Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Showing posts with label Absurd. Show all posts
Showing posts with label Absurd. Show all posts

Tuesday, September 24, 2024

Pemanas Air Kamar Mandi Tenaga Matahari, Solusi Hemat Energi untuk Masa Depan

Banyak rumah tangga yang peduli lingkungan dan ingin mengurangi biaya energi mulai menggunakan pemanas air kamar mandi tenaga surya. Teknologi ini memanaskan air dengan energi matahari yang melimpah, mengurangi ketergantungan kita pada listrik atau gas. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek pemanas air tenaga surya, mulai dari caranya bekerja dan manfaatnya hingga pertimbangan tentang instalasi dan perawatan teknologi ini.

Cara Kerja Pemanas Air Tenaga Surya

Pemanas air surya bekerja secara efektif dan ramah lingkungan. Langkah awalnya adalah dari panel surya yang dipasang di atap atau lokasi yang terkena sinar matahari langsung. Inilah panduan lebih detail tentang bagaimana pemanas air tenaga surya bekerja. Kolektor surya menyerap radiasi matahari untuk menghasilkan energi. Saat sinar matahari menyentuh panel surya, sel-sel fotovoltaik mengubah energi matahari menjadi listrik DC. Energi panas dari energi matahari diubah menjadi energi listrik DC. Energi listrik tersebut kemudian digunakan untuk memanaskan air melalui elemen pemanas atau penukar panas khusus. Fungsi dari elemen pemanas adalah merubah energi listrik menjadi energi panas agar air dapat dipanaskan.

Read More

Thursday, June 6, 2024

Stop! Jangan Asal Clicking, Awas! Social Engineering

Pernahkah kalian tiba-tiba menerima chat yang berisikan file APK dari nomor tidak dikenal dan mengaku-ngaku sebagai saudara yang hendak mengirimkan undangan pernikahan? Atau mengaku-ngaku sebagai kurir paket yang hendak mengirimkan paket? Harap hati-hati, waspada, dan jangan asal klik/buka file APK dari nomor asing ya, karena bisa jadi itu salah satu modus Social Engineering!



Apa itu Social Engineering?

Social Engineering merupakan salah satu bentuk teknik manipulasi psikologis yang biasanya digunakan oleh para pelaku penipuan untuk mendapatkan informasi rahasia, mendapat akses masuk ke dalam system, terkadang bisa juga dengan menyisipkan malware ke dalam gadget para korbannya guna menguras data informasi yang ada di dalamnya. Tidak jarang para pelaku Social Engineering ini menerobos masuk ke dalam sistem perbankan yang ada di gagdet korbannya, lalu kemudian menguras habis saldo tabungan yang ada di rekening korbannya.

Read More

Sunday, April 28, 2024

MPX2, Jagonya Oli Mesin Matic

Sudah semestinya oli mesin diganti secara rutin. Semua dilakukan demi kesehatan mesin motor agar bisa tetap optimal dan juga agar tidak lekas aus mesinnya.

Pernahkah kalian merasakan motor mogok di tengah jalan?

Aku pernah, dan pintarnya lagi, itu terjadi tidak hanya sekali dua kali. Seingatku, dalam kurun waktu tiga terakhir, hal itu sudah pernah terjadi sebanyak lima kali, iya lima kali. Lagi enak-enak melaju di jalan, tiba-tiba mogok. Iya mogok, itu motor mogok tidak mau jalan, mati begitu aja, tidak bisa diapa-apain, mau distarter macet, mau pakai kick starter juga alot. Alhasil dorong motor ke bengkel sampai pinggang rasanya mau copot.

Dan, penyebab utamanya adalah .....

Read More

Wednesday, January 31, 2024

Tulisan SKS: Detik-detik Akhir Januari

Apakah yang akan terjadi dalam enam puluh menit terakhir di bulan Januari?

Apakah bisa, dalam waktu yang kurang satu jam ini bisa menuliskan sesuatu di blog?

Mari kita coba.
Ah masa? Yakin lu, bisa?

Dalam satu bulan terakhir, ada satu kegaduhan yang disebabkan oleh seorang bapak yang getol banget membantu anaknya dalam masa menjelang pemilihan suara. Suara-suara sumbang dan protes dari berbagai pihak tak diabaikannya. Seolah tutup mata pada pasangan anaknya yang memiliki banyak sekali problematika di masa lalu dan di masa kini seolah tidak ambil peduli, toh terpenting duitnya seolah tak berseri. Lucu memang, ketika yang di bawah tidak boleh memihak satu pun, eh yang atas malah getol banget menunjukkan keberpihakan pada satu calon, yang ada anaknya si bapak itu tadi.
Read More

Tuesday, October 31, 2023

Setidaknya Tidak Menambah Kerunyaman Hidup

Entah kenapa aku merasa bahwa membeli buku, lagi dan lagi, walau tumpukan buku yang harus dibaca itu masih banyak itu menjadi salah satu trik Coping Mechanism untuk mengatasi kerunyaman hidup. Walau hidup masih runyam, tapi setidaknya tidak ditambah penyesalan tidak beli buku inceran.

