Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Monday, July 17, 2023

Sebuah Cerita: Kereta

Salah satu momen bengong terbaik adalah ketika bengong di KRL, sambil duduk dan kuping disumpal headset, setel lagu dengan volume sedang, lalu bengong. Iya, bengong aja, liatin orang lalu lalang. Dari Cikarang mau ke Sudirman, ketika sadar ternyata sudah sampai Stasiun Duri, ketiduran. Yasalam.


Tidak terasa, sudah lebih delapan bulan menjalani kehidupan sebagai seorang pekerja Jakarta yang bolak balik pulang pergi Karawang – Jakarta setiap hari. Dari rumah naik motor, yang lalu dilanjutkan dengan kereta KRL. Dari Stasiun Cikarang sampai ke Stasiun Sudirman, setelahnya KRL digantikan dengan MRT via Dukuh Atas – Blok M, kemudian diakhiri dengan berjalan kaki menuju kantor. Ya kira-kira begitulah rutinitas setiap hari.

Dukuh Atas

Sepanjang perjalanan, banyak sekali cerita dan pengalaman yang didapatkan, mulai dari betapa nyeseknya melihat pintu kereta tertutup tatkala masih di anak tangga, atau melihat bocah yang tangannya kejepit pintu kereta, atau merasakan langsung bagaimana brutalnya Stasiun Manggarai di waktu jam kerja. Namun, dari sekian banyak, ada beberapa momen terbaik yang bisa didapatkan dari perjalananan pulang pergi Karawang – Jakarta:

 



Salah satu momen bengong terbaik adalah Ketika bengong di KRL. Sembari duduk, kuping tersumpal headset, putar lagu dengan volume sedang, lalu bengong saja, melihat sekitar, melihat orang lain lalu Lalang, saling berebutan kursi penumpang, atau bagaimana tingkah anak muda yang pura-pura tertidur di kursi prioritas.

 ---------------------

Berangkat dari Stasiun Cikarang dalam kondisi gerbong kereta masih sepi, bisa memilih kursi sesuka hati, mau berdiri bergantungan pun tiada yang peduli, sungguh menyenangkan sekali. Lain cerita bila kemudian kereta masuk dan berhenti di Stasiun Metland Telagamurni, penumpang mulai padat, tidak jarang sesekali terlihat emak-emak yang berlari sembari menyeret anaknya mencapai kursi incarannya.

 

Stasiun Cikarang

Mendekat ke Stasiun Tambun, kepadatan gerbong sudah mulai terasa, semakin banyak penumpang yang tidak kebagian tempat duduk, beberapa memilih berdiri, di antaranya bahkan tidak peduli, bila di depannya ada yang ngasih kode minta kursi. Bodo amat ya, Sama-sama bayar, siapa cepat dia dapat. Terkadang memang begitulah adanya. Cerita klasik di kereta.

 

Kepadatan penumpang mulai terjadi di Stasiun Bekasi, para petugas sekuriti sudah mulai keliling menegur satu persatu anak muda yang duduk di kursi prioritas, untuk memberikan kursinya untuk yang lebih prioritas. Tidak jarang, sebelum ditegur petugas, aku juga seringkali merelakan kursi untuk yang lebih prioritas, meskipun bukan di kursi prioritas. Namun, begitulah hukum tak tertulis di kereta.

 

Stasiun Bekasi

Berdiri dekat pintu, dan bersandar besi kursi bisa jadi tempat terbaik untuk mengamati. Beruntungnya, aku belum pernah melihat tindak kriminal di sepanjang kereta, walau beberapa cerita sering kali terjadi ada penumpang yang kecopetan atau pencopet yang dihajar ramai-ramai oleh penumpang. Ya begitulah kereta.

 

Sesekali ketika mata enggan untuk terlelap, membaca buku bisa menjadi solusi yang tepat untuk membakar waktu dan menghangatkan pikiran sebelum memulai berurusan dengan urusan pekerjaan. Hanya saja membaca buku di kereta, bisa menjadikanmu pusat perhatian karena akan diperhatikan dan dilihat oleh banyak orang. Terdengar aneh memang, membaca buku di kereta bisa lebih aneh lagi, ya wajar saja, mungkin mereka belum terbiasa melihatnya, aku sih ya ya saja.

