Suatu pagi aku terbangun dengan rasa aneh di kepala,
dengan sebuah rasa yang tak bisa aku jelaskan dengan kata-kata. Pagi itu,
umurku hampir dua puluh lima, umur dimana konon katanya bagi sebagian perempuan
adalah umur yang wajib untuk segera menikah, takut jadi perawan tua, begitu
kata para tetangga. Tapi setidaknya di umurku yang hampir dua lima tahun ini
sebuah cerita tiba-tiba berputar di kepala. Meskipun masih tampak samar-samar,
namun bayangan itu mengingatkanku akan sesuatu.
Sejenak memberi jeda kepada pikiranku untuk
memproses lebih jauh, aku putuskan untuk menjerang air, berharap secangkir kopi
hitam mampu membuat bayangan itu menjadi lebih jelas. Tak berapa lama,
secangkir kopi hitam tanpa gula sudah tersaji di atas meja. Aku rengkuh tubuh
cangkirnya sejenak untuk meresapkan hangat tubuhnya. Entah kenapa, ketika aku
sesap secangkir kopi hitam itu untuk kali pertama, seketika bayangan yang tadi
buram mendadak menjadi jelas. Membentuk sebuah cerita, membentuk sebuah nama, seketika menjelas menjadi sebuah roman muka, seorang laki-laki berkacamata.
Konon kata orang lama, Cinta datang karena terbiasa, witing tresno jalaran soko kulino begitu
kata Orang Jawa. Lelaki itu berasal dari Suku Jawa, jadi entah kebetulan macam
apalagi yang sedang ditawarkan semesta. Matahari belum nampak benar, di ujung
timur yang terlihat hanyalah gelap temaram. Aku terpaku menatap jendela, dengan
pikiran yang entah pergi kemana, dengan bayangan yang terpantul dari balik kaca
adalah sosoknya. Lelaki berkacamata.
Katanya, jatuh cinta itu menyakitkan, katanya loh
ya. Tapi menurutku sih, cinta bertepuk sebelah tangan itu jauh lebih
menyakitkan. Kalau berani, coba bayangkan saja sendiri, kalau aku sih tidak
perlu, karena aku sudah pernah merasakannya berulang kali. Dan sejauh yang aku
tahu, rasanya itu sungguh pahit. Pahit yang sulit, sulit dilupakan, bukan
karena sakitnya, tapi sulit untuk menyadari dan mengakui bahwa cintaku bertepuk
sebelah tangan. Katanya, pengalaman adalah guru terbaik, dan aku sadar meskipun
itu sulit untuk diterima dan dipahami, tapi pengalaman itu memberiku sebuah
bukti, bahwa aku adalah manusia biasa, yang bisa terluka.
Entah darimana datangnya, tiba-tiba aku berpikir
tentang bagaimana caranya orang-orang jatuh cinta. Apakah lewat sebuah cara
misterius yang hanya diketahui oleh Dewa Asmara? Ataukah lewat sebuah tatapan
mata atau sentuhan yang sederhana? Entah aku tidak tahu. Entah darimana
datangnya, ketika aku memikirkan dirinya tiba-tiba sejuta kepak kupu-kupu
terbang bersama dalam perutku, menciptakan badai rasa, menimbulkan sensasi rasa hangat yang aneh tapi terasa begitu nyata.
Apakah aku sedang jatuh cinta, ataukah ini hanya sebatas fatamorgana rasa?
Entah aku tidak tahu.
Sungguh, memulai hari dengan merindukan seseorang
itu sungguh tidak enak. Apalagi jika orang yang dirindukan itu tidak tahu bahwa
aku sedang merindukannya. Siapa yang menyangka jika kemudian, membayangkan
wajahnya mampu membuat senyumku merekah, binar mataku seketika menjadi cerah,
ketika sadar bahwa hari itu aku akan bertemu dengan dirinya. Meski memandang
sekilas saja akan sosoknya itu sudah cukup membuatku percaya akan sebuah rasa
bahagia yang sederhana. Cinta bisa menyembuhkan, begitu kata mereka. Dan, untuk
kali pertama, aku percaya apa kata mereka.
Perempuan hanya bisa menunggu, begitu kata temanku,
ketika aku ceritakan tentang apa yang aku rasa. Katanya, perempuan hanya bisa
memberi tanda saja, memberi sinyal akan sebuah rasa, dan untuk menentukan hasil
akhirnya, semua kembali pada sang lelaki. Di dunia ini ada satu hal yang sangat
aku benci, menunggu. Menunggu kepastian. Menunggu kepastian akan sebuah
jawaban, apakah dia juga merasakan rasa yang sama kepada diriku? Sekali lagi,
sungguh aku tidak tahu, dan sumpah mati, aku benci sekali menunggu. Tapi apa
lagi yang bisa dilakukan seorang perempuan seperti aku selain menunggu? Tidak ada!
Aku yakin semua itu akan menjadi mudah jika lubang
prasangka aku tutup segera, dan mencoba percaya pada semesta. Biarkan waktu
yang menjawab semuanya. Hanya itu yang bisa aku yakini saat ini. Dan, dengan
melihat kembali apa saja yang telah aku lewati sebelumnya, entah kenapa, aku
memutuskan untuk menaruh rasa percayaku pada waktu. Sungguh malang nasibku,
jika ternyata waktu berkhianat dan memberikan hatinya pada wanita lain selain
diriku. Sungguh aku tak bisa membayangkan betapa sakitnya.
