Tengah malam, isi kepala rasanya riuh sekali. Suara-suara gaduh yang seharian tersamar dan tak terdengar, seketika terdengar begitu gaduh, mendengung, berterbangan kesana-kemari, seperti suara lebah ketika sarangnya terganggu.
Seperti halnya aku kini, di tengah malam, masih dalam keadaan termangu, dengan tatapan kosong, menatap langit-langit rumah, yang rasanya semakin sempit saja, oleh himpitan-himpitan dan beban yang tak berkesudahan. Apalagi ditambah dengan status pengangguran yang rasanya bagaikan luka yang diguyur air garam.
Akan tetapi, jika kamu bersabar. Sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Lazimnya memang begitu, namun sebagaimana manusia pada umumnya, biasanya tidak mudah untuk mengakui dan menerima hal-hal yang terkadang tidak cocok dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya. Sabar tentu saja, segala Upaya, doa, ikhtiar atau apapun itu as you name it, semua sudah dilakukan. Sampai pada akhirnya, fisik dan pikiran yang selama ini melupakannya perlahan memupuk sedikit demi sedikit rasa frustasi yang tak muncul dalam diri. Rasa frustasi yang perlahan meruncing menjadi rasa tidak percaya diri yang semakin menjebak dalam lingkaran setan yang tak berkesudahan. Sebagaimana halnya ular yang menggigit ekornya sendiri atau sebagaimana anjing yang sedang berusaha memburu ujung ekornya sendiri. Beruntung, agama dan logika masih mau diajak kompromi dan bersusah payah untuk menjaga hati agar tidak semakin terperosok jatuh pada Lembah keputusasaan.
Dari atas tebing pengharapan, masih bisa terlihat di dasar Lembah keputusasaan, berserakan mimpi-mimpi yang telah longsor dan tertimbun oleh kenyataan-kenyataan pahit yang dari jarak yang cukup jauh pun masih tercium betapa anyirnya rasa penyesalan atas pilihan yang telah dibuat sebelumnya.
Sejujurnya, jauh di dalam hati kecilku, seandainya aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku takkan pernah membuat pilihan untuk mengaku dan lapor kepada atasan bahwa aku positif & terjangkit covid-19 sialan! Perpanjangan kontrak kerja yang sudah ditandatangi tiba-tiba dibatalkan sepihak oleh perusahan. Terkadang, menjadi jujur itu bisa membuatmu lebih dekat dengan moncong senapan, begitu ujar seorang Jenderal.
It’s epic & interesting when things aren’t going well, you said, then you go down, and find the root cause of it, is it where not meeting targets your life and suddenly backfires, hits you down. Until you realize, there’s no tomorrow for your dream again. Life is suck, I guess. Epic, ndasmu!
Kumaha sia wae lah ya, anjing pisan, rudet aing teh! Pengin urip lempeng tur lurus sing kaya wong-wong kabehan mbok yo rasane angel temen, abot banget, kayane ana bae ujiane. Gusti Alloh mbok ya parengono kulo sabar sing lewih akeh sekang sedurunge. Seolah-olah, mencoba untuk hidup normal, punya pekerjaan tetap, rasanya susah sekali. C’est La vie!
Abdi teh teu hayang jadi pengangguran ti imah wae, nyong ya pengin ngode maning tapi ya jan rekasane angel temen ya haha tapi begitulah kehidupan, kalau bercanda, candaannya garing banget, kagak ada lucu-lucunya. Enak juga ternyata nulis unek-unek. Rasanya sudah lama banget tidak memuntahkan unek-unek betapa bedebahnya kehidupan.
Lagipula, kebimbangan dan kerudetan hidup akan berguna untuk merenungkan beberapa hal, setidaknya hal itu bisa berguna ya, tidak seperti ijazah sarjana yang sudah dua bulan ini tidak memberi hasil yang menggembirakan, setidaknya sampai malam ini, ya semoga saja besok-besok bisa memberi kabar baik ya. Bismillah ya.
It's better to walk forward crying than to stand still. There's always a better one ahead, don't give up, don't look back! Gusti Allah mboten sare. There is a will, there is a way.
