Kerusakan
lingkungan secara nyata sudah terjadi di dunia. Akibatnya iklim kian sukar
ditebak dan bencana terjadi di mana-mana. Butuh keseriusan dari semua pihak
untuk melaksanakan perlindungan terhadap kelestarian alam. Namun, diperlukan
cara-cara kreatif seperti yang dilaksanakan oleh grup Royal Golden Eagle (RGE).
Sumber : RGE
Saat
ini, kerusakan alam memicu pemanasan global. Beragam bukti nyata terpampang. Es
abadi di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair sehingga permukaan air laut
meningkat. Kekeringan juga terjadi di sejumlah sumber mata air hingga musim
yang sukar sekali diprediksi.
Dua
hal terakhir secara nyata dialami oleh orang Indonesia. Sekarang untuk membagi
kurun waktu musim kemarau dan musim penghujan tidak mudah. Pada bulan-bulan
yang seharusnya menjadi musim kering malah ada hujan, begitu pula sebaliknya. Bagi
para petani yang mengandalkan alam untuk sebagai sumber penghidupan tentu
sangat mengganggu. Namun, orang lain secara umum juga pasti akan terkena dampak
negatif perubahan iklim. Oleh sebab itu, kesadaran untuk terus mau melindungi
alam harus dimiliki semua pihak.
Sebagai
perusahaan yang berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan, Royal Golden Eagle aktif mengampanyekan
kesadaran perlindungan alam kepada berbagai pihak. Hal ini penting karena mereka
adalah perusahaan yang mengandalkan sumber daya alam sebagai produk utama.
RGE didirikan
oleh pengusaha Sukanto Tanoto pada 1973 dengan nama awal Raja Garuda Mas.
Mereka merupakan korporasi skala internasional yang menjadikan sumber daya alam
menjadi produk bernilai tambah tinggi dan bermanfaat. Ada
banyak anak perusahaan yang berada di bawahnya. Mereka pun bergerak di bidang
industri yang berbeda-beda seperti pulp
and paper, kelapa sawit, specialty cellulose, pengembangan energi, hingga
serat viscose.
Berkat
kiprah di berbagai bidang industri tersebut, sejak dari bernama Raja Garuda Mas hingga berubah menjadi
Royal Golden Eagle, aset perusahaan terus berkembang. Kini, nilainya ditaksir
mencapai 15 miliar dollar Amerika Serikat. Bukan
hanya itu, mereka juga sudah melebarkan sayapnya. Kini RGE tidak hanya ada di Indonesia, melainkan juga beroperasi di
Malaysia, Singapura, Filipina, Tiongkok, Brasil, Kanada, hingga Finlandia. Di
semua negara tersebut, Royal Golden Eagle
mampu membuka lapangan kerja untuk sekitar 60 ribu orang.
Sebagai
perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam, RGE berkepentingan untuk menjaga
alam. Salah besar jika mereka ingin merusak alam karena berarti malah akan
mematikan bisnisnya. Namun, terlepas dari faktor komersial, Royal Golden Eagle
memang ingin menjaga lingkungan demi perlindungan iklim.
Semua
penting bagi kelangsungan manusia secara umum. Tapi, pendirinya, Sukanto
Tanoto, memang juga mewajibkan agar semua anggota grup Royal Golden Eagle mampu memberi manfaat. Bukan hanya ke perusahaan
sendiri, namun juga ke masyarakat, negara, hingga alam.
Oleh
karena itu, RGE serius menyebarkan
semangat peduli lingkungan ke semua pihak. Namun, agar kampanye yang digelar
benar-benar meresap ke publik, mereka jeli membuat sekian banyak kegiatan
kreatif. Sejumlah perhelatan dilakukan sesuai dengan target masyarakat yang
dikejar. Seperti apakah itu? Berikut ini beberapa di antaranya.
KAMPANYE SEKOLAH HIJAU
Sumber : RGE
Masa
depan dunia ada di tangan anak-anak. Oleh sebab itu, penanaman kesadaran
menjaga lingkungan sangat baik jika dilakukan sedini mungkin. Saat masih kecil
dan polos, ketika itulah mereka makin mudah diajari. Oleh
karena itu, Royal Golden Eagle rajin menggelar kampanye peduli lingkungan ke
sekolah-sekolah. Salah satunya dilakukan oleh anak perusahannya yang bergerak
dalam bidang pulp and paper, PT RAPP.
Mereka membuat sekolah ramah lingkungan di Sekolah Global Andalan PT RAPP
Estate Logas.
RGE menamainya sebagai Eco Green Park.
Pada dasarnya, ini adalah area bermain yang diisi dengan segala informasi
tentang hutan maupun pernak-pernik yang mencerminkannya. Di dalamnya berisi
rumah hijau, tempat pembuatan kompos, serta gubuk belajar. Namun,
ada satu yang sangat menarik. Ada bagian yang dinamai sebagai Bank Sampah. Di
sini para siswa belajar dan memamerkan hasil karya seni maupun apa saja yang
dibuat dari sampah-sampah di lingkungannya.