Hanya berteman sepi dan secangkir kopi, sedari tadi
aku masih di sini, di depan jendela, menatap langit dinihari seorang diri.
Dengan membayangkan sosoknya, yang perlahan datang dari balik badanku, lalu
merengkuh tubuhku, dan mengecup leherku, sembari membisikkan kata rindu; Selamat Pagi, Semestaku.
Hanya dengan membayangkannya saja aku sudah bahagia,
apa jadinya jika cerita itu tiba-tiba menjadi nyata? Sungguh, aku tidak bisa
membayangkannya.
Semesta Angkasa Raya*
Karawang, 12 November 2017
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(*) Semesta Angkasa
Raya, adalah sebuah nama samaran yang aku ciptakan dengan memadukan sebuah nama
seorang manusia, yang wajahnya entah kenapa selalu aku lihat ada dimana-mana,
dengan sebuah semesta rasa. Sungguh aku tidak tahu, jika ternyata itu sebuah
tanda bahwa kini aku sedang jatuh cinta.
suka banget ❤
ReplyDeleteMembayangkan.
ReplyDeleteDan apa yang dibayangkan tak kan pernah terasa begitu nyata.
((sigh))
Ku hanya mampu berdoa, semoga ini bukan khayalan semata.
Woah. Berkhayal angan dalam ilusi, sungguh bisa meyayat hati jiwa dan fikiran. Salam cinta.
ReplyDeletewillynana.blogspot.com
Oalah, pujaan hati menjadi semesta alam seseorang adl sebuah sanjungan/kehormatan baginya. Semoga Tuhan mempertemukan. Aamiin!
ReplyDeleteBiasanya, orang yang sudah berulang mengalami rasa sakit dalam soal cinta. Hatinya jauh lebih tangguh ketimbang yang hanya sekali langsung goal.
ReplyDeleteYah yah setuju, bertepuk sebelah tamgan lebih menyakitkan.
ReplyDeleteTapi yah maksain diri bersama orang yg nggak cinta kita juga nggak baik buat kesehayan jiwa
Jatuh cinta menyakitkan? Menurutku jatuh cinta adalah jatuh yang paling membahagiakan. Mungkin terkadang memang meninggalkan luka dan kenangan pahit, tapi jatuh cinta merupakan pengalama yang paling berharga menurut aku.
ReplyDeleteSemoga yang bersangkutan membaca tulisan tulisan pujian ini sehingga dapat mengetaui perasaan nya dan memberikan kepastian ya. Semesta Angkasa Raya bukan julukan yang biasa.. aamiin..
ReplyDeleteJatuh cinta itu sakit. Sakit yang tidak berdarah. Kata orang sih gitu. Mungkin lebih baik bangun cinta saja. Kalau bisa.
ReplyDeleteAda kalanya, jatuh cinta menyakitkan. Ya menyakitkan jika cinta bertepuk sebelah tangan. Menyakitkan jika orang yang kita cintai berpaling atau ada penghianat dalam cinta.
ReplyDeleteTapiiii... cinta juga bisa sangat membahagiakan. Apalagi jika kita bertemu dengan orang yang tepat di saat yang tepat.
Kalau kata orang2 jaman sekarang, life's short, text him first! Ngahaha, kadang hidup butuh keberanian seperti itu dari pada menunggu dan membayangkan saja, setidaknya jadi jelas. Yeay! Ngahahah XD
ReplyDelete"Dengan membayangkan sosoknya, yang perlahan datang dari balik badanku, lalu merengkuh tubuhku, dan mengecup leherku, sembari membisikkan kata rindu; Selamat Pagi, Semestaku."
ReplyDeleterumantis banget ini....................................jadi berasa lihat film romatis-romatis itu
Pernah bertepuk sebelah tangan tapi zaman masih ABG haha :P
ReplyDeleteYa namanya juga "jatuh" cinta jd emang kudu siap "sakit" huhuhu.
Tapi ada obatnya kok, ya jatuh cinta lagi hehe
Usia 25 tahun belum terlambat menikah kok, zaman sekarang banyak yang menikah di usia lebih tua,yang penting tetap bahagia dalam menjalani kehidupan
ReplyDeleteApakah namanya raya ? Jatuh cinta memang indah, tapi sayangny tidak semua cerita cinta berakhir indah seperti saat cinta itu datang.
ReplyDeleteIni gue banget sih wkwkwkwk lagi sama dengan orang yg sebenernya udah gak gw cinta2 banget tp mau melepasnya gak enak :/
ReplyDeleteJadi 25 adalah batas yang rentan ya kak..... jehehe ditempatku malah 20 tahun udah sibuk nyari jodoh. BTW kalau orang sedang jatuh cinta memang berjuta rasanya. Selalu ingin berada didekat kekasih. Minimal kebawa mimpi
ReplyDeleteBertepuk sebelah tangan itu pait, pait banget
ReplyDeleteDan kalau jd cewek kampung di usia seperempat abad sementara belum nikah, welcome to nyir2
Wow. Aku pun terhenyak mendengar permainan kata disini. Catet ilmu yang tersisip di sini dan olah untuk karya selanjutnya. Bismillah!
ReplyDeletekenapa aku jadi ikutan melow ya. saranku, jangan sampai nyesel, mending pastiin aja beneran bertepuk sebelah tangan nggak. Kalau beneran, berarti saatnya move on. Perbaiki diri sendiri, berdoa, agar jodoh terbaik segera menjemput
ReplyDelete