 

Adalah sebuah penyesalan yang tiada habisnya bila melewatkan kesempatan untuk mendapatkan buku inceran. Kesempatan yang sepertinya tidak akan muncul lagi untuk jangka waktu dekat, seperti halnya blog pribadi yang melewatkan tanpa ada tulisan dalam satu bulan.

Read More

Wednesday, August 30, 2023

Bagaimana Bisa Terjadi?

Banyak kehidupan yang sudah dia lihat sebelum dia terbangun dan tersadar kembali. Setiap kali dia hilang kesadaran, dia akan terbangun di tempat lainnya dengan sosok yang berbeda, namun dengan jiwa yang sama, jiwa dirinya sendiri.

 

 

Ananta terbangun di atas ranjang rumah sakit dengan balutan perban menutupi sekujur badan. Hanya bagian wajah dan telapak tangan yang terbebas dari balutan perban. Tengah malam, dia tersadar, dengan kepala pengar, ingatan masih belum pulih benar. Tidak banyak yang dia lakukan selain mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.


Ananta, masih mengingat dengan jelas, bahwa waktu itu dia sedang berjalan pulang sehabis bekerja seharian. Dia berjalan sendirian di waktu malam sepanjang jalan, menuju tempat pemberhentian bus yang akan mengantarnya pulang. 


Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja, samar-samar dia mengingat bahwa saat itu dia sampai di persimpangan jalan. Sorot lampu begitu jelas, dengan cepat datang menerjang ke arahnya. Suara-suara dengung di telinganya menjadi hal yang terakhir dia ingat sebelum menjadi gelap semuanya.

Semakin lama dia mencoba untuk mengingatnya, semakin sakit pula kepala berdenyut seolah memintanya untuk berhenti. Dalam kesadaran yang setipis tisu, dia masih sempat mencoba untuk merasakan seluruh tubuhnya yang terasa berbeda, dengan dua tonjolan di dadanya yang menandakan dirinya seorang Wanita. 


Seketika dia berteriak membangunkan pasien lain di sebelahnya, dan memancing para suster berdatangan ke ranjangnya.


“Tenang nona, tenang nona Ravenna. Angela, lekas panggil dokter jaga. Angela!” 


Sejak kapan namaku Ravena? Sejak kapan diriku jadi seorang Wanita? Benaknya menolak kenyataan itu semua. Suara itu kembali berdengung di dalam kepalanya.


“Sejak kapan!” Suaranya menghilang ketika Dokter yang dipanggil suster telah datang, dan kemudian menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Obat bius, sepertinya.


Dan di ujung kesadarannya, Ananta masih sempat bertanya kepada dokter dan suster yang tadi berteriak memanggil temannya.


“Bagaimana bisa? Bagaimana bisa?!”


Lalu semuanya menjadi gelap seketika.

 

Ketika Ananta terbangun kembali, dia diherankan dengan kondisi kamar yang begitu berbeda dari kamarnya. Terlihat kamarnya begitu mewah, dengan pencahayaan yang begitu terang, selimut yang menyelimuti tubuhnya pun begitu hangat.

 

Dari ujung mata, dia melihat ada ruangan yang lampunya menyala. Dari balik lampu yang menyala, terdengar suara shower menyala, mungkin ada seseorang yang sedang mandi. Dia terheran dengan kondisi badannya yang tidak memakai apa-apa, hanya berbalut selimut saja.

 

Kesadarannya perlahan pulih, ketika dia mencoba bangkit dari ranjang, kakinya bisa merasakan hawa dingin lantai yang dipijaknya dan menemukan seluruh pakaiannya berceceran di lantai.

 

“Dimanakah aku?”

 

Sayup-sayup suara shower air berhenti dan terganti suara orang bersenandung, suara seorang Wanita, entah siapa dia. Ananta masih saja terpaku di atas ranjang, dengan pengar yang masih menguasai kepalanya. Matanya melirik sekilas ke atas meja, dan melihat ada foto seorang wanita muda yang sedang merangkul seorang pria, yang juga entah siapa.

 

“Eh sayang, sudah bangun.” Ananta terkaget dengan sensasi hangat yang tiba-tiba memeluk tubuhnya.

 

Masih berbalut handuk, wanita itu tiba-tiba memeluknya. Begitu hangat, begitu rapat, terasa ada sesuatu yang mendesak dari dalam tubuhnya, yang entah bagaimana, memancing sensasi terbakar lainnya, yang seketika begitu mendadak.