 

Sudut Favorit di Kereta

Biasanya, kereta akan melambat tatkala mendekati Stasiun Jatinegara, banyaknya perlintasan dan layanan kereta jarak jauh menjadikan Jatinegara sebagai tempat terbaik untuk menanti, dan mengingat apa saja yang terlintas di kepala, dan apa saja yang sudah terjadi sebelumnya. Perihal uang gaji yang larinya lebih cepat dari kedatangannya, dan sebagainya. Di Jatinegara, seringkali kegaduhan dan keramaian sekitar yang sebelumnya terlupakan, akan kembali mulai terdengar, dan kesadaran pun perlahan pulih kembali. Beberapa penumpang yang terlelap pun mulai terbangun kembali, bersiap untuk pertempuran yang sebenarnya, Manggarai.

 

Sorak-sorai manusia, iringi langkahmu menuju medan laga.~

 

Stasiun Manggarai, mendengar namanya saja sudah bisa membayangkan bagaimana ramainya. Di Stasiun Manggarai, pantang rasanya untuk bengong, kewaspadaan ditingkatkan, mata awas memantau sekitar, mencegah tangan-tangan dan ulah nakal para penumpang yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Beberapa kali merasakan rasanya terhimpit dan terjepit oleh penumpang yang nekat menerobos masuk walau sudah gerbong sudah penuh. Beruntungnya, aku punya postur tubuh tinggi yang menjamin ketersediaan asupan oksigen yang lebih segar. Ya walau tetap kejepit, tidak bisa kemana-mana.

 Stasiun Manggarai

Untungnya kondisi gerbong penuh penumpang dan saling himpit itu hanya berlangsung sebentar saja. Di Stasiun Sudirman, segalanya terurai begitu saja, Sebagian besar penumpang turun disini, termasuk aku. Menyebar ke segala sisi, ada yang menanti ojek online di depan stasiun, ada yang jalan terus menuju Stasiun Dukuh Atas, ada pula yang memilih jalan kaki karena lokasi kantornya tidak jauh dari Stasiun Sudirman.

 

Habis KRL, Terbitlah MRT...

 -----------------------------------------------------

Konon katanya untuk cerita MRT akan ada kelanjutannya…~

32 comments:

  1. Belum pernah naik KRL atau MRT nih Kak. Gak kebayang berdiri dalam waktu yg lama. Malah ada yg berseloroh kalo di dalam kereta gitu bagaikan pepes yg kepanasan.

    Salut ama para pejuang rupiah yg rela desek2an di kendaraan umum dan menempuh perjalanan jauh demi sekarung beras dan sekotak berlian.

    ReplyDelete
  2. Juara euy rutinitas transportasi sehari-harinya. Saya kalau lihat banyak manusia gitu, udah pusing duluan. And then, soal baca buku di kereta, itu pernah jadi salah satu materi pelatihan akting soal konsentrasi. Dan ternyata memang nggak segampang itu menghilangkan distraksi dan tetap fokus pada buku.

    ReplyDelete
  3. Wah anker nih, alias anak kereta
    Aku dulu pas di Jakarta juga sesekali naik KRL
    tapi belum sempat cobain MRT sih
    Pengen kapan2 pas ke Jakarta lagi mau coba naik MRT

    ReplyDelete
  4. Kadang memang asyik sih memperhatikan kegiatan orang-orang saat di kendaraan umum, termasuk KRL. Kita bisa sambil mendengarkan musik. Ini tuh bisa memberikan ide bagi seorang penulis. Cuma kudu ati-ati sih. Jangan sampai yang kita perhatikan lalu merasa tersinggung. hehehe

    ReplyDelete
  5. Kerja di Jakarta memang luar biasa. Bukan hanya presure pekerjaannya tapi juga di Jalan.

    Dari naik KRL, MRT, hingga jalan kaki. Luar biasa nibb.. semangat terus ya..

