Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Wednesday, May 27, 2020

Happy Ied Mubarak

Corona, Corona, Corona. Covid-19. Quarantine. Lockdown. Work from home. Blablabla. Vaccine doesn't exist. WHO. Bill Gates. Jerinx. Elite Conspiracy. Blablabla Corona still exist. Oh god!

Now, I'm questioning myself if I'm starting to like quarantine days. Why do I feel little bit sad.

I Shouldn't by the way, quarantine days is gonna end soon. It means all of this suffer is gonna end soon as well. It's because, I've heard that on June 2, School will start normally. It means, things will go as It did.

Everything gonna be okay. I hope so.

I'm starting to like "The New Normal". But, life has a funny way. It happens everytime. Because, when I'm starting to like something, then It disappears. Again and again.

How sad?!
Well, that's how life works, doesn't It?

At least, this pandemic gives me more a little time to contemplate everything that I've been through. As a (half) introvert I've already felt more relaxed than ever. Insha Allah, after it ends, I'll feel recharged. 

Wish you guys always well.

Happy Ied Mubarak.

Everything is gonna end soon as well.
Everything is gonna be okay.

Insha Allah.

Karawang, Work from home.
Anggia Kusumargani Sidik.
Read More

Saturday, May 2, 2020

Mencoba Menulis Kembali

Lantas apa lagi yang mesti kutulis, jika segalanya hilang dan tak terbaca
Kenangan lamat-lamat memudar, harapan hari esok hanya mimpi-mimpi mencekam
Sekali waktu, besok, lusa atau hari yang tak mengenal musim
Aku mungkin hanya bisa mengenangmu, hanya bisa mengenangmu.
(Nissa Rengganis, Tentang Mata dan Sebuah Kota Tak Bernama)

Lantas apa yang harus aku tulis? Jika rasa dan kata perlahan memudar, lalu lenyap dalam ketiadaan. Tiada lagi yang tersisa, selain abu dan remahan kalimat yang berserakan di dalam kepala. Hujan tidak mengenal musim, di dalam kepalaku, ia bisa menciptakan banjir bandang yang menghanyutkan segalanya, termasuk aku beserta kata demi kata, yang tidak sempat dituliskan oleh aku, dan menjadikannya niscaya lalu lenyap dalam ketiadaan yang nyata.
          Sepanjang malam, aku dan pikiranku saling berdialog, berdiskusi perihal segalanya, perihal semua kata-kata yang sudah dibebaskan, dan berbagai macam upaya yang akan dilakukan untuk menjemput lagi semuanya. Mengantarnya kembali kepada aku yang kini sedang berusaha mengingat lagi perihal caranya merangkai kata demi kata, kalimat tiap kalimat. Dan, semuanya dimulai tanpa aku sadari...

Read More