Hidup tanpa musik ibarat nasi padang tanpa rendang, ada yang kurang. Ngomongin soal nasi padang saya tahu rumah makan padang yang murah di sekitaran kampus... loh kok malah bahas nasi padang? -_- Maksudnya, ngomongin soal musik, kata orang dulu "Hidup adalah Sebuah musik yang kamu aransemen sendiri kemudian kamu nikmati sendiri atau bersama orang lain". Jadi, intinya Hidup tanpa musik, itu hambar kayak sayur asem lupa pake asem. Hambar.
Setiap manusia diciptakan berbeda-beda, ada yang berbeda suku, berbeda kelamin, sampai selera musiknya juga berbeda-beda. Ada yang doyan hip hop, rock, pop, jazz, sampai yang doyan musik dangdut pun banyak. Bicara soal selera musik, berdasarkan fenomena yang saya amati dan alami saat ini, selera musik tiap orang itu dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah UMUR. Iya umur. Selera musik dipengaruhi umur. Kok bisa? Ya bisa saja.
Biar gampang, aku kasih contoh dengan apa yang aku alami selama ini. Dulu, pas aku baru lahir musik kesukaanku adalah musik suara mesjid, iya suara adzan. Toh, pas pertama kali kita lahir yang kita dengerin kan suara adzan, masa iya dengerinnya lagu iwak peyek? Kan nggak banget. Pas beranjak balita, perlahan tapi pasti selera musik akan berubah. Selera musik yang dulunya religius menjadi agak prestisius. Sukanya nyanyian anak-anak, semacam lagunya Nina Bobo, atau ujung-ujungnya lagunya si Joshua Suherman.