 

Aroma harum menguar dari tubuh wanita yang memeluknya, yang dia yakini sebagai istrinya, atau sebagai kekasihnya. Entah mengapa dia tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya, selain ingatan di malam ketika sorot cahaya menerjangnya. Jangankan istri, dia bahkan seingatnya saja dia belum memiliki kekasih. Lalu wanita itu siapa? Kenapa dia begitu mesra memeluknya?

 

Lalu dia membalas menciumnya, dan melucuti handuk si wanita, sampai kemudian dia tidak lagi ingat apa yang terjadi setelah dia meledakkan bagian tubuhnya di dalam tubuh wanita yang sedari tadi mendesah dan memanggil-manggil namanya.

 

“Oh, Marioku sayang, kamu begitu kuat. Begitu nikmat. Ayo sayang teruskan, lebih kuat, ah!”

 

Hah? Mario?! Siapa lagi Mario?! Siapa Mario?!

 

 

Rasanya masih begitu jelas bagaimana dia menghajar kekasih dan lelaki selingkuhannya. Betapa puasnya dia melihat selingkuhan kekasihnya babak belur berlumuran darah di atas ranjang. Tak jauh dari ranjang, di dekat pintu kamar mandi, tergeletak tubuh kekasihnya yang tak juga sadarkan diri. Entah masih hidup atau sudah mati, dia tidak peduli.

 

Terpenting, dia sudah tahu bahwa kekasihnya selingkuh. Dan dia sudah puas melampiaskan rasa sakit hatinya. Berbulan-bulan dia bekerja jauh di tengah laut demi meminang kekasihnya, rela berhari-hari digoyang samudra, eh ternyata kekasihnya lagi sibuk digoyang sama lelaki lainnya.

 

Terkadang kenyataan memang sebrengsek itu, pikirnya. Apalagi si Ravenna itu, cantik-cantik bisanya banyak banget. Muka lugu kelakuan sungguh terlalu.


"Brengsek!"

 

Dan, dalam perjalanan pulang, dia sempat mampir ke bar terdekat untuk meredakan pening kepalanya. Tiga gelas, empat gelas, dua botol, tiga botol minuman keras tandas. Semuanya berserak di atas meja. Hari masih belum terlalu malam, namun kepala rasanya begitu pengar. Mungkin memejamkan mata barang sejam dua jam, cukup membuatnya tenang.

 

 

Dalam kondisi yang setengah sadar, dia memilih untuk berkendara pulang menuju rumahnya. Namun sayang, di tengah jalan, dia sempat kehilangan kesadaran dan tertidur sebentar. Tanpa sadar, dia memacu mobilnya dengan kecepatan berlebih. Dan di pertigaan dekat pemberhentian bus, dia masih ingat ada sosok lelaki yang tidak mau menghindar meskipun sudah diklakson berulang kali.

 

Dia melihat tubuh lelaki itu tertabrak dan terpental cukup jauh, sebelum mobil yang dia kendarai menjadi lepas kendali dan menabrak bus yang sedang berhenti.

 

Di ujung nafas terakhirnya, dia tersenyum melihat berbagai ingatan akan betapa banyak kehidupan yang sudah dia lihat sebelum dia terbangun dan tersadar kembali. Setiap kali dia hilang kesadaran, dia akan terbangun di tempat lainnya dengan sosok yang berbeda, namun dengan jiwa yang sama, jiwa dirinya sendiri.


Sebelum menyadari bagaimana bisa semuanya terjadi?

Read More

Wednesday, June 21, 2023

Pikiran Tengah Malam

Di umur ketiga puluh, aku sedang berada di fase “Tak Bermimpi”

Fase dimana aku tidak memimpikan apapun, tidak menginginkan jadi apa-apa, hanya hidup, hidup untuk hari ini, hari esok, hari nanti, dan hari seterusnya. Begitu saja. Dan, aku merasakan semakin lama, fase itu membuatku seperti orang yang hanya menghitung hari, dan menanti hari tua datang secara pasti. Ya begitulah waktu. Waktu yang terus berputar, tak peduli soal aku, tak peduli soal kamu, tak peduli pada siapa pun. Waktu adalah waktu.

Terkadang, waktu itu bisa berlari secepat kilat, namun terkadang waktu bisa berjalan begitu perlahan, mengendap-endap seperti singa di padang rerumputan. Menanti untuk menyergap, dan Ketika menyadarinya, semua sudah terlambat. Begitu tersadar, dirimu sudah diterkam waktu. Tergilas oleh waktu. Dan, waktu, brengseknya lagi, sekalinya sudah terlewati maka tidak ada kesempatan untuk memutarnya kembali. Ya itu waktu, seperti halnya aku yang baru menyadari waktu, di umur yang ketiga puluh.
Read More

Friday, May 26, 2023

Sungguh Tidak Jelas Sekali

Terkadang tengah malam bisa menjadi waktu yang salah untuk berpikir, karena akan ada banyak sekali pemikiran yang bermunculan. Mulai dari yang jelas sampai pemikiran yang tidak jelas. Salah satunya adalah memikirkan makna tentang lagu Someone Like You-nya Adele.

