Secangkir kopi pertama di pagi hari, tak lagi panas
seperti biasanya. Menjadi hangat seperti kamu ketika tahu bahwa ada sosok yang
menyukaimu. Bagi sang waktu, merubah sikap seseorang terasa begitu mudah. Semudah
merubah panas menjadi hangat seperti kopimu di pagi hari. Kamu memang begitu,
tak suka meminum langsung ketika panas, namun hanya menghirup perlahan
aromanya, lalu dibiarkannya mendingin begitu saja. Seperti halnya kamu dalam
menjerat perhatiannya, begitu keras kau menolaknya, begitu tajam kau
menyindirnya, lalu perlahan kau membalas perhatiannya. Dengan lembut, dengan
hangat, seperti halnya secangkir kopi pagi yang kau minum dengan lambat, dan
terlambat.
Secangkir kopi pertama di pagi hari sekarang tersisa
sesesap saja. Masih saja betah duduk sendiri disini, merenungi waktu, tanpa
peduli akan jeritan handphonemu. “Bos Besar!” hanya itu yang terlihat
ketika sekilas melirik ke layar sentuhnya. Tak peduli, yang dibutuhkan hanya
waktu sendiri. Mau dipecat pun tak peduli, toh yang punya perusahaan itu
dirinya sendiri. Bukannya beranjak, dipanggilnya kembali pelayan dan memesankan
secangkir kopi lagi. Ah begitulah, sebagai pecinta kopi, haram baginya untuk
mengganggu waktunya meminum kopi.
Cangkir kopi kedua di pagi hari, dia letakkan begitu
saja di atas meja. Layaknya sosok kekasihnya yang mengabaikannya setiap kali
dia berkata “Maukah kamu menikah
denganku?” Selalu mengelak, selalu mengalihkan perhatian, selalu
mengabaikan, dengan alasan “Aku masih
ingin mengejar karier” begitu kelaknya setiap kali dia meminta jawaban
lamarannya. Perlahan, lelaki itu bangkit dari mejanya, dengan meninggalkan sebuah
pesan:
“Jika Kamu mau, bilang saja mau. Jika Kamu tidak mau ya bilang saja tidak mau. Jika terlalu lama menunggu aku tak mau, karena menunggu tak sebercanda itu. Sastra.”
Secangkir kopi hitam, yang pertama dia pesan tanpa
melihat deretan minuman yang tertulis dalam menu. Secangkir kopi hitam di siang
hari, sebagai teman untuk menghabiskan waktu. Waktu istirahat yang tak
seberapa, namun begitu berharga. Bosan rasanya jika tiap siang hanya dihabiskan
berdiam diri dalam dinginnya kantor direktur. Ya sebagai salah satu pemilik
perusahaan pengolah kopi, sesekali meminum kopi di luar perusahaannya itu biasa.
Seperti mencoba pengalaman baru, begitu katanya.
Pergi ke kafe di siang hari, duduk sendiri, hanya
ditemani secangkir kopi seolah sudah menjadi sebuah tradisi. Kafe mana yang dia
tuju, selalu saja kopi hitam yang dia pesan selalu. Kopi hitam itu menenangkan,
begitu kilahnya. Menenangkan sekaligus mengingatkan, akan sebuah kisah cinta
yang kandas begitu saja. Bukan karena pihak ketiga, bukan pula karena tiada restu
orang tua. Tetapi karena keterlambatannya dia dalam menjawab lamarannya.
Sepertinya bukan terlambat, tapi memang karena keengganannya menikah dalam
waktu singkat. Dan sekarang dia menyesali, tapi sayang sudah terlambat.
Andai saja dia dulu segera menerima lamarannya,
mungkin sekarang dia sudah bahagia dengan gelar Nyonya Sastra, begitu sesalnya.
Satu sesap pertama terasa begitu pahit, tapi dia tahu, pahitnya kopi tak
sebanding pahitnya perasaan Sastra tatkala dia tolak lamarannya. Dan kini dia
menyesalinya. Pengalaman adalah guru yang kejam, dia memberi ujian lalu
kemudian memberinya pelajaran. Sesapan selanjutnya, pahitnya mulai terasa
biasa. Seperti halnya pengalaman pertama, kau akan gugup ketika melakukannya.
