Hening seketika tercipta, tatkala kamu mulai membuka
obrolan mengenai hubungan kita. Hubungan yang sudah terbentang sepanjang hampir
satu dekade, bermula di kala seragam putih biru, sampai kini berganti seragam
putih hitam, aturan seragam pegawai dalam salah satu korporasi dalam negeri. Tempat
dimana kita bekerja.
Hening semakin menggantung, tatkala kamu berhenti
bicara, dan berbalik menatapku tanpa bicara. Menatapku dengan kedua bola mata
yang menyiratkan penuh harap. Tatapanmu begitu teduh, yang semakin lama membuat
pikiranku semakin keruh. Tanpa terucap kata, aku sambar segelas kopi di atas meja
dengan tergesa, yang seketika cipratannya menciptakan noda hitam pada kemeja
putih, seragam kerjaku.
Sedangkan kamu, masih saja kukuh dengan tatapanmu,
tanpa peduli bahwa tatapan matamu seringkali membuat logikaku runtuh. Aku
seringkali tak mengerti, kenapa aku seringkali kelimpungan tatkala ditatap
seperti itu, padahal aku sudah berlatih beradu pandang dengan setiap orang,
yang aku temui sepanjang karierku selama ini. Tapi tetap saja, di hadapan
tatapan matamu itu ketegaranku seringkali meluruh jatuh, runtuh.
Jauh dalam hatiku, sungguh sangat ingin hubungan
kita diresmikan dalam suatu upacara peresmian yang legal, sah secara hukum, sah
secara agama. Tapi apakah kamu berani mendobrak idiom masyarakat negeri ini?
Sejujurnya aku sangat ketakutan tatkala kau tanyakan pertanyaan itu, pertanyaan
yang akan menghantuiku setiap tidur malamku. Sekiranya nanti malam, akan
menjadi malam yang panjang untukku.
Kamu masih saja diam, bergeming dalam senyapmu, terdengar
dering ponselmu memecah kesunyian, namun tak kau pedulikan, dibiarkannya sampai
diam begitu saja, seolah segala perhatianmu hanya tertuju padaku. Aku tahu, itu
pasti telepon dari Rangga, lelaki yang sedang mendekatimu. Sekedar bertanya, “apakah kamu ada acara malam ini?” dan
mengajakmu jalan-jalan, serta makan malam. Aku tahu semua itu, karena
sebelumnya kau sudah menceritakan semuanya, kepadaku, beberapa waktu sebelum
pertanyaan sialan itu keluar dari mulutmu.
Pertanyaan sialan, yang setidaknya jika aku jawab
dengan respon positif niscaya hanya mencerminkan keabnormalanku. Sedangkan, jika
aku jawab dengan respon negatif niscaya yang tersisa dariku hanyalah jasad
tanpa nyawa. Terasa serba salah, terasa begitu dilematis. Seketika moncong pistolmu
terasa begitu dingin di keningku. Dan itu menyadarkanku, bahwa kelangsungan
hidupku ditentukan oleh jawabanku. Sekali lagi, dengan tatapan teduh, kau
bertanya padaku.
Linda, Maukah kamu jadi kekasih wanitaku???
Men, ga ketebak endingnya. Tadi saya mikirnya pasangan ini sedang bingung mau nikah tapi karena ada hal yang menghalangi. Ternyata.. :)))
ReplyDeleteHaha maka dari itu, harap baca sampai akhir wkwk dan jangan baca sekali, tapi bacanya diulang biar mengerti
DeleteMau lebih sulit, kasi lelaki lain lagi yg nanyain hal sama. terus tambahin ibu yg memihak salah satu dari mereka, dan bapak yg memihak satunya lagi. bapak dan ibu kemudian bertanya ke LInda mau pilih yg mana? ikut ibu bapak pergi, ikut bapak, ibu yg pergi.
ReplyDeleteHaw, sepertinya kamu ini terlalu banyak nonton sinetron deh haha
DeleteTambahanmu itu sinetron bgt ^^
Lagi.. Lagi.. Lanjutin lagi ceritanya. Masih pengen tau kelanjutan si rangga bgmn
ReplyDeleteHiks, "aku"nya cewek ternyata. Padahal paraghraf awal2 udah bikin baper kak Fand.
ReplyDeleteDuhhhh kirain Fandhy mau curhat di blog-nya. Tahunya Fandhy sekarang jadi cewek. ehhhh.....
ReplyDeleteAiyayyaya... Kukira tadi beda agama, gak direstui ortu, atau si aku lagi sakit...apa gitu...
ReplyDeleteEh ternyata jeruk makan jeruk..
Alhamdulillah, akhirnya ada yg maksud juga dengan tulisan saya ^^
DeleteIni kayaknya belum utuh ya ceritanya ... ada episode lanjutan? Mau baca deh kalau ada, hehehe
ReplyDeleteEh kukira curhatannya kak fandy yang ditipis-tipisin
ReplyDeleteLah kok cewek
Heyaaaaaaa 😆😆
aaaah, fiktif belaka ternyataaa. kirain ini curhatan uda fan.... ah ah aha
ReplyDeleteWew.. Surprised sama endingnya. Sukses membuat saya terkecoh :D
ReplyDeleteWow.. Linda . Aku kira hubungan ini tentang menentang apa,ternyata.
