Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Friday, January 22, 2021

Sunday, January 10, 2021

Sebuah Cerita, Covid-19 Itu Nyata

Pada awalnya, aku sangat ketakutan ketika melihat segala kekacauan yang ada di kepalaku. Kekacauan yang ditimbulkan oleh kenyataan, perihal hasil Test Antigen yang mengatakan bahwa aku reaktif Covid-19. Dan, harus segera melakukan Test Swab untuk memastikan semuanya. Pada titik ini, tidak ada lagi yang bisa aku harapkan dari rencana pulang kampung untuk menikmati waktu liburan akhir tahun, karena kemungkinan untuk mendapatkan hasil swab negatif itu seperti mengharapkan ayam mengeong, mustahil. Tapi, bagaimana lagi? Karena memang begitulah prosedurnya, siapa saja yang akan menggunakan moda transportasi publik diharuskan memiliki bukti hasil test antigen negatif.

Swab Test

Tidak ada yang bisa dijelaskan lagi, ketika hasil swab keluar. Dan, memang benar adanya, hasilnya menunjukkan bahwa aku positif Covid-19. Tidak ada yang bisa aku jelaskan lagi, perihal apa yang ada di kepalaku saat itu. Segalanya hening, segalanya sunyi, bahkan kekacauan yang timbul di hari kemarin setelah melihat hasil test antigen pun tidak ada lagi. Aku tidak merasakan apa-apa. Bahkan keinginan untuk menangis pun tidak ada. Segalanya hening, segalanya sunyi, segala kosong. Sampai kekosongan itu tergantikan oleh suara isak tangis istri, yang terdengar dari ruang tamu. Ya, sembari menunggu hasil swab keluar, aku dan istri sudah jaga jarak, tidur pun terpisah. Sungguh Demi Neptunus, pedih sekali melihat istriku menangis karena melihat hasil swabku yang positif Covid-19. Hati kian pedih, tatkala harus menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa memeluk istriku, sekedar untuk menenangkannya dan menghiburnya. Puji syukur, hasil swab istriku itu negatif. Jadi, hanya aku saja yang positif Covid-19.

Read More

Makna Kehidupan

Makna Kehidupan*

Diri yang bercerita menjadi bintang dalam artikel “A Problem”, karya Jorge Luis Borges. Artikel ini tentang Don Quixote, sosok pahlawan yang menjadi judul novel terkenal Miguel Cervantes. Don Quixote menciptakan dunia imajiner bagi dirinya sendiri, yang di dalamnya dia menjadi pahlawan legendaris, maju memerangi raksasa dan menyelamatkan Putri Dulcinea del Toboso. Dalam realitasnya, Don Quixote adalah Alonso Quixano, seorang lelaki tua dari dusun; sedangkan putri Dulcinea adalah perempuan petani miskin dari desa tetangga; dan raksasa-raksasa adalah kincir-kincir angin.

Borges bertanya-tanya, apa yang terjadi jika dengan keyakinan dalam fantasi-fantasi itu, Don Quixote menyerang dan membunuh orang sungguhan? Borges menanyakan sebuah pertanyaan fundamental tentan kondisi manusi: Apa yang terjadi bila benang-benang yang dipintal oleh diri kita yang bercerita menyebabkan gangguan berbahaya bagi diri kita dan orang di sekitar kita? Ada tiga kemungkinan utama; kata Borges. 

Read More