Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Sunday, February 9, 2014

Rumahku, Medan Perangku

Wahai para pembaca, pernakah kalian mengalami yang namanya "Terjebak di medan perang" ?? Medan perang dalam arti bukan sebenarnya, tapi dalam arti medan perang yang lain. Belum ya? Mungkin kalian termasuk manusia yang beruntung. 

Tapi tidak seberuntung dengan nasib saya. Saya saat ini sedang terjebak di medan perang. Medan perang yang saya maksud bukan medan perang yang sesungguhnya, namun medan perang argumen antar dua manusia yang mengaku sebagai orang tua saya. Nasib saya dan adik saya begitu mengenaskan terkatung-katung bagaikan tawanan sipil diantara dua negara adidaya yang sedang berperang. Terjebak dan tak menentu akan nasib selanjutnya. Demi atas nama rasa ego masing masing pihak yang saling mengklaim benar dan saling tuduh satu sama lain tak ada yang mengalah. Yang satu menyerang dengan senapan, yang satu membalas dengan meriam. Begitulah seterusnya sampai kami sebagai pihak sipil (anak) bingung untuk berbuat apa.Tapi begitulah dengan apa yang sedang kami rasakan akhir akhir ini. Keadaan rumahku sedang tidak kondusif layaknya korea utara dan korea selatan. Sekalipun gencatan senjata, itu hanya berlaku sementara. Dipicu masalah sepele niscaya perang kembali berkobar jauh lebih hebat. Yang jadi pertanyaan saya, masih mampukah keluarga ini bertahan? Saya berdoa, semoga keluarga ini tetap bertahan, bertahan bukan demi saya tapi demi adik perempuan saya yang masih kecil. Saya tak tega, melihat adik saya dengan kedua mata dan kedua telinganya, melihat dan mendengar dengan jelas desing-desing peluru argumen yang berlandaskan ego dan bersumber dengan amara dari kedua pihak. Entah apa yang harus saya lakukan untuk meredakan perang ini? perang yang tak ada guna, yang hanya menghancurkan keluarga saya. Dan pertanyaan malam ini adalah "Akankah PERANG ini akan berakhir?" Entahlah saya tak tahu, tapi harapan saya semoga ini cepat berlalu ....
Jangan biarkan kami menjadi anak-anak korban perang egosime kalian. Jangan biarkan kami menjadi korban argumen kalian. Dan, jangan biarkan kami menjadi anak-anak broken home.

#NB Maafkan saya, jika saya merusak malam kalian dengan bacaan yang tak penting. Maafkan saya :)
Selamat malam

6 comments:

  1. Semoga "perang" nya cepat berlalu berganti dengan kedamaian yang mengisi seluruh ruang keluarga...

    ReplyDelete
  2. Waduh, rumahnya sedang jadi medan perang ya... Semoga lekas damai kembali... Tetap semangat :)

    ReplyDelete
  3. ikut sedih, terharu pas baca. smg cpt selesai perangnya :)) berat, tp badai pst berlalu hehe ;)

    ReplyDelete