Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Sunday, February 9, 2014

Malam Yang Menyindir

Mentari pagi telah berlalu
Cahayanya kini telah terganti
Terganti oleh gelapnya malam
Malam tanpa bulan dan bintang

Terketuk menara kembar oleh sebuah ratapan
Ratapan tanpa daya tanpa asa
Hanya meraung berteman perih
Kalbu yang tersayat dan jiwa yang terjerat
Terjerat dalam sebuah ikatan putus asa

Terkoyak tenangnya malam dalam sebuah dentuman
Dentuman yang merobek ketenangan malam
Malam yang sesungguhnya atau malam dalam kepalsuan
Mata tertutup, mulut tersumbat, hanya bisa mengaum
Mengaum dalam keheningan

Aku bukan pahlawan, aku juga bukan pangeran
Aku hanyalah manusia lemah yang terjebak dalam jubah
Jubah keterasingan, Jubah dalam balutan darah
Darah yang menetes dari balik jubah, jubah keterasingan

Biarkan malam menjemputku
Biarkan malam menemaniku
Biarkan malam ini menjadi yang terakhir buatku
Buatku, dan buat mereka yang menyerah kalah
Menyerah dalam gelap, kalah oleh malam

13 comments:

  1. Hei pangeran berjubah keterasingan, bangunlah. Malam ini ada kembang api di ujung bintang. Kau mau melihatnya bersamaku?

    ReplyDelete
  2. Yang palsu biarlah palsu, asal bukan kita yang menciptanya, usah putus asa, hidup terlalu sayang dilewatkan tanpa semangat... Salam silaturahmi :)

    ReplyDelete
  3. "Menyerah dalam gelap, kalah oleh malam"
    Nah selamat tidur :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha emang begitu mbak :D kan nggak ada lanjutannya wkwkw

      Delete