Tulisan Akhir Tahun

Ada hari dimana mulai kehilangan keyakinan akan kemampuan diri sendiri. Seberapa kuat berusaha, hasilnya akan sama saja; tidak ada hasilnya. Gelisah, terus saja menghantui, perlahan mulai menyusup jauh ke dalam sisi relung yang bahkan belum terpetakan sebelumnya. Ketika bercermin pun yang tampak bukanlah diri sendiri, melainkan orang asing. Orang asing dengan tampilan berantakan dan tak terjelaskan. Orang asing yang tampak sedang berusaha melarikan dari kenyataan.

Hari baru dimulai lagi, tapi tidak di rumah ini. Semuanya masih tampak sama, dan tidak ada bedanya. Menghamburkan kata, menghamburkan doa, menghamburkan asa, seolah sudah tidak ada nilainya, tidak ada gunanya. Mencoba untuk tetap sabar, dan tenang menghadapi semuanya, nyatanya malah membuat semua menjadi tidak terkendali. Ada hari dimana segalanya tampak kabur, dan memudar. Lalu melebur menjadi sesuatu yang tidak jelas dan tidak terjelaskan.

Semua bermula ketika ada orang tua yang memberi nasehat lewat botol yang menjadi wadahnya, tertampung di dalam gelas, sebelum meluncur ke dalam jiwa, melalui tubuh yang tak kasat mata. Suaranya begitu jelas, bahkan di dalam kepala, suaranya masih menggema seolah dia terjebak disana.

Beliau berkata:

Adakalanya jiwamu merasa Lelah, adakalanya harapanmu patah, adakalanya mulutmu mengucap sumpah serapah, adakalanya semua usahamu dianggap sampah, adakalanya dirimu begitu marah, marah pada dunia yang dipenuhi para bedebah. Adakalanya dirimu merasa begitu sakit, bahkan untuk mendengarkanku saja dirimu semakin bertambah sakit. Tidak apa-apa nak, saya mengerti penderitaanmu.

Tapi ingatlah nak, apapun masalahmu, masih ada musik yang akan menemanimu. Apapun deritamu masih ada puisi yang bisa kau gubah dengan rasa sakitmu itu. Betapa menyedihkan hidupmu masih ada buku-buku yang menjadi kawanmu, kawan yang menawarkan berbagai cerita yang kadang membuatmu lupa akan kehidupanmu. Dan, ketika semuanya menghilang dari duniamu, ingatlah nak, masih ada Dia. Dia, yang selalu menerima segala keluh kesahmu.

Ingatlah itu nak. Hidup adalah perjuangan…

Terbangun dengan sakit kepala yang tak biasa, bangkit dan tersadarkan seketika, ketika kaki tak sengaja menendang jatuh gelas kaca sampai pecah. Beberapa pecahannya terinjak oleh kaki, dan meninggalkan jejak darah yang tak seberapa. Tak seberapa bila dibandingkan dengan jiwa yang berdarah-darah oleh berbagai hantaman kenyataan yang tidak ada habisnya. Hidup adalah perjuangan, begitu kata orang tua yang terdengar, sebelum suara itu hilang, akibat terbangun mendadak.

Tak sadar kaki menendang sesuatu, yang ternyata adalah botol bening bergambar orang tua. Orang Tua yang telah ditemui ketika tidak sadarkan diri. Bergeming dari kenyataan membuat lupa bahwa ada hari baru yang siap menyambut dengan sesuatu yang baru. Menghadap ke cermin, dan melihat seseorang yang sedang tersenyum disana. Menimbulkan derak langkah kaki penuh semangat di dalam kepala. Peduli setan dengan seberapa banyak usaha yang berakhir sia-sia, persetan dengan berbagai macam hal yang bisa ditawarkan oleh kenyataan, semua menjadi tidak ada bedanya, jika diam saja tanpa berusaha. Jika pun pada akhirnya akan menghasilkan kegagalan, toh setidaknya sudah ada usaha dan perjuangan untuk mengusahakan semuanya.

Pulang dengan remuk redam, badan masih rapi, tapi jiwa sudah pergi. Pergi entah kemana lagi. Terjatuh di atas tempat tidur yang empuk, ternyata masih saja membuat remuk. Lemah resah dan gelisah, menjadi hal-hal yang ditawarkan oleh penantian. Penantian yang tak berkesudahan akan segala hasil dari berbagai percobaan. Percobaan mengubah nasib, percobaan mengubah peruntungan. Andai saja waktu bisa diputar, atau setidaknya dipelintir kembali ke beberapa waktu yang lalu, mungkin semuanya akan berakhir beda cerita.

Ya tapi itu seumpama saja, karena suka tidak suka, kenyataannya waktu telah mengutuk kita semua untuk tunduk pada mengikuti apa yang diinginkan oleh waktu. Barangkali waktu pun sebenarnya memiliki banyak dimensi, hanya saja yang diketahui hanya satu waktu, waktu yang terus berjalan maju. Andai saja bisa kembali ke masa lalu dan mengubahnya, mungkin masa depan akan berbeda. Atau sekiranya, andai saja waktu bisa diajak bekerja sama untuk diam atau sejenak meloncati satu waktu, mungkin akan lucu juga, tapi semua hanya angan-angan saja. Diam-diam waktu sudah berjalan begitu cepat, dan tanpa terasa sudah sampai di akhir tahun.

Di akhir tahun, segala sesuatunya sudah dilakukan demi semuanya, demi keluarga, jika pun pada akhirnya tidak ada hasilnya, ya sudah tidak apa-apa. Hidup memang begitulah adanya. Terkadang hidup menawarkan rencana di luar rencana, yang mana seringkali bisa membuat tertawa sekaligus menangis akibat ulahnya. Tapi memang begitulah hidup, tidak bisa ditebak maunya apa. Suka tidak suka, memang begitulah adanya.

Sekali lagi, suara orang tua terdengar lagi di dalam kepala:

Hidup adalah perjuangan… Ingatlah itu nak!

Semoga saja di tahun yang baru, segala keinginan dan impian menjadi nyata. Aamiin.