Namun ketika sudah merasakannya, selanjutkan akan terasa biasa, seperti itulah
kesepian yang dia rasa. Dia mulai terbiasa, terbiasa tanpa Sastra, terbiasa
tanpa kekasihnya. Terbiasa menjadi biasa.
Secangkir kopi di malam hari, sebagai rutinitas
penutup hari. Hanya menghirup aromanya tanpa pernah meminumnya. Dibiarkan begitu
saja, sampai malam datang untuk menyesap panasnya. Dibiarkannya sampai pagi,
dan semuanya terjadi setiap hari. Secangkir kopi dingin di pinggir tempat tidur,
hanya dia anggap sebagai pengingat. Pengingat bahwa dirinya pernah diabaikan
begitu lama, seperti kopi panas yang menjadi dingin, gelora cintanya yang dulu
membara sekarang hilang begitu saja. Bukan karena pihak ketiga, bukan karena
tiada restu orang tua, tapi tak adanya jawaban akan lamarannya. Sekiranya para
wanita tak tahu, seorang lelaki juga ingin mendapat sebuah kejelasan, sebuah kepastian.
Jika mengulurnya terlalu lama, sama saja menyiksanya tanpa sengaja, membunuhnya
tanpa rasa. Seperti halnya kopi malam yang menjadi dingin, meminumnya sudah tak
lagi terasa begitu ingin.
Secangkir kopi di malam hari, satu cara untuk
mengingatkan bahwa panasnya sesapan pertama jauh lebih nikmat dibanding
dinginnya cangkir tanpa isi. Secangkir kopi yang mengingatkan, bahwa jauh lebih
nikmat menghabiskan malam berdua dibanding seorang diri. Panasnya cinta,
dinginnya hati, terasa biasa bagi mereka yang sudah terbiasa. Seperti halnya
sebuah cinta, akan hadir karena terbiasa. Cinta datang karena terbiasa, witting tresno jalaran soko kulino. Begitu
pula rasa sakit, akan terasa biasa ketika itu sudah hal yang biasa. Tentang sebuah
rasa diabaikan, kini dia tahu betapa menyakitkannya sebuah penyesalan. Penyesalan
karena mengabaikan. Seperti halnya kebiasaan lama, penyesalan selalu datang di
akhir cerita.
Secangkir Kopi dari @PuisiKopi
Seperti halnya secangkir kopi hitam tanpa gula, kau
takkan pernah tahu rasa pahitnya tanpa pernah kau meminumnya. Begitu juga soal
menunggu, kau takkan pernah tahu betapa pahitnya sebuah arti kata menunggu.
Menunggu itu bukan soal kesabaran, tapi juga soal kepastian. Kepastian sebuah
jawaban dari sebuah pertanyaan “Apakah layak, aku menunggu selama ini?”
secangkir kopi mengandung berbagai makna
ReplyDeleteiya kak, secangkir kopi yang penuh makna jika ingin memahaminya
DeleteFandhy lagi nunggu siapa? 😂😂
ReplyDeleteAku kok kayak familiar ya baca cerita ini. Hehe
lagi nunggu jodoh? mungkin wkwkw
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletebanyak kisahyang bisa diambildari secangkir kopi euy.
ReplyDeletebanyak banget dib X)
DeleteSecangkir kopi, semalaman nggak tidur. Apalagi kalo rindu datang bersamaan. Duh, ampun deh. Mau guling-guling tetep gak bisa tidur.
ReplyDeletehaha kalo mau tidur, jangan banyak banyak minum kopi X)
DeleteAstaga. Ini dalem amat tulisan. Saya paling suka yang dua paragraf terakhir. Klimaks abis..
ReplyDeleteBtw, salam kenal :)
hehe terima kasih kak :D
DeleteSalam kenal juga
Dari secangkir kopi, bisa sangat menginspirasi. Mari saling berbagi dan mengungjungi ke blog.paybill.id :)
ReplyDelete(saran: pake anonim dong mas hehe, biar bisa banyak pilihan mau komentarnya hee)
hehe iya kak makasih masukannya, ini semacam tulisan lanjutan :D
DeleteMembacanya membuatku berkhayal melakukannya. Ah ya, kopi sudah jadi menu andalanku tiap hari. Bangun tidur, kopi. Siang hari, kopi. Ketika malam pun ditemani kopi. Agaknya teman-teman paham, sehingga silaturahmi ke mana pun yang dihidangkan kopi juga. Pun ketika hangout di kafe. I love kopi
ReplyDeletehaha secangkir kopi hitam sudah cukup untuk mendatangkan berbagai macam imajinasi dan ide yang bertaburan
DeleteAh, padahal baru saja aku hendak melepas kopi dari rutinitasku. Tapi, rasanya berat.