Sejak
diresmikan pada April 2017, Eco Green Park menarik perhatian para siswa. Hal
ini sungguh menggembirakan. “Kami ingin para siswa di Sekolah Global Andalan PT
RAPP Logas belajar di tempat yang menyatu dengan alam. Ini untuk menunjukkan
kepada mereka supaya bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ucap Estate Logas Manager, Asep Nugraha
Budiawan.
Sementara
itu, Chairman APRIL, Bey Soo Kiang,
menegaskan kampanye ini merupakan bukti nyata komitmen Royal Golden Eagle
terhadap pelestarian lingkungan. Ia berkata, “Pendiri kami, Sukanto Tanoto,
adalah sosok yang bersemangat dalam pelaksanaan prinsip 4C, yakni bagus untuk
perusahaan, masyarakat, negara, dan iklim. Kegiatan ini merupakan contoh
nyatanya.”
LOMBA DOODLE BERTEMA PELESTARIAN ALAM
Sumber : RGE
Selain
anak, kaum muda juga merupakan pihak yang perlu diberi pemahaman tentang arti
penting kelestarian alam. Sebab, lingkungan akan terkait langsung dengan
kualitas hidup yang mereka rasakan. Akan
tetapi, Royal Golden Eagle mengambil langkah kreatif. Kaum muda tidak akan suka
jika hanya diberi pemahaman dengan seminar atau penjelasan belaka. Banyak cara
lain yang dapat dilakukan agar selaras dengan jiwa para pemuda.
Maka,
berbagai langkah kreatif pun ditempuh. Salah satunya dilakukan oleh anak
perusahaan yang dulu bernama Raja Garuda
Mas tersebut, APRIL. Pada Desember
2016, mereka menggelar lomba doodle art
dengan bertema lingkungan. Secara khusus, topik yang diambil adalah PT RAPP Good for Climate.
Lomba
digelar untuk semua kalangan, namun sebagian besar pengikutnya adalah kaum
muda. Tercatat setidaknya ada sekitar 60 karya yang masuk dalam jangka waktu
sebulan perlombaan diadakan. Dari
hasil karya yang masuk ke panitia, pesan kepedulian lingkungan yang diharapkan
terlihat “diserap” oleh para peserta. Hal tersebut dari tema yang dihadirkan
seperti penanaman pohon untuk masa depan, hutan adalah masa depan manusia,
serta menanam pohon berarti melestarikan manusia.
Dalam
lomba doodle art tersebut, ada tiga
orang pemenang yang diambil. Mereka adalah Muhammad Givari Ali Imran dari
Makassar, Nafisa Afrini Mayasari asal Pekanbaru, dan Yelmi Nanda yang berasal
dari Kuantan Singingi. Ketiganya
mendapat kamera Xiao Yi dan alat mewarnai Sakura Koi. Namun, lebih penting
adalah kesadaran bahwa pelestarian lingkungan begitu vital.
“Ini
merupakan cara yang baik dalam mengenalkan kepada semua pihak bahwa perusahaan
kami dijalankan dengan prinsip memerhatikan lingkungan. Kertas yang kami buat
berasal dari bahan terbarukan yang kami tumbuhkan secara bertanggung jawab dan
selaras dengan prinsip Good for Climate
yang menjadi filosofi perusahaan kami,” ucap Mill Operational Director RAPP,
Ali Shabri.
SEMINAR PEMANGKU
KEBIJAKAN
Royal
Golden Eagle juga menyasar para sosok kunci dalam industri sumber daya alam.
Mereka tak segan berbagi cara-cara pelestarian alam yang dilaksakan di dalam
perusahaan. Salah satunya ditunjukkan oleh APRIL ketika berpartisipasi dalam
diskusi panel kontribusi perusahaan dalam pencapaian United Nation’s Sustainable Development Goals di Singapura pada
Mei 2017.
Diwakili
oleh Director of Corporate Affairs APRIL,
Agung Laksamana, pihak RGE memperlihatkan
cara-cara perusahaan dalam menjaga lingkungan. Mereka memaparkan berbagai
program yang ditempuh untuk pelestarian lingkungan seperti program Desa Bebas
Api, restorasi lahan gambut yang rusak, serta komitmen untuk pembukaan hutan.
“Perjalanan
merupakan frasa yang tepat untuk menggambarkannya,” ucap Agung. “Kami berkembang
untuk mencapai target jangka panjang untuk menumbuhkan keuntungan bagi ekonomi
lokal dan masyarakat serta pada saat yang memberikan dampak positif bagi
lingkungan.”
Langkah
ini merupakan bentuk lain cara kreatif yang ditempuh oleh Royal Golden Eagle
dalam menanamkan kesadaran pelestarian lingkungan. Semua diharapkan dapat
membuka mata khalayak bahwa perlindungan alam merupakan kewajiban bagi siapa
saja.
Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga kelestarian lingkungan?
0 comments:
Post a Comment