Sungguh pemikiran yang tidak jelas sekali, Ketika menyadari bahwa lirik lagunya Adele yang berjudul “Someone Like You” itu bisa dibilang seperti lagu untuk kawan lama yang tiba-tiba datang untuk meminjam uang. Dan, brengseknya lagi, aku pun iseng mencari liriknya dan mendengarkan lagunya, dan memang benar adanya. Di beberapa bagian, lirik lagunya memang seperti orang yang hendak meminjam uang.
Read More

Sunday, April 30, 2023

Anggap Saja Mimpi Buruk

Salah satu cara terbaik untuk memulai menulis adalah dengan membayangkan apa yang hendak dituliskan. Namun, bagaimana apabila dirimu tidak punya bayangan tentang apapun, padahal dirimu ingin sekali menulis? Maka, meracaulah. Meracaulah, tulislah semua dengan bebas.

Anggap saja di depanmu adalah sebuah cermin, yang mana setiap kali dirimu memandang cermin, pantulan yang tercipta bukanlah dirimu, namun dirimu di masa lalu, atau bahkan orang lain. Maka bertingkahlah sesukamu, maka apa yang tertampil di cermin adalah gerakanmu. Iya, aku tahu, semua juga tahu, bahwa semua itu pantulan dirimu. Lucu saja, kalau menganggapnya begitu. Lain cerita kalau kemudian yang muncul adalah sosok lain.
Read More

Tuesday, August 23, 2022

Cerita Sekali Duduk: Inferiority Complex

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa pada akhirnya merasakan juga apa yang disebut masa “Habis semuanya”. Habis semuanya, masa dimana segala kebutuhan keluarga tidak ada lagi yang tersisa, habis semuanya dalam waktu yang sama. Mulai dari beras, gas, lauk pauk, air galon, token listrik, bensin motor hingga pulsa. 

Tidak pernah terbayangkan betapa rasanya yang sebegitu menyedihkan dan sebegitu nelangsanya, sampai sekiranya untuk mencukupi semuanya belum bisa seutuhnya. Beberapa barang sudah dijual, mulai dari yang sederhana, sampai beberapa peralatan elektronik sudah terjual. Bahkan beberapa buku koleksi pribadi, diantaranya buku-buku langka pun terpaksa dijual demi mencukupi kebutuhan keluarga. 

Ketiadaan pekerjaan, menjadi penyebab utamanya. Tidak memiliki pekerjaan, tentu saja tidak ada penghasilan. Sedangkan kebutuhan keluarga selalu ada setiap harinya, kompor di dapur harus setiap hari mengepul. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, segalanya habis, bahkan untuk mencukupi kebutuhan yang sederhana akan beras pun pikiran berputar keras.

Read More

Tuesday, August 2, 2022

Tidak Ada Yang Benar-benar Salah

Dalam usaha yang sia-sia, sebaris kalimat dituliskan dengan tergesa. Seolah hendak menutupi kenyataan bahwa segala sesuatu kini tak lagi sama. Beberapa kalimat yang terbaca terdiri dari beberapa kata yang tak lagi memiliki makna. Jauh sebelum segala sesuatunya menjadi nyata, namun kini tiba-tiba keputusasaan begitu terasa, dengan kebangkrutan seketika menjelma menjadi burung bangkai yang terbang mengitari dirinya yang kini penuh dengan rasa putus asa.


Putus asa yang tak terjelaskan oleh dunianya, dunia yang kini secara pasti nyaris ditelan bulat-bulat oleh kenyataan yang begitu pahit. Sebulan terakhir tidak banyak variasi yang muncul dari dunianya, selain tulisan bernada sama, dengan tema yang tak jauh berbeda, yang semuanya diakhiri dengan lampiran daftar riwayat hidupnya. Menulis lamaran kerja.


Read More

Monday, March 7, 2022

Cerita Tentang Serum Pencerah Wajah Terbaik: Pond's Bright Beauty Triple Glow Serum

Dulu ada idiom bahwa laki-laki tidak elok rasanya bila harus merawat kulit wajahnya. Karena perspektif orang yang menganggap laki-laki yang merawat wajahnya merupakan laki-laki yang kemayu dan tidak macho. Benar atau tidaknya anggapan ini hanyalah masalah perspektif masing-masing dari tiap individu, namun bagi saya, merawat kulit wajah adalah sebuah kebiasaan rutin harian, yang mana semua itu dilakukan agar kulit wajah tetap sehat terawat, bersih, segar, serta bebas dari jerawat.