ReplyDeleteSecangkir kopi, takkan mudah terlepaskan
Deletesebagai penikmat kopi, aku sering sekali menggambar tumpukan kopi di sketch book
ReplyDeletecobalah sesekali datang ke Praketa Manual Kopi Brewing di Purwokerto, disana banyak gambar-gambar tangan tentang kopi
DeleteSecangkir kopi,waah kapan yah terakhir kali menikmatinya? Sepertinya sudah lama sekali.
ReplyDeleteayo ngopi lagi rin X)
DeleteTapi aku nggak bisa minum kopi
ReplyDeleteRasa sakit ato sedih, semua akan menjadi biasa, lalu dinikmati pahitnya
ya mungkin sesekali mencoba meminumnya tak apa
DeletePertanyaannya: Apakah perlu kopi diminum harus menunggu terlalu lama sampai dingin?
ReplyDeleteSaya pun tah tahu, karena itu sudah jadi tradisi.
DeleteDan juga lidah saya itu sensitif, mudah sekali terluka oleh sesuatu yg panas :)
kopi memang segalanya, dan karena minum secangkir kopi membuat hidup terasa menjadi tenang
ReplyDeleteKURANGI PANIK, PERBANYAK NGOPI HAHAHA
DeleteDari secangkir kopi, jadi sebuah cerita. Ini keren...
ReplyDeleteApakah penulisnya sedang menunggu jawaban? :)
hahaha tidak tidak, saya baik baik saja :)
Deletebtw terima kasih
Wah Fandy sekali-kali harus ajak bareng kita-kita buat ngopi bareng, dan merasakan sensasi lain dari cerita kopinya, seru pastinya, ya.
ReplyDeletebahahahaa ya boleh lah mbak yul :D
DeleteApakah layak, dia yang kutunggu selama ini?
ReplyDeletesaya juga tidak tahu haha
DeleteSebentar!
ReplyDeleteJadi nama sastra itu...
Secangkir kopi selalu menemani aku juga setiap paginya demi menyambung nyawa sebelum memulai segala aktivitas. Secangkir kopi di siang hari kembali aku teguk ketika berusaha menulis tapi hanya layar putih yang kudapati. Secangkir kopi di sore hari akan menemaniku bersantai merayakan selesainya beberapa kerjaan di hari itu. Dan secangkir kopi lagi di malam hari setia menutup hariku menanti yang terkasih pulang ke rumah.....
ReplyDeleteeh kok malah jadi ikut nulis ya, mas :D
haha gakpapa mbak ikutan nulis juga :D
DeleteFandi puitis bener. hahahahhaha.
ReplyDeleteNtar kalo ke Jakarta tak ajakin minum Kopi Leci ya. Semoga masih ada :)
kopi leci itu seperti apa? rasanya bagaimana? :D
Deletehaha makasih
Aku bukan penikmat kopi, mencium aromanya saja jarang sekali. Tapi aku terhanyut dengan tulisanmu, mas. Mampu membawaku menjadi penikmat kopi padahal aku (bisa dibilang) tidak pernah sedikitpun menyicip kopi.
ReplyDeleteBtw, tulisannya ditujukan tuk siapa, mas? Tuk hati yang sedang menunggukah #eaa
hahaha iya juga kayaknya nih mbak :D
DeleteMenunggu yang gak pasti itu memang pahit. Tapi, sebaiknya dipikirkan kembali. Apakah memang layak kita tunggu? Jawaban ada di diri kita masing-masing, sih!
ReplyDeleteBTW, saya bukan termasuk penikmat kopi, Mas. Bukan apa-apa, lambung saya akan berteriak nanti :)
iya kak betul, semua jawaban itu ada dan kembali pada diri kita masing2 :)))
DeleteMenunggu yang gak pasti itu memang pahit. Tapi, sebaiknya dipikirkan kembali. Apakah memang layak kita tunggu? Jawaban ada di diri kita masing-masing, sih!