Rasanya tetap kesal, rasanya aku sudah melakukan yang terbaik, tapi begitulah adanya, pada akhirnya hasil akhir hanyalah produk sampingan, tapi entah kenapa rasanya tetap menjengkelkan juga pada akhirnya. Tapi ya sudahlah, muntahkan semua unek-untuk untuk hari ini, dan sisakan benih-benih kebaikan dan pengharapan untuk esok hari. Dan, semoga benih-benih itu akan berkecambah, bertunas menjadi kabar baik. Bismillah ya.
Bismillah!
Karawang, Tengah Malam
Rüdet, rungkad, auuu. Tapi namanya udah takdir ya diterima aja. Rezeki insya Allah bisa didapatkan di tempat lain.
ReplyDeleteBTW tengah malam itu ngelamun sambil gak bisa tidur atau kebangun lagi?
Sangat menggambarkan isi pikiranku saat tengah malam, sembari menanti mata untuk lelah dan jatuh terlelap di peraduan.
ReplyDeleteBagi saya, tengah malam itu waktu yang spesial, waktu di mana saya bisa merefleksikan diri di tengah keheningan dan temaram lampu.
Semoga segera dibukakan jalannya ya untuk mendapatkan pekerjaan. Memang tengah malam itu waktu yang paling tepat untuk merenung atau menuliskan segala keruwetan di hati
ReplyDeleteHuah, capek dan lelah jadi satu memang menjadi pemicu overthinking di tengah malam ya Kak. Semangat! Semoga lekas ada jalan keluar dan mendapatkan pekerjaan kembali ya Kak
ReplyDeleteTetap semangat yaaa .. Yakin saja bahwa DIA tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan kita tuk menanggungnya. Insyaallah akan indah pada waktu NYA..
ReplyDeleteSemangat mba, jangan lupa berdoa. Pasti ada jalan keluarnya. Saya pribadi mungkin pernah berada di posisi yang sama dengan masalah yang berbeda.
ReplyDeleteAh, koq serasa baca curhatan sendiri. Semoga selalu semangat ya kak. Peluk jauh
ReplyDeletesemangat terus kak, semoga tulisan unek2nya dapat bermanfaat bagi banyak orang. jangan menyerah ya..
ReplyDeleteMba yang sabar ya
ReplyDeleteSemoga dimudahkan untuk mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik
Tengah malam emang jamnya overthinking. Ada aja yang dipikirin. Tetap semangat ya mbak dan jangan menyerah.
ReplyDeleteLega sudah menumpahkan penuhnya pikiran ya, Kak. Keren lho, nulisnya bisa rapi pisan. Semoga Allah tunjukkan jalan hidup yang lebih baik untuk kita Kak. Semangat
ReplyDeletememang ya kalau udah semakin malam dan semakin sepi apalagi kalau di rumah pada tidur tinggal sendirian aja pasti ada aja overthinking kemana-mana, semoga dimudahkan segala urusannya yuk bisa yuk
ReplyDeleteKadang suara-suara di kepala ini berisik ya, Ka. Semoga kita semua sehat dan bahagia. Makasih Kaka ceritanya keren.
ReplyDeleteMengeluarkan unek” di tengah malam itu memang melegakan yaa kakk.. Ya walaupun kita merasakan bnyak hal dari kegagalan itu tapi setidaknya kita selalu berusaha.. Semoga nanti ada kabar baik yang membahagiakann ya, aamiin
ReplyDeleteMalam memang waktu yang tepat untuk menumpahkan segala unek-unek dan keluh kesah. Mungkin ini adalah jalan terbaik, sudah takdir dari Allah. Jangan patah semangat ya. Insya Allah setelah ini akan ada titik terang yang jauh lebih baik.
ReplyDeleteBtw, itu perusahaan kok tega bener sih. Seharusnya kalau ada yg kena covid ya udah tinggal karantina atau WFH aja, enggak perlu membatalkan kontrak gitu. Kayak melakukan kesalahan aja.
sama, saat tengah malam itu pikiran rasanya rame banget, kalo dikeluarin jadi tulisan pasti panjang juga hehe
ReplyDelete