ReplyDeleteHmmm...itu jeruk makan jeruk kan ya? Aku ga salah kesimpulan kan? (mikir, haha)
ReplyDeleteEh ada mbak Linda 😁
DeleteHaha iya, Linda ternyata disukai oleh sesama wanita wkwk
Yeeeeh sosok Rangga itu memang selalu mempesona. Jawabannya apa, ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteEndingnya gak bisa ditebak ya kak, ampe terkejut bacanya *lebay wkwkwk
ReplyDeleteJd hubungan itu sebenarnya kurang bagus di mata masyarakat gtu ya?
ReplyDeleteSudah pasti yg ditunggu jawabannya susah ngejawab. Tapi penasaran juga galaunya krn apa, soalnya org yg "cinta" biasanya melakukan apa saja. Tapi nampaknya yg ditunggu jawabannya ini msh sadar akan "batasan" atau mungkin "norma" kali yaaaa #komensokteu
Haha saya rasa, anda harus membaca sekali lagi tulisan saya deh mbak. Biar pada akhirnya mengerti akan maksud endingnya itu bagaimana wkwk
DeleteDuuh .. kirain Kak Fandy lagi curhat, mau ngeresmiin hubungan dengan temen perempuannya...
ReplyDeleteTernyata di sini tokoh utamanya Linda, ya..?
Kalau dilihat dari pernyataan mendobrak idiom negeri ini, kayaknya ini hubungan sesama jenis ya? #Cobanebak! he he he
Iya betul sekali mbak, akhirnya ada juga yg paham sepaham-pahamnya dengan maksud tulisan ini, btw terima Kasih sudah baca berulang kali tulisan saya, sampai paham maksud endingnya bgmn 😂😂
Delete
ReplyDelete" Mau jawabku....tapi kita harus bisa bersandiwara "
Ya...kita harus bersandiwara
Seperti sahabat baik yang selalu mendukung dan menyanjung
Ah...entah mengapa jawaban itu meluncur dari mulutku . Aku sendiri tak percaya mengucapkannya . Tapi binar matamu membuatku urung menariknya sebagai jawaban bercanda
Kamu mendekatiku
Kita sangat dekat hingga nafasmu terasa di wajahku
Aku melengos...
Kikuk..
Tapi kamu tak peduli...
Kini jarak kita hanya dipisahkan jarak sehelai rambut
Dan dengan mesra kamu berkata
" Say...ada cabe di dekat pipimu...kok bisa nempel di situ sih "
Owalah dalah hahaha kenapa jadi ngaco begini?
DeleteTapi gakpapa, namanya juga mencoba wkwkw
Hihihi.. musti baca berkali2 dulu. Masih bingung sebenernya "aku" ini cewe atau cowo.
ReplyDeletememang keputusan yang sangatlah sulit apalagi endingnya yang sedikit membingungkan hahaha itu memang sulit dan ini sundut pandangnya kemana ya perempuan atau laki laki haha
ReplyDeleteTernyata banyak yang tidak teliti dalam membaca tulisan saya ini :')
DeleteDuh.... kok endingnya gitu. Bikin kaget saja.
ReplyDeleteJangan mau, mending jadi mayat hidup daripada jeruk makan jeruk. -_-
Alhamdulillah ternyata ada juga yg paham akan ending ceritanya, haha ya itulah sebabnya kenapa saya memberi nama judul "sebuah pilihan sulit"..
DeleteKarena pilihannya emang benar benar sulit, dilematis wkwk
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAakk~~
ReplyDeleteKau menipuku, Fan..
Aku uda kasih-kasih semangat...ternyata ketidak telitianku dalam membaca membuatku berkomentar keliru.
Maaf yaa..
Dan aku sangat terhibur sama twisted endingnya.
Kerreen!
Jujur saja saya penasaran dengan komentar sebelumnya mbak lendy yg sudah dihapus :D
DeleteTerima Kasih jika sudah terhibur, dsn maafkan jika endingnya membuat kesal banyak orang 😁
Entah tulisannya masih belon mengerti.. Wkwkwk apa krna gue yg kurang paham :))
ReplyDeleteKukira itu ceritanya masih panjang, ehh kok malah kayak di stop baca. Hheee
ReplyDeleteEndingnyaa ga ketebak bet.
Tapi sukaa 😂
Justru itu yang saya sedang cari, momen menggantung yg mengganggu pembaca, seolah ada rasa gatal penasaran yang tak bisa digaruk utk dipuaskan akan kelanjutan ceritanya wkwkw
DeleteKu kira aku gagal paham, tulisan mu kaya pecahan x dari bps bang
ReplyDeleteAku males ditipu begini. :(
ReplyDeleteMentang-mentang lagi marak LGBT, eh bisa jadi ide cerpen hahaha. Ntap, Fan~
wah, keren Fan. Sekarang udah mulai maenin twist di plotnya :-))
ReplyDeletebagus ini, tapi kok tumben 'pendek' bener tulisannya