Untuk merawat kulit wajah bisa menggunakan beraneka rupa jenisnya, ada sabun face wash, serum, vitamin, atau dengan masker wajah. Tiap jenis kulit, memiliki perbedaan pula dalam cara perawatannya. Beruntungnya, wajah saya memiliki jenis kulit yang relatif lebih mudah dirawat. Biasanya saya membersihkan kulit wajah bisa dengan mencuci wajah dengan sabun face wash khusus setelah mandi. Terkadang, jika sedang santai, saya suka iseng, menggunakan serum perawatan kulit wajah milik istri.
 
Read More

Friday, March 4, 2022

JNE meraih Penghargaan Indonesia Top PR Award Untuk Ketiga Kalinya


Tiga puluh satu tahun yang lalu berdirilah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang pengiriman dan pendistribusian barang, perusahaan itu adalah JNE. Dengan mengusung Tagline “Connecting Happiness”, JNE didirikan dengan memiliki tujuan untuk memberikan banyak manfaat dan menyebarkan kebahagiaan bagi semua orang. Dengan pelayanan pengiriman dan pendistribusian barang yang optimal, diharapkan mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan bisnis yang mereka miliki.

 


Perkembangan jaman yang semakin maju, menciptakan kesempatan yang luas bagi pengembangan bisnis milik masyarakat. JNE hadir di tengah masyarakat, dengan komitmen untuk membantu dan berkontribusi nyata dalam kemajuan perekonomian negara. Dengan kualitas pelayanan yang mumpuni, JNE memiliki kesempatan untuk mengembangankan bisnisnya juga. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemisahan Divisi Logistik menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspress di tahun 2012. Kemudian, dilanjutkan dengan ekspansi di bidang logistic yang berfokus pada layanan pergudangan, kargo, pengiriman barang untuk segala medan, baik melalui udara, darat, dan laut di tahun 2013.

Read More

Tuesday, February 8, 2022

Akhirnya, Hari Itu Datang Juga

Pada akhirnya hari itu datang juga. Kamu berdiri sendiri di tengah lobi, di salah satu mall di ibu kota. Siang itu, lobi begitu ramai pengunjung, semua saling berseliweran di depanmu, tidak ada yang mengenalmu, tidak ada yang ingin tahu apa urusanmu. Semua lewat begitu saja, di depanmu, bagaikan ingatan-ingatan yang pada akhirnya menyeretmu sampai ke ibu kota. Ingatan yang menyadarkan, ingatan yang melempar kembali kesadaran yang entah ada dimana. Hingga pada akhirnya, hari itu datang juga. Hari dimana kamu harus merasakan rasa yang begitu kamu takutkan selama ini.


Senin, akhir bulan Januari, kamu mendapatkan sebuah panggilan dari nomor tak dikenal. Nomor yang tidak disangka-sangka akan memberimu harapan perihal masa depan yang menjanjikan. Setidaknya sampai saat itu, dirimu merasakan bahwa Dewi Fortuna sedang berpaling padamu, dan menawarkan keberuntungan yang ditunggu-tunggu. Seseorang menelponmu dengan nomor tak dikenal, yang suaranya mengingatkanmu pada tetanggamu. Tanpa curiga, kamu menyebutkan nama tetanggamu itu, yang dilanjutkan dengan persetujuan yang melanjutkan pada sebuah berita. Berita bahagia, atau lebih tepatnya kesempatan langka, begitu pikirmu, saat itu.


Lewat telepon yang berdering berulang kali, Dia menawarkan padamu sebuah kesempatan bisnis yang menurutmu Tidak ada salahnya untuk dicoba. Semuanya dijelaskan olehnya, perihal jenis, perihal harga, perihal segala tetekbengeknya bisnis yang ditawarkannya. Semuanya diawali oleh cerita, perihal saudaranya yang sedang terlilit masalah hutang dengan bank dan tidak membayarkan pinjaman bank. Alhasil, saudaranya itu terpaksa melelang seluruh asetnya, termasuk toko elektronik yang dimilikinya. Sampai titik ini, dirimu masih mendengarkan, sampai kemudian dia menawarkan, sebuah ide untuk membeli asset eletronik yang ada di toko saudaranya dengan separuh harga, lalu menjualnya lagi dengan harga normal. Betapa menguntungkannya, pikirmu saat itu, tanpa curiga, kamu setuju saja.


Entah kenapa, kamu mudah percaya, dan iya-iya saja. Termasuk ketika orang yang mengaku tetanggamu itu memberi nomor orang yang juga tak dikenal olehmu. Kamu diminta untuk mengaku sebagai sodaranya tetanggamu yang asetnya disita oleh bank. Dan, bodohnya, kamu iya iya saja, seolah di kepalamu yang dipikirkan hanya keuntungan semata.


