Kesekian kalinya di Stasiun Manggarai
Perjalanan dari peron bawah menuju peron atas, begitu pula sebaliknya, entah kenapa bisa menjadi perjalanan yang begitu panjang dan penuh perjuangan. Apalagi bila terjadi di waktu jam berangkat kerja atau jam pulang kerja. Kekacauan dan kegelisahan saling berkelindan dan berselimut dalam rasa buru-buru yang membalut para manusia yang saling berlari mengejar waktu, mengejar kereta.
Stasiun Manggarai, mendengar namanya saja sudah bisa membayangkan bagaimana ramainya. Hiruk pikuk ribuan manusia di jam kerja, berlarian kesana kemari, tanpa peduli kanan kiri, semua demi satu tujuan lekas naik kereta dan pergi meninggalkan Stasiun Manggarai.
Sumber: Twitter @AlvianWidyatama
Semua berkumpul di tepian peron, mengharap spasi di antara jengkal kaki yang berdiri penuh resah, menanti kereta yang lekas akan membawa mereka pergi. Pergi dari sini, pergi dari Stasiun Manggarai.
Sebuah Cerita Tentang Kereta: Selengkapnya
Lautan manusia, setiap paginya menjadi menu sarapan utama bagi para pekerja ibukota, khususnya bagi mereka yang terpaksa harus berganti kereta di Stasiun Manggarai tercinta. Bagi mereka yang menjadikan Stasiun Manggarai sebagai tempat transit, berhenti sejenak untuk berganti kereta, bisa menjadikannya penguat sekaligus penghancur semangat setiap harinya. Kekacauan yang ditawarkan Stasiun Manggarai sudah cukup untuk menyurutkan semangat dan tenaga untuk mengeluh serta memikirkan semuanya. Yoweslah, begitulah sekiranya isi kepala mereka.
Bagaikan lautan yang tak kunjung surut, permasalahan demi permasalahan selalu saja timbul di Stasiun Manggarai. Mulai dari infrastruktur yang satu per satu kinerjanya mulai luntur, sampai kebrutalan oknum-oknum manusia yang enggan menunggu, barang sejenak untuk penumpang yang hendak turun dari kereta. Alhasil tidak sedikit penumpang yang hendak turun, terdorong masuk lagi, hingga terbawa kereta pergi. Brengsek memang, aku yang badannya segede ini pun pernah tergencet, terdorong kesana kemari oleh dua gelombang penumpang yang di dalam dan di luar.
Stasiun Manggarai, ibarat kata bagaikan buah simalakamanya kota Jakarta. Dibenci sekaligus menjadi ladang caci maki bagi para penumpang dari kedua sisi. Andaikan Stasiun Manggarai punya telinga, niscaya kedua telinganya akan merah selayaknya jambu air matang yang dibelah dua.
Oh Manggarai, dirimu kini, sekarang, dan nanti, akan selalu ku rindui, walau jujur rasa benci tidak pernah lepas dari hati. Semoga ya kelak, atau pun nanti, aku bisa berkesempatan lagi untuk menyapamu, menjumpaimu, setiap pagi, setiap hari, dan untuk kesekian kalinya, Stasiun Manggarai.
Eskalator yg mati, yg viral itu, di Manggarai ya? Yaaa gimana, mau naik kereta dengan harga terjangkau, tapi berebut juga ama penumpang2 lain di stasiun. Jadinya love and hate relationship yaa.
ReplyDeleteUdah berapa lama jadi anker, Kak?
Stasiun Manggarai ini beberapa kali ramai menjadi perbincangan publik di media sosial khususnya X. Btw, itu lift mati dan eskalator perbaikan dalam waktu yang bersamaan?
ReplyDeleteHarus menjadi perhatian banget sih dari pengelola kalau mengingat volume penumpangnya memang tinggi. Saya pernah sekali saja transit di stasiun ini, tapi dah lama banget. Ketika stasiun belum sebagus sekarang bangunannya.
Stasiun Manggarai memang ramai. Apalagi di jam yang krusial dimana volume penumpang sedang tinggi. Sudah banyak usaha dilakukan seperti penambahan tangga untuk mengurai kepadatan penumpang. Kalau soal kepadatan di jam tertentu memang susah dihindari karena di manapun di dunia kalau jam sibuk memang begitu. Mesti hati-hati dan ikut antrian
ReplyDeleteKalau lihat foto atau video di stasiun Manggarai itu jadi ngeri euy beneran survival place banget tempatnya Kayaknya. Ini ngomong-ngomong kenapa stasiun Manggarai bisa sepenuh ini ya mas setiap harinya?
ReplyDeleteWow ramainya. Jujur kayaknya saya gak bakalan sanggup desak-desakan dengan orang sebanyak itu. Dua jempol deh buat orang-orang yang setiap hari naik kereta. Kalian keren bisa kuat dan bertahan di tengah lautan manusia seperti itu 👍
ReplyDeleteStasiun Manggarai selalu menyimpan cerita panjang dan jadi saksi perjuangan banyak orang untuk mencapai tujuannya. Semoga nanti makin bersahabat dan banyak jiwa jiwa bahagia saat melintas disana :)
ReplyDelete