film. Tidak ada yang salah dengan cita-cita mereka, hanya saja ketika
ditanya mengapa aku memiliki cita-cita untuk menjadi Pegawai Bank ketika besar
nanti, alasanku sungguh sederhana. Karena menjadi Pegawai Bank, merupakan
pekerjaan yang keren, berseragam rapi, bekerja di tempat ber-AC, dan yang
terpenting alasan terakhir karena menjadi Pegawai Bank setiap harinya bekerja
dengan banyak uang. Sungguh alasan yang matrealis betul.
Ku tempuh pendidikan formal selama dua belas tahun, plus empat tahun plus ekstra ketika
kuliah, Mimpi itu tetap aku pegang erat-erat meskipun setiap tahun persentase
besaran keyakinan akan mimpi itu semakin surut saja. Apalagi setelah mengetahui
kenyataan bahwa semakin banyak pilihan yang ditawarkan di masa kuliah, membuat
Pegawai Bank menjadi pilihan terakhir. Pilihan pertama jatuh kepada jajaran
pekerjaan berseragam, seperti Polisi, Tentara, Pegawai Negeri Sipil, dan
Anggota Dewan. Terkadang memang benar, hidup itu penuh ironi, sekaligus penuh
elegi.