0852xxxxx509, Ini nomor juragan elektronik di Roxy, begitu katanya.

Telpon saja, dia kenalanku, dia lagi butuh barang elektronik untuk mengisi lagi tokonya, lanjutnya.


Tanpa curiga, kamu telpon itu nomor. Tersambung, dan terdengarlah suara seorang lelaki dengan logat mandarin kental, dia mengenalkan dirinya sebagai Koh A Siong, juragan elektronik di Roxy, kenalan tetanggamu. Terjadilah percakapan seputar bisnis yang entah kenapa juga, kamu iya-iya saja, dan seolah tersetir oleh perbincangan dengan Koh A Siong. Dirimu seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, yang menurut apa saja yang diminta oleh dia. Bolak-balik kamu telpon tetanggamu dan Koh A Siong, membicarakan perihal harga, membicarakan perihal bisnis, dan seterusnya.


Sampai pada akhirnya, Koh A Siong menyimpulkan bahwa dirinya mau pesan beberapa jenis elektronik dengan total semuanya sampai lebih dua ratus juta. Sedangkan modal awalnya, hanya seratus dua puluh juta. Selisihnya sekitar delapan puluh juta, lalu dibagi dua dengan tetanggamu. Hasilnya sekitar empat puluh juta, untuk tiap orang. Yasalam menguntungkan sekali. Di momen ini, logikamu sudah mati, isi kepalamu sudah tidak waras lagi. Di kepalamu hanya ada angka-angka keuntungan yang akan didapatkan. Semua itu membuatmu tidak waspada, sampai pada akhirnya tetanggamu menelpon lagi, dan mengatakan bahwa modalnya itu kurang sekian belas juta. Lalu, kamu diminta mencari sisanya itu, dan bodohnya kamu menurutinya. Kamu sampai rela meminjam uang kepada sodaramu, kepada perusahaan istrimu.


Pada momen ini, kamu masih belum sadar, kepalamu masih disibukkan oleh informasi-informasi terbaru yang diberikan oleh tetanggamu dan Koh A Siong. Kepalamu dipaksa mencerna segala informasi yang ada, tanpa mencurigai perihal nomor rekening yang diberikan tetanggamu, yang ternyata nomor rekeningnya tidak sesuai dengan nama tetanggamu. Bedebahnya, tetanggamu berkilah bahwa itu nomor rekening bank milik bendahara bank yang mengurusi pelelangan bank. Bodohnya lagi, dirimu iya-iya saja tanpa curiga. Sampai akhirnya dirimu setuju mentransfer uang sekian belas juta ke rekening tadi. Masih tanpa curiga, dirimu masih sibuk telpon dengan keduanya. Dan, akhirnya kamu berjanji untuk bertemu di depan lobi salah satu mall di ibu kota. Kamu menyetujuinya.


Siang itu begitu panas menyengat, dana kamu begitu semangat. Memacu kendaraan dengan sekencang-kencangnya, menuju Stasiun KRL terdekat, menuju Ibu Kota. Lewat jam makan siang, dirimu masih di dalam KRL, dan telponmu berdering, tetanggamu mengabarkan bahwa modalnya masih kurang tiga juta lagi, lalu kamu diminta untuk mencarikan lagi karena jika modal tidak mencukupi maka transaksi batal. Dalam kepanikan yang mendadak kamu menelpon sodaramu untuk meminjam uang lagi, dan mudah saja, sodaramu memberi pinjaman, tanpa curiga. Lalu, setelah uang terkumpul, lalu kamu telpon lagi tetanggamu itu untuk mengabarkan bahwa uangnya sudah ada, lalu kamu diminta untuk lekas mentransfernya ketika sudah sampai di Ibu Kota.


Tak berselang lama, Koh A Siong menelpon dan menanyakan dirimu sedang apa, lagi dimana, sama siapa, semalam berbuat apa, lalu kamu menjawab bahwa itu lirik lagu Yolanda. Sialan! Bukan itu maksud saya. Kamu menjawab bahwa sekarang kamu sedang di perjalanan. Dia menjawab oke-oke, ditunggu ya. Kabar-kabar saja kalau sudah sampai. Sampai disitu, kamu masih belum curiga. Setelah turun dari kereta, kamu lekas mengabari tetanggamu itu, bahwa kamu sudah sampai di Ibu Kota. Dia memintamu untuk lekas mentransfer uang kurangnya tadi karena ini bendahara sudah menanyakan mau bagaimana. Tanpa pikir panjang, kamu menuju atm terdekat, dan lekas mentransfer sesuai nominal yang dia minta. Dirimu kemudian diminta untuk menunggu di depan lobi, salah satu mall di ibu kota.