ReplyDeleteBTW, saya bukan termasuk penikmat kopi, Mas. Bukan apa-apa, lambung saya akan berteriak nanti :)
hahaha gakpapa mbak , santai saja :D
DeleteMenunggu memang pahit, apalagi jika terlalu lama keburu dingin kopinya. Malah makin tidak enak lagi, Mas. #eaa
ReplyDeletehahaha memang benar sekali nih bang, tapi ya gimana lagi ya ? mendinginkan kopi adalah satu kebiasaan baru X)
DeleteBagi penikmat kopi, sebangku kopi ternyata memiliki makna yang begitu dalam..tulisan yang menarik tentang kopi
ReplyDeletememinum kopi adalah segalanya :')
DeleteSaya enggak bisa minum kopi pagi hari, bikin maag kambuh
ReplyDeletewah.. pagi, siang, malam minum kopi terus nih ceritanya hehhehee...
ReplyDeletehehehe iya kak :D
DeleteAduh, i feel you mas.
ReplyDeleteMembingungkan saat tidak ada jawaban dari si dia.
Apa dia butuh waktu untuk memikirkannya?
Jika terlalu lama menunggu, aku tak mau, karena menunggu tak sebercanda itu :)))
DeleteAduh, i feel you mas.
ReplyDeleteMembingungkan saat tidak ada jawaban dari si dia.
Apa dia butuh waktu untuk memikirkannya?
terlalu menunggu jawaban pun akan membuatnya kebosanan, karena menunggu terkadang tak sebercanda itu
Deletesaya tidak bisa minum kopi, membaca tulisan ini cukup menyesap wanginya
ReplyDeleteSaya suka kopi kak, bahkan niat sampe beli jug sama frother buat bisa bikin latte sendiri. Dan ternyata kopi bikinan sendiri lebih nikmat :D
ReplyDeleteya meskipun masih gagal ya dalam membuat kopi sendiri haha
DeleteSaya minum kopi setiap pagi. kopi membuka hari. bagi saya kopi adalah awal menyenangkan asal tidak ada gula diantara kita
ReplyDeletehaha betul
DeleteWah, secangkir kopi yang darinya dapat terlukiskan sebuah kisah yang dirasa...
ReplyDeleteKisah yang mendalam 👍👍👍
hehe iya terima kasih kak :))
DeleteWah, secangkir kopi yang darinya dapat terlukiskan sebuah kisah yang dirasa...
ReplyDeleteKisah yang mendalam 👍👍👍
hehhe terima kasih kak
DeleteKopi itu terasa enak bila benar dalam menikmatinya
ReplyDeleteSecangkir kopi di waktu pagi, tak sampai dingin tak juga panas. Jika menunggu adalah tak hal tak pasti,kelak pergi bukan perihal membalas.
ReplyDeleteWell, minum kopi sih enak nggak pake gula ya terus diminum jangan sampe digin karena rasanya udah berubah :D
hahaha iya minum kopi tanpa gula itu enaknya pas panas dan hangat, kalo dingin mah pahitnya getir :D
DeleteKopi, saya tidak terlalu suka minum kopi dan hanya sesekali saja hehe. Memang ya, kehidupan itu seperti kopi tidak selamanya pahit kadang ada manisnya juga kok :)
ReplyDeleteiya, hidup itu seperti kopi, pahit dan manis semuanya punya bagiannya masing-masing, semua kembali pada kita, sebagai manusia yang merasakannya, dan soal bagaimana menikmatinya :))
DeleteMembuat sebuah analogi perasaan dari sesuatu yang lain. Saya jadi ingat bagaimana cara saya menulis dulu. Meski tentu saja tidak dengan cara yang manis seperti yang kamu tulis, Fandy.
ReplyDeleteYah bagaimanapun, kopi adalah alegori dari sebuah perasaan. Sebagai pecintanya, kita tidak mungkin membiarkannya mendingin terlalu lama bukan??
Layaknya kopi, perasaan menjadi tiada guna bila tidak lagi menghangatkan.
haha iya bang, makasih ini juga masih latihan bikin tulisan yang sejenis :D
DeleteIya betul, terkadang kopi adalah alegori yang pas dari sebuah perasaan :)))
Kopi. Hitam manis. Sepertimu...
ReplyDeleteKopi. Menyesapnya melesatkan jantung ke langit ke tujuh. Sepertimu...
