Malam belum larut benar, tatkala aku temukan dirinya
terbaring sesenggukan di atas tempat tidurnya. Dirinya terlihat begitu berantakan,
dengan tisu bekas pakai berceceran di lantai kamarnya. Nampaknya dia masih
tersadar, tatkala aku usap rambutnya, seolah memastikan bahwa dirinya itu
nyata. Kedua matanya terlihat memerah, tatkala ku sibak rambut panjang yang
menutupi wajahnya.
Dirinya masih belum mau membuka mulutnya, tatkala ku
angsurkan gelas berisi air putih kepadanya, sekedar untuk menenangkannya. Namun
dia tak segera meminumnya, dia hanya melihat, dan menimang-nimang seolah heran
tatkala melihat isi gelas yang dia pegang. Kesabaran, hanya itu yang aku punya
saat itu. Kesabaran menunggu, sejenak menanti dirinya tenang, dan mau
menceritakan semuanya. Dirinya terlihat begitu terguncang, pundaknya nampak
bergetar, sesenggukan, dan sedikit mereda, tatkala pada akhirnya dia mulai minum
air dari gelas yang dipegangnya.
Adalah tiga puluh panggilan tak terjawab dengan
seratus dua puluh lima pesan singkat yang tak sempat aku terima dan aku baca. Dengan
isi pesan yang relatif sama, bertanya aku sedang ada dimana, dan bertanya bahwa
apakah aku berkenan untuk bertemu dengan dirinya. Sayangnya, aku terlambat
membuka pesannya. Bukan kebetulan semata jika waktu itu aku sedang “dilempar” ke luar kota oleh Bos Besar. Dilempar
ke kota, yang mana sinyal tak ada, bahkan listrik pun hanya ada di waktu malam
saja. Begitu terpencilnya, begitu terasingnya.
Aku tak tahu bagaimana dia bisa jadi seperti itu,
padahal sebulan yang lalu, dia nampak menjadi wanita yang paling berbahagia,
tatkala dia akhirnya dipersunting dengan lelaki pilihan orang tuanya. Dan dia sempat
memamerkan momen bahagia di instastory
instagramnya. Dipamerkan secara langsung prosesi ijab kabulnya, seolah berkata
bahwa dirinya kini layak disebut Nyonya Lakarna. Terlihat dirinya nampak begitu
bahagia, dengan sesekali menggigit bibirnya, seolah ingin berkata bahwa dirinya
itu sedang gugup, gugup tapi bahagia. Tapi tiada yang menyadarinya, bahwa
menggigit bibir adalah tanda bahwa dia itu sedang gugup. Dan itu ciri adalah khasnya
dia, ciri khas yang sudah aku hafal di luar kepala, sepanjang sepuluh tahun aku
kenal dirinya.
Aku tak tahu kenapa dia bisa terguncang sedemikian
hebatnya, seolah keceriaan yang dia punya lenyap entah kemana. Wajahnya nampak
pucat pasi, rambut panjangnya nampak begitu awut-awutan. Kantong besar di kedua
matanya seolah memberi tanda, bahwa dirinya belum tidur entah berapa lama. Berusaha
untuk mengajaknya bicara, tapi sungguh sulitnya tiada terkira. Jadi, aku pilih
untuk diam saja.
Dirinya sudah tidak lagi sesenggukan, yang terdengar
hanyalah deru kipas angin yang berputar di pojokan kamar. Keheningan mendadak
menggantung di antara kami, hanya berjarak hela nafas yang saling bersahutan. Nampaknya
dia sudah tenang, tapi bukan berarti aku bisa berlega hati, karena aku sadar
bahwa dirinya terkadang bisa meledak-meledak tanpa pernah aku duga. Keheningan yang
entah kenapa terasa begitu janggal, sangat berbeda dengan keheningan yang
sering aku rasakan, semenjak dia pergi membawa segala rasa.
Dan benar saja, tiba-tiba dia tersenyum, menampilkan
senyuman yang tidak pernah aku kenal sebelumnya. Senyuman yang jauh dari kata
anggun, dan justru terlihat mengerikan. Entah kenapa yang aku rasakan tatkala
melihat senyuman itu adalah ingin segera berlari ke arah pintu. Namun, ketika
hendak berdiri, tangannya meraih tanganku, seolah mencegahku untuk berdiri.
Tanpa aku duga, dia lalu bangkit menuju laptop di atas meja kerjanya, lalu
diserahkannya kepadaku yang masih duduk terpaku. Diketikkan sebuah nama, nama
suaminya, dalam kotak pencarian file, yang mana kemudian menghasilkan beberapa
video. Video yang mana jika kalian menontonnya juga, akan menghasilkan reaksi
mual yang sama seperti yang aku rasa. Video yang ternyata berisi adegan-adegan dimana
suaminya sedang bercumbu dengan seorang lelaki, yang ternyata adalah kekasih suaminya,
video itu yang nampaknya direkam lewat kamera tersembunyi, di salah satu kamar
rumahnya. Rasanya makan malam yang barusan aku santap, ingin aku muntahkan
semuanya.
Belum juga habis rasa mualku, tiba-tiba dia tutup
videonya, lalu berganti ke video lainnya. Video selanjutnya ternyata berisi jauh
lebih parah, terlihat beberapa lelaki sedang bergumul saling memagut saling
bercumbu bersama suaminya, seolah sedang berpacu dalam satu hela nafsu yang
sama. Nampaknya inilah penyebab kenapa dirinya begitu terguncang, sampai
terlihat seperti orang yang kehilangan kewarasannya. Dia hanya terkikik geli,
tatkala melihat diriku semakin tak kuat menahan rasa mualku. Ingin rasanya aku
muntahkan makan malamku saat itu juga, namun rasanya begitu sayang melihat nasi
padang yang belum tercerna terbuang percuma. Gila. Dia mungkin sudah gila.
Lalu, tiba sampailah pada video terakhir. Video yang
diawali dengan layar gelap, tidak menampilkan apa-apa, tanpa suara, namun tepat
di detik ke tiga puluh dua, terlihat seorang lelaki terbujur kaku bersimbah
darah, dengan luka menganga di tubuhnya, kepalanya hilang terpenggal, tangan
kakinya tercincang terpisah dari badannya, dengan perut yang terbelah, dan
nampak isi perutnya keluar semuanya. Lalu, video tersebut diakhiri dengan menampilkan
wajah dirinya sedang tersenyum, menampilkan senyuman aneh, senyuman mengerikan yang
aku lihat tadi, dan nampak di tangan kirinya tertenteng sebuah kepala manusia
masih berlumuran darah, kepala seorang lelaki, kepala suaminya.
Tanpa bisa dicegah, seketika itu juga aku muntah
sejadi-jadinya. Persetan dengan nasi padang yang aku santap barusan, semuanya
aku keluarkan semuanya. Belum juga habis rasa mualku, tiba-tiba dia tertawa
terbahak, lalu menghambur ke pelukanku, menciumku, mendekapku, mencumbuku dengan
mesra, lalu dia berkata :
“Bersiaplah, kamu selanjutnya!”
Karawang, Malam Jumat Kliwon.
pas bait pertama mengenai tisu, itu bisa saja menjadi cerita lain. Lalu, bagian seorang wanita dengan rambut berantakan, di situ horor mulai masuk. dan dengan bagian video,,, aku pengen mara-mara saja...
ReplyDeleteKritik ya.. di paragraf ke 4 ada kalimat "Dan itu ciri adalah khasnya dia, ciri khas yang sudah aku hafal di luar kepala, sepanjang sepuluh tahun aku