    ReplyDelete
  6. Perjalanannya jadi keinget masa-masa waktu kuliah dulu, pergi naik kereta pagi-pagi dari solo dan sampai di lempuyangan untuk kuliah. Hal itu kulakukan hampir setiap hari sampai kurang lebih 1 tahun lebih. Walaupun tidak sesesak di jakarta, tapi bisa ngebayangin lah rasanya gimana hha. Semangat pejuang rupiah hihi..

    ReplyDelete
  7. Whoaa jd kangen jd anker alias anak kereta lagi! Hahah dulu pas masih ngantor di senayan, selalu naik dr stasiun Depok dan turun di stasiun Tanah Abang untuk lanjut sampai Palmerah. Benar sekaliii momen dengerin lagu di earphone, pake masker, dan tidur udah paling the bestttt selama di kereta xixie

    ReplyDelete
  8. "Habis KRL, Terbitlah MRT." KRL (Kereta Rel Listrik) dan MRT (Mass Rapid Transit) adalah dua jenis transportasi massal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki peran penting dalam mengatasi masalah transportasi perkotaan.

    ReplyDelete
  9. Hebat banget orang yang bisa pulang pergi kerja naik kereta. membayangkannya aja udah capek banget, huhuhu. Semangat yaa buat yang tiap hari ke kantor naik kereta, tetap hati-hati dan pastikan tubuh selalu fit

    ReplyDelete
  10. Naik kereta di Jkt sejak jaman segerbong sama bebek dan embek, sekarang mereka gak bisa masuk lagi. kasian gak sih pedagangnya harus bawa pakek mobil dari bogor ke kota

    ReplyDelete
  11. Jaman kerja di jakarta, naik KRL dari stasiun cisauk, rawa buntu, ke tanah abang setiap hari itu bikin sesek. Penuuuh. Tapi kalau weekend jalan-jalan dari tanah abang ke stasiun bogor itu seru aja gitu, daripada di kosan panas.

    ReplyDelete
  12. Kereta adalah salah satu transportasi yang spesial karena menjadi latar dimana saya dan mantan bertemu dulu hehehe. Saya merasakan padatnya penumpang sudah sejak SMK, karena sekolah saya berada di daerah Gambir, Jakpus. Namun dengan peralihan jalur lintas bogor dan bekasi, saya rasa itu adalah kebijakan yang tepat.

    ReplyDelete
  13. Aku pernah merasakan naik KRL sama MRT waktu main ke tempat sodara di Jakarta. Selalu kebagian yang penuh. Nggak dapat kursi. Selalu berdiri. Boro-boro buat bengong, kata saudaraku. Ati-ati barang bawaannya. Hehehe

    ReplyDelete
  14. Ceritanya mengalir, seru,, jadi ga kerasa baca sampai akhir.
    Kalau dikasih durasi waktu perjalanan mungkin buat orang daerah yang tak pernah naik KRL seperti saya bisa lebih berimajinasi, hehe

    ReplyDelete
  15. kalau ngeliat desakan kereta, kadang jadi merasa gak pengen kerja di ibukota meskipun gajinya tinggi. saya pribadi sih pusing dengan keadaan transportasi umum yang seperti itu hehehe 😅

    ReplyDelete
  16. bengong di kereta itu memang beneran asyik kak, apalagi sambil dengerin musik. Ngosongin pikiran di kereta itu asyik pokoknya, karena aku juga tipe yang suka bengong di kereta hehe

    ReplyDelete
  17. Salah satu yang paling buat panik adalah berada di tengah kepadatan lautan manusia. Apalagi jika bepergian bersama anak-anak. Duh, perasaan campur aduk pun muncul. Khawatir, cemas, takut. Begitulah memang jika berada di kereta saat jam-jam sibuk.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah ya kak belum pernah dapetin kejadian aneh-aneh di KRL, padahal banyak banget tuh berita kejahatan-kejahatan yang terjadi.