Sesampainya di depan lobi, kamu menelpon tetanggamu, lalu kamu diminta menunggu, karena tetanggamu beralasan sedang mengemas barang-barang yang dipesan Koh A Siong. Tak berselang lama, Koh A Siong menelponmu, dan menanyakan kamu ada dimana. Masih dalam perjalanan menjadi alasanmu, terjebak macet, begitu kilahmu. Panik, kamu mengabari tetanggamu, dan mendapati nomor tetanggamu itu sudah tidak aktif lagi. Berulang kali, kamu menelpon nomor tetanggamu, tapi hasilnya sama saja, nomornya sudah tidak aktif. Dicoba lagi, lagi, dan lagi, suara yang sama menjadi jawabannya:


Mohon maaf, nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif. Mohon dicoba sekali lagi.


Kamu berdiri sendiri di tengah lobi, di salah satu mall di ibu kota. Siang itu, lobi begitu ramai pengunjung, semua saling berseliweran di depanmu, tidak ada yang mengenalmu, tidak ada yang ingin tahu apa urusanmu. Semua lewat begitu saja, di depanmu, bagaikan ingatan-ingatan yang pada akhirnya menyeretmu sampai ke ibu kota. Ingatan yang menyadarkan, ingatan yang melemparkan kembali kesadaran dan logika yang tadi entah kemana. Semakin lama kamu menunggu, semakin besar kepanikan yang tercipta. Dicoba telpon tetanggamu sekali lagi, tapi jawabannya tetap sama saja, nomornya sudah tidak aktif.


Pada akhirnya, hari itu datang juga. Hari dimana kamu harus merasakan rasa yang begitu kamu takutkan selama ini. Kena Tipu. Iya, hari itu kamu kena tipu. 


Uang sekian belas juta yang kamu pinjam dari sodaramu, dari perusahaan istrimu, sudah dibawa lari oleh orang yang mengaku tetanggamu. Tanpa membuang tempo, kamu lekas menuju ke bank terdekat untuk mengabarkan perihal kasus yang menimpamu dan meminta bank untuk memblokir nomor rekening yang diberi tetanggamu. Namun, bank sudah tutup, dan satpam bank menjelaskan kepadamu, jika ingin memblokir rekening orang, harus memiliki suraat laporan dari kepolisian. Dan, ketika kamu di kepolisian, kamu mendapatkan fakta yang mana akan sangat sulit mengharapkan uangmu kembali. Karena di kepolisian pun sudah banyak orang mengantri, karena menjadi korban penipuan juga. Pulang dengan tangan hampa, pulang dengan membawa kesadaran yang nyata, kesadaran bahwa dirimu baru saja kena tipu.


Kesedihan berubah bentuk, tapi tidak pernah berakhir. Orang-orang seringkali salah paham akan hal itu. Bahwa katanya, apa yang hilang akan tetap hilang, dan tidak akan pernah kembali lagi. Seperti halnya ketika kamu kena tipu. Mereka keliru, ketika kamu kena tipu, maka yang bisa merasakan itu hanyalah dirimu. Orang lain hanya menyediakan simpati dan empati untukmu, tapi tidak akan paham apa yang hanya bisa dirasakan olehmu.

Olehmu, yang baru saja kena tipu. 

Read More

Wednesday, December 29, 2021

Tulisan Akhir Tahun

Ada hari dimana mulai kehilangan keyakinan akan kemampuan diri sendiri. Seberapa kuat berusaha, hasilnya akan sama saja; tidak ada hasilnya. Gelisah, terus saja menghantui, perlahan mulai menyusup jauh ke dalam sisi relung yang bahkan belum terpetakan sebelumnya. Ketika bercermin pun yang tampak bukanlah diri sendiri, melainkan orang asing. Orang asing dengan tampilan berantakan dan tak terjelaskan. Orang asing yang tampak sedang berusaha melarikan dari kenyataan.

Hari baru dimulai lagi, tapi tidak di rumah ini. Semuanya masih tampak sama, dan tidak ada bedanya. Menghamburkan kata, menghamburkan doa, menghamburkan asa, seolah sudah tidak ada nilainya, tidak ada gunanya. Mencoba untuk tetap sabar, dan tenang menghadapi semuanya, nyatanya malah membuat semua menjadi tidak terkendali. Ada hari dimana segalanya tampak kabur, dan memudar. Lalu melebur menjadi sesuatu yang tidak jelas dan tidak terjelaskan.
Read More

Tuesday, November 30, 2021

Memilih Untuk Berhenti

Adalah kenyataan, yang membuatku tersadar bahwa banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika diriku ditimpa begitu banyak beban pekerjaan. Dengan waktu yang terbatas, tenaga yang lekas terkuras, hanya kesadaran akan kebutuhan keluarga yang membuatku tetap waras. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika harus menjadi sapi perah yang segala miliknya diremas hingga tuntas.