Kopi. Aromanya... membuatku selalu terjaga untuk mencinta. Sepertimu...
Kopi. Kamu. Yang kuseduh setiap pagi dalam mimpi karena aku tak suka kopi. Sepertimu jugA...
*Semoga tidak menyampah di lamannya bang fandhy ya... Hehe
wahahaha mbak anita bisa juga nih bikin tulisannya :D
DeleteApakah layak, aku menunggu selama ini?”
ReplyDelete... Aaa, ka fandy, puitis euy.
waktu Kita begitu berharga. Tak Ada yg sia-sia. Apalah arti menunggu.
Apalagi menunggu yg tak pasti.
Jika itu tak pasti, Kita berhak utk menciptakan kebahagiaan utk diri Kita sendiri.
Jika itu lama, kenapa harus menunggu, jika kita bisa mempercepat langkah kita, meraih & mengejar yg kita mimpikan.
hehehehe makasih kak :D
DeleteIya waktu begitu berharga untuk dihabiskan bersama orang-orang yang tak bisa menghargai waktu~
Saya suka minum kopi, tapi kok gak jadi puitis seperti Kakak ya??
ReplyDeleteKayaknya kapan-kapan perlu ngopi bareng nih ahhahahahahah
hahaha boleh boleh, bisa juga nih :D
DeleteKak fandy, apakah kak fandy penyuka kopi? Sembari menunggunya dan membiarkannya mendingin? :D
ReplyDeleteBtw, banyak sekali ya tulisan terinspirasi dari kopi, termasuk tulisan kak fandy. Dan sampai sekarang aku masih penasaran sama seluk beluk kopi.
Barangkali kita ngopi bareng kak hehe
hahaha terima kasih :D
DeleteKak fandy, apakah kak fandy penyuka kopi? Sembari menunggunya dan membiarkannya mendingin? :D
ReplyDeleteBtw, banyak sekali ya tulisan terinspirasi dari kopi, termasuk tulisan kak fandy. Dan sampai sekarang aku masih penasaran sama seluk beluk kopi.
Barangkali kita ngopi bareng kak hehe
Ahhh Great Story.
ReplyDeleteKadang walau secangkir kopi menemani kerjaan sampai waktu tengah malam, wangi kopinya masih tetep harum, terutama kopi hitam
hahaha iya kak, hampir semua kopi itu berwarna hitam , akan akan mengharum aromanya ketika tersiram air panas :)))
DeleteSecangkir kopi bisa jadi tulisan sepuitis ini :)
ReplyDeleteKalau saya sich memilih menunggu meskipun tak pasti :)
#pengalamanpribadi
hahhaa tapi apa jadinya jika terlalu lama menunggu sekian lama
DeleteSaya jarang minum kopi. Mengurangi sih
ReplyDeleteSaya jarang minum kopi. Mengurangi sih
ReplyDeleteLamaran Kak Fandy ditolak siapaaaa? 😨😨😨😨
ReplyDeleteditolak bapak dan ibu pimpinan HRD :')
Deletesecangkir kopi dapat menghangatkan suasana yang sedikit dingin :)
ReplyDeleteUdah lama saya ngga minum kopi. Tadinya rutin. Sekarang, memang ngopi lebih enak buat temen ngobrol atau mikir. hehehe..
ReplyDeleteiya memang, secangkir kopi bisa menjadi teman yang pas untuk mencari ide menulis :))
DeleteKebanyakan ngopi, malah-malah bisa seret jodoh lho.
ReplyDeletehahahaha...
kata siapa itu ? -__-
Deleteternyata ceritanya bukan hanya dari secangkir kopi tapi dari beberapa cangkir kopi dipagi, siang, dan malam hari :)
ReplyDeleteiya, secangkir kopi yang jadi asal muasal dari sekian banyak cerita. entah cerita yang mana, tapi tetap saja semua berujung pada rasa pahitnya, yang begitu terasa apa adanya :))
DeleteWihhh...anak sastra banget :D pernahkah kamu menikmati secangkir kopi di pagi hari tanpa campuran gula yang pahit tapi mendadak manis karena teringat senyumanmu?
ReplyDeleteHaha oposehh
hahaha terima kasih mbak nova :D
Deletesecangkir kopi untuk sejuta kisah dan sejuta inspirasi.
ReplyDeleteSecangkir kopi, ada kata yang tersimpan. Ada kisah yang akan merekah.