    ReplyDelete
  19. sebuah perjalanan kita setiap hari pasti punya cerita unik dan bisa dikenang kembali suatu saat nanti.. sebuah cerita

    ReplyDelete
  20. Dalam perjalanan banyak disarankan untuk berdoa (dzikir) mungkin itu salah satu alasan agar tidak bengong dan nyasar. Hehehe... Jika saya dalam perjalanan biasanya dipakai buat nulis, Blogwalking, atau main game hehehe

    ReplyDelete
  21. Suka banget sama kisah-kisah kak Fandhy.
    Rasanya jadi anker (anak kereta) memang macam-macam yaa... Setiap hari menempuh ribuan kilo untuk mempersingkat jarak dan waktu daripada lelah membawa kendaraan sendiri. Aku naik MRT kalau pas main ke Jakarta aja.. dan itupun gak di rush hour. Jadi masih terbilang aman.

    ReplyDelete
  22. Beda memang menikmati perjalanan dengan kereta apalagi perjalanan jauh

    ReplyDelete
  23. Wah, baca ini aku jadi nostalgia masa-masa masih di Bekasi. Tiap ke Jakarta mesti pakai KRL. Selama di Jakarta juga begitu. Kadang rasanya pengen bawa KRL dan MRT ke Surabaya, biar transportasi publik lebih banyak di sini. Jadi kangen.. Bahkan dengan hiruk pikuknya orang, kadang juga kangen..

    ReplyDelete
  24. Kehidupan di Jakarta penuh cerita ya, perjalanan yang jauh untuk menjemput rejeki, membaca cerita kakak rasanya kutak sanggup deh tinggal di Jakarta

    ReplyDelete
  25. Sekarang asiknya ke Stasiun Sudirman dari arah Bekasi/Cikarang gak perlu lagi transit di Manggarai kayak ebberapa tahun lalu, yak.
    Kalau daku, lepas dari MRT Dukuh atas mau ke KRL, lebih asikan dari stasiun Sudirman Baru, gak numpuk banget kayak di Sudirman

    ReplyDelete
  26. hidup di jakarta ini benar-benar perlombaan yaa terutama buat mereka yang naik kereta tiap harinya. aku dulu pernah juga naik kereta dari jakarta ke bogor cuma pas hari sabtu jadi nggak terlalu penuh keretanya

    ReplyDelete
  27. mau berangkat kerja aja udah jadi perjuangan tersendiri ya, kalau saya mungkin gak kuat meski awal-awal mungkin seru yaa. tapi kalau ditambah ada beban kerja yang bikin stress, melewati jalur perjalanan pulang yang lama malah bikin males kerja, hahaha.

    ReplyDelete
  28. Semangatt Kak.. Aku sering liat story2 teman2 nih, walau belum sempat naik MRT/ KRL, karena waktu ke Jakarta dulu itu aku gak lama dan bareng keluarga.. Next dehh, kalo ada kesempatan kesana mau nyobain juga..

    ReplyDelete
  29. Ada aja cerita kalau naik transportasi umum, termasuk kereta.. Karena tinggal di Depok, aku ngerasa kebantu banget dengan adanya CL.. Dan iya pas di stasiun atau di kereta jadi salah satu momen bengong juga, kadang dapat inspirasi nulis juga pas di kereta.. :D

    ReplyDelete
  30. Jadi bisa membayangkan suasana naik kereta dari artikel ini. Terimakasih atas sharing nya, karena saya tidak pernah pergi kerja naik kereta api.

    ReplyDelete
  31. Wah aku ga kebayang klo harus naik kereta tiap hari desak desakan rebutan bangku ngebayangin nya aja uda pusing, salut sama yang hrus kerja bolak balik naik kereta

    ReplyDelete
  32. 16 tahun di jakarta, aku belum pernah naik KRL Jakarta ini 😅. Jujurnya karena takuuut mas. Udah banyaaak bgt denger keseramannya , apalagi pas bagian dorong2an untuk masuk dan kluar 😅. Aku udh sadar diri sendiri mas, pasti kalah, mana badanku kecil begini 🤣. Makanya sampe Skr ga berani naik. Dulu pas masih kerja kantoran, aku lbih milih ojek online atau taxi aja. Soalnya anak buahku dulu juga banyak yg AnKer. Dan dari mereka aku tau segala cerita soal KRL di saat pagi 😁😄

    ReplyDelete