Sehelai daun bersolek butiran air
Berkilau diterpa cahya Sang Surya
Berbinar berucap, Tengoklah Aku!
Kini aku kecil, menebar di atas daun
Tapi darisetitik kan jadi sebutir
Menyatu jatuh ke bumi nan ramah.
Disini aku berkumpul dan berbaur
Bersenda ria di karpet dedaunan
Mengikuti jalinan akar dan rumput
Berbaris, membesar dan mengalir
Ada yang di atas alur bebatuan
Ada yang di dalam kegelapan bumi.
Di riak tebing berbatu, aku bersorak
Dan terus membesar, saling sapa
Gemericik berubah menjadi gemuruh
Berdebur di arus gunung berbatu
Menerjang apa saja yang menghalang
Dan tak ada yang kuasa menghentikan.
Tapi aku hanyalah sebutir tanpa daya
Kini aku mengapung di telan sunyi
Ditemani bangkai dan sisa kehancuran
Tak lama, aku pun akan kembali sirna
Dihembus angin, dipanggang matahari.
Aku lenyap ditelan bumi yang haus
Adakah yang tahu, Adakah yang peduli?
Setitik jadi sebutir, sebutir jadi sealiran
Tanpa akar-akar dan dedaunan busuk
Yang menjaga kelembutan bumi
Kan menyatu liar menjadi malapetaka.
Sebelum kembali ke alam, aku bertanya
Dimanakah sahabatku, Pohonku?
Kepada bangkai yang mengambang
Aku juga bertanya, Dimanakah Pohonku?
Tak ada yang dengar, apalagi menjawab
Karena mereka semua telah mati ....
(Kisah Sebutir Air Karya Deniek G. Sukarya)
Gue kira tadinya tulisan lu. -__-
ReplyDelete