Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Thursday, February 29, 2024

Akhir Kata

Akhir Kata, tidak ada yang menyangka bilamana kontrak kerja harus berakhir juga. Siapa yang menyangka bila harus menghadapi bulan puasa dengan status pencari kerja. Sungguh siapa yang menyangka bila kemudian harus merayakan hari bertambahnya usia dengan status belum lagi bekerja. Tapi, mumpung masih ada waktu, sebelum bertambahnya usia alangkah baiknya itu pedal gas digeber sekencang mungkin guna mencari dan lekas mendapat kerja berikutnya. Bismillah.


Bulan Februari, menjadi bulan yang penuh jungkir balik. Dimulai dari hiruk pikuk pilpres yang ramai sekali pemberitaan tentang pelbagai kecurangan dan kejanggalan, sampai harga beras yang perlahan merangkak naik, hingga sampai kemudian ada tokoh yang tiada hujan tiada mendung tiba-tiba mendapatkan penghargaan bintang kehormatan dari sosok bapak-bapak yang sempat menjadi lawannya selama dua kali ajang pemilihan. Sungguh unik, unik sekali, tokoh yang pernah dipecat dari militer tiba-tiba dapat bintang penghargaan. Lucu ya?


Lucu memang, tapi bila dibandingkan kelucuan komentar para pejabat, rasanya kalah jauh. Celotehan dan komentar yang sungguh tidak habis pikir perihal kelangkaan bahan pangan di masyarakat; mulai dari ada yang menyarankan untuk mulai mengonsumsi beras bulog, sampai ada yang membandingkan kenaikan harga beras dengan kenaikan skincare. Sungguh lucu sekali, komentar dari mereka yang tidak pernah merasakan token listrik berbunyi. Bila pun tidak bisa membantu, lebih baik diam saja, jangan mengganggu apalagi merecoki dengan komentar yang tak perlu.


Terkadang Hidup memang kayak anjing, tapi bila dibandingkan dengan mereka, anjing yang ini rasanya akan minder bila harus diadu dengan keanjingan mereka. Ya mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terlanjur. Entah kosong satu, kosong dua, atau kosong tiga, semuanya merasakan dampak dari kenaikan harga beras. 


Konon kabar berita, program makan siang gratis itu akan menggunakan sebagian anggaran hasil dari memangkas anggaran subsidi BBM. Lalu, konon katanya, mulai bulan depan, bilamana hendak membuat SKCK harus melampirkan BPJS juga. Belum juga ancaman kenaikan harga beras tertanggulangi, muncul lagi masalah baru.


Memang benar adanya, sungguh bukan pilihan yang bijak bila harus memikirkan semuanya di tengah himpitan gerbong KRL yang penuh sesak penumpang di waktu jam pulang kerja. Sejauh mata memandang, yang terlihat wajah-wajah penuh keletihan, tidak ada canda tawa yang tersisa, semua sibuk dengan isi pikirannya.


Akhir kata, tidak ada yang sia-sia dari segala upaya yang sudah dilakukan dengan sepenuh jiwa raga. Urusan hasil akhir dan bagaimana nantinya itu semua terserah kepada Sang Pencipta.


Akhir kata, yasudahlah, Akhir kata, terima kasih dan sampai jumpa.


20 comments:

  1. Wow. Tulisan yang berisi kepenatan, kesesakan, dan letih. Baiknya healing dengan tidak memikirkan semua itu. Tapi, tapi, gimana mau healing kalau harga beras merambah naik? Healing berpuasa namanya huft akhir kata, yasudahlah

    ReplyDelete
  2. udah di usia yang bilang: ya sudahlah. kita lanjutkan hidup masing-masing saja. kalau baca berita, suka ikut pusing sendiri

    ReplyDelete
  3. Sebagai ibu rumah tangga yang merasakan bagaimana tercekiknya dengan naik nya harga beras dan sembako,saya menyuarakan kata hati yang sama dengan artikel ini

    ReplyDelete
  4. Akhir kata kita harus jalani saja hidup sambil tetap berusaha. Kalau kata orang bijak yang penting sehat dan bisa makan karena semua tidak dibawa mati. Semangat, eh jadi numpang curhat saya. Ya maaf he heh he

    ReplyDelete
  5. Memang ada momen di mana merasa sangat gagal dalam karir. Terutama jika langkah kita terbatas dan banyak sekali halangannya. Namun, itu bisa terlewati, dan menjadi ladang syukur saat kita sudah berhasil melewatinya.

    ReplyDelete
  6. Begitulah hidup ya ka, tidak melulu bahagia. Jalani saja, nanti juga ganti episode. Bulan puasa kemarin saya justru merasa ingin resign karena hidup terlalu padat sehingga merasa anak kurang perhatian. Tapi masih belum memungkinkan untuk resign. Wkkwkk..