ReplyDeleteSecangkir kopi, bolehkah kita menemani sepi dan menghentikan waktu yang terlalu lama itu?
Sudah lama tidak menikmati sastra.
ReplyDeleteTernyata dengan kopi ku kembali mengenang masa lalu.
Pahit.
Getir.
Tapi sudah kulewati itu semua.
Yang harus kulakukan saat ini hanyalah melangkah pasti ke depan.
Tanpa menoleh kembali ke masa yang telah berlalu.
Jauh.
Secangkir Kopi Sejuta Prestasi dan inspirasi #sukaNgopi
ReplyDeleteSecangkir Kopi Sejuta Prestasi dan inspirasi #sukaNgopi
ReplyDeleteKopi item, kesukaan suamiku. Dan ya, secangkir kopi hitam dg sedikit gula bisa mendatangkan inspirasi? Eh, emang lagi nungguin apa? ;).
ReplyDeleteBtw, komennya ditambahin setting donk, biar bisa ambil opsi URL/Name :). Thank you
Kopi item, kesukaan suamiku. Dan ya, secangkir kopi hitam dg sedikit gula bisa mendatangkan inspirasi? Eh, emang lagi nungguin apa? ;).
ReplyDeleteBtw, komennya ditambahin setting donk, biar bisa ambil opsi URL/Name :). Thank you
hmm, bangun pagi-pagi baca secangkir kopi kok dalem banget ya.. ����
ReplyDeleteNambahin yaaa...
Walau terkadang kopi menjadi pahitnya dunia, menjadi gelapnya suasana, tapi dibalik itu, kopi adalah yang teristimewa, dia lah yang paling mengerti dan setia menemani kita saat kondisi apa pun, saat susah dan saat gundah. Bukan teh, susu atau siroopp.. #gagalpuitis #gagalngelawak ������
Jleb2 ini tulisannya dibaca pagi-pagi. Dengan kopi menggambarkan patah hati dari dua sisi yang berbeda.
ReplyDeleteMenarik, suka aku
Jleb2 ini tulisannya dibaca pagi-pagi. Dengan kopi menggambarkan patah hati dari dua sisi yang berbeda.
ReplyDeleteMenarik, suka aku
Ih dalem banget. Baca ini seperti secangkir kopi yang diaduk-aduk. Keren.
ReplyDeleteKopi dan menunggu? Kenapa bacanya jadi galau.wkakakakakak.
ReplyDeletePerihal menunggu, adalah sebuah rutinitas yang tak bisa dielakkan lagi. Menunggu pagi, untuk bisa memulai aktifitas. Menunggu jam pelajaran berganti, guna menghilangkan penat sesaat. Menunggu memang membosankan, tapi tanpa disadari, hidup ini tak. jauh dari perihal menunggu.
Aku ga bisa kalo ga minum kopi. Pernah coba ganti pake tolak angin, kepala tetep pusing, mata tetep ngantuk
ReplyDeleteKopi adalah teman terbaik utk disesap kala sendiri.
ReplyDeleteLaki-laki maupun Perempuan memang harus menerima dan memberikan kejelasan atas perasaan dan keinginannya dalam hubungan, karena menunggu memang tak sebercanda itu.
secangkir kopi, maukah kau temani aku malam ini...
ReplyDeletesedu sedan memilu ngilu lantah larut bersama nikmatnya rasamu menyentuh lidahku.
seakan semua kepahitan hanyut yang terisa manismu.
Ini gilaaaaa :') ini gila banget sih. Dari secangkir kopi, bisa membuat kalimat-kalimat semanis ini :) kereen kamu Mas :D
ReplyDeletesecangkir kopi di setiap waktu, dapat membuat seseorang terinspirasi dan menulis tulisan seperti ini. kopi memang dahsyat, sensasinya dan rasanya selalu dapat meluluhkan penikmat setianya.
ReplyDeleteseseorang memimpikan telah dinantikan oleh secangkir kopi di meja pinggir kasurnya,
ReplyDeletetetapi teringat istri pun belum punya :p
wahhhh...tulisannya semanis kopinya fan...
ReplyDelete:)
Seng sabar masfan. Kalo nunggu nya sambil minum kopi, gak sepahit itu kok hahahha
ReplyDeleteKapan bisa ngopi bareng 😊
ReplyDelete