Tidak ada waktu untuk rekreasi dan menyalurkan hobi, bahkan untuk mengeluh pun sudah tidak punya waktu lagi, selengkapnya ada disini

Jikalau pekerjaan bisa sedemikian keras, apakah aku harus bertingkah sebaliknya? Memelas atau bertambah semakin keras? Ah entahlah. Saat ini, di kepalaku yang tersisa hanyalah gambaran-gambaran buram yang tidak jelas dan tidak terjelaskan.
Read More

Friday, July 23, 2021

Sebuah Tulisan: Sungguh Tidak Jelas

Terkadang hidup bisa sedemikian tidak jelasnya, jika hanya dihabiskan untuk mencari penjelasan tentang apa yang tidak jelas dalam hidup. Karena semakin banyak mencoba untuk mencari penjelasan, maka semakin banyak pula hal-hal tidak jelas yang meminta penjelasan. Hidup memang seperti itu, apalagi jika hidup di suatu negara yang sangat indah dan selalu disirami cahaya matahari setiap tahunnya.

Banyak sekali penjelasan yang berkeliaran di linimasa. Apalagi di grup WA, entah di grup keluarga atau di grup SMA, semuanya bertingkah seolah menjadi ahli yang pandai dalam menjelaskan sesuatu yang sebenarnya tidak dipahaminya. Mengoceh sana, mengoceh sini, kutip teori itu, kutip teori ini, bila perlu pakai ilmu cocoklogi. Segala sesuatunya yang sekiranya agak cocok, dia jelaskan dengan menggebu, kepada mereka yang membutuhkan penjelasan, membutuhkan pencerahan.

Read More

Wednesday, June 9, 2021

Melihat Angan Bekerja

Setidaknya, dibutuhkan kurang lebih uang satu juta rupiah untuk melakukan reparasi sepeda motor. Ada beberapa bagian yang perlu diganti dengan yang baru. Salah satunya adalah rem depan. Tidak banyak yang dipedulikan dari rem depan, selain tugas fungsionalnya sebagai pengendali laju sepeda motor. Jika bagian itu tidak berfungsi dengan benar, maka akan menciptakan kekacauan yang bisa menimbulkan celaka bagi pengendaranya. Sungguh betapa pentingnya rem depan, namun seringkali diabaikan.

Tapi duit darimana??

Seperti halnya rem depan, logika pun perlu diperhatikan dengan seksama. Agar nantinya, logika tetap sehat dan waras dalam mengatur laju kecepatan alam pikiran bawah sadar yang sering kali mencetuskan hal-hal yang tidak jelas. Belum lagi, kecenderungan alam pikiran yang jika tidak dikendalikan akan mudah terhasut oleh bujuk rayu perasaan. Alangkah bedebahnya hidup ini jika segala aspeknya selalu terbawa bujuk rayu perasaan. Hilang akal sehat, tidak bisa melihat segala sesuatunya dengan jelas, dan jadi tidak logis. Fuck Logic!
Read More

Monday, May 24, 2021

Tidak Ada Mudik Tahun Ini

Tidak ada keluarga yang sempurna, tapi bagi saya, keluarga adalah tempat terbaik untuk kembali. Kembali dari tanah rantau, untuk menata diri, untuk menjaga tali silaturahmi, agar tetap terjaga dan terajut rapi. 


Kami Tidak Mudik

Menjelang Hari Raya, banyak orang yang rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk sebatas mudik ke kampung halaman. Tidak peduli di tengah jalan akan berdesak-desakan, terjebak kemacetan hanya untuk berkumpul dan merayakan hari raya bersama keluarga. Bahkan di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, masih banyak orang yang rela menerobos segala larangan dari pemerintah untuk mudik. Karena tidak lengkap rasanya, hari raya tanpa berkumpul dengan keluarga. 
Read More

Monday, May 17, 2021

Keluh Kesah Tengah Malam

Tengah Malam,

Terlalu banyak pikiran yang tidak bisa ditangguhkan ketika kehilangan pekerjaan. Apalagi hal itu terjadi di tengah pandemi. Kehilangan pekerjaan sungguh menyakitkan, tidak bisa dibayangkan jika hal itu bisa memberi bekas yang begitu dalam. Dibandingkan dengan kehilangan kekasih di masa muda, kehilangan pekerjaan di saat-saat seperti ini terasa jauh lebih menyesakkan. Kehilangan pekerjaan dan proses mencari pekerjaan bisa membuat isi kepala berputar setiap harinya. Tidak jarang, hal itu menciptakan perasaan insecure pada diri sendiri, dan menjadikannya overthinking yang berlebihan ketika menyadari bahwa sampai saat ini surat lamaran pekerjaan tidak kunjung mendapatkan balasan.

Read More