    ReplyDelete
  7. Betul sekali, kadang realita tak mau kompromi dengan ekspektasi. Tapi bagaimana lagi. Apapun keadaannya, hidup harus terus berjalan. Perut harus terus diisi untuk keberlangsungan hidup. Mau tak mau, kita terus ditantang untuk bisa bertahan hidup..Akhir kata, semangat! :)

    ReplyDelete
  8. dalam banget, sebagai pembaca dapat banget pesannya, begitulah roda kehidupan akan terus berputar yang saat ini jaya diatas suatu saat mungkin mengalami keterpurukan juga dibawah

    ReplyDelete
  9. Semoga para pencari kerja segera mendapatkan kerja ya. Awal tahun ini sungguh kutak bisa berkata-kata. Hampir semua bahan pokok naik harganya. Akhir kata, semoga kita dimampukan melewati semua

    ReplyDelete
  10. Jangan pernah menyerah, isitirahat saja dulu sembari menikmati hari-hari di rumah. Proses mencari pekerjaan baru memang saat ini terasa sulit dan melelahkan namun pada akhirnya, Insya Allah akan bisa menghasilkan sebuah pekerjaan dengan rejeki dan berkah yang lebih baik dan lebih banyak dari yang sebelumnya ya. Amin!

    ReplyDelete
  11. Hai, Kak. Celotehanmu persis segala rupa yang ayah saya ungkapkan. Semakin ke sini, beliau semakin kecewa dengan segala perubahan yang terjadi. Makin terasa betapa hausnya sosok-sosok oknum tersebut pada kekuasaan, namun abai pada keadaan yang seharusnya dipertimbangkan matang-matang. Saya pun sekarang sudah sampai di tahap, "yok kuat-kuat, lanjutkan hidup, sebab tempat bergantung bukan pada manusia melainkan Allah. Apalagi mengharap pada yang tengah diamanahi kekuasaan saat ini. Ngeri."

    ReplyDelete
  12. Aku senang sekali membaca keresahan yang dituangkan melalui literasi begini...
    Memang gak seharusnya membandingkan kelucuan hidup kita dengan hidup orang lain, terutama para pejabat tinggi dan orang-orang yang berpengaruh di negeri ini. Akan terasa geli dan semakin bertanya-tanya "Mereka seperti itu sejak kapan?" atau "Kalau seandainya aku ada di posisi mereka, akankah memanfaatkan berbagai previlege yang sudah menempel karena aku kaya dan bermartabat?"

    Owh, tentu itu hanya angan-angan belaka.
    Ketika tersadar, aku uda harus kembali menjadi Aku yang mengenakan daster dan memasak dengan bahan makanan seadanya di kulkas.

    ReplyDelete
  13. kalo menanggapi semua situasi yang terjadi di negeri ini dengan segala kejanggalannya, kayaknya saya juga bingung mau berkata apa wkwk. Yang pasti saya setuju dengan kutipan terakhir di artikel Akhir Kata ini kalau tidak ada yang sia-sia dari segala upaya yang sudah dilakukan dengan sepenuh jiwa raga. Urusan hasil akhir dan bagaimana nantinya itu semua terserah kepada Sang Pencipta.

    ReplyDelete
  14. Akhir Kata, yah begitulah hidup kak, kata orang perbanyak sabar, gimana mau sabar, buat hidup aja susah. Tetap semangat kak, cari kerjaan halal, di tengah semua barang yang makin mahal. Kami pun kerja dicekik oleh pajak yg dibluat nulur. Serba salah ya.

    ReplyDelete
  15. Rasanya makin banyak pejabat yang kehilangan empati ya kak. Jadi ingat, dulunya si bapak adalah orang yang dibangga-banggakan nenek dan kini mereka jadi musuh..
    Lelah saya, jika harus bicara politik. Saya memilih untuk tetap menyala di luar dunia politik

    ReplyDelete
  16. aku lagi merasakan hal yang sama nih. tapi meyakinkan diri kalau pernah ada dalam situasi kayak gini sebelumnya, jadi pasti bisa dilewatin. yuk semangat kita

    ReplyDelete
  17. Saya sempat off hampir setahun. Saya resign, kemudian menjalankan usaha kue kecil-kecilan sifatnya rumahan bersam aistri. Setelah lumayan dikenal orang hampir 9 bulan kemudian, saya diminta bekerja di salah satu sekolah internasional di daerah saya. Sekolah baru.
    Kadang rencana Tuhan memang tidak pernah kita tahu, nikmati selagi belum sibuk

    ReplyDelete
  18. Bisa aja kak, ujung²nya menghubungkan dengan himpitan dalam gerbong KRL wkwkwk.
    Tapi memang benar, keresahan dalam hidup memang pasti ada aja ya kak.

    ReplyDelete
  19. Akhir kata, kita emang barus selalu berdamai dengan kenyataan
    Hal yang paling penting adalah terus berusaha serta beroda

    ReplyDelete
  20. Akan semakin seru jika hidup kita dikomentarin orangtua, saudara atau circle terdekat kita.
    Membandingkan kondisi yang satu dengan yang lainnya.

    Dibilang sedih, ya manusiawi. Tapi yaaa.. kudu sabar, berdoa dan tawakkal. Semoga Allah mengubah keadaan hambaNya yang bersimpuh dengan tulus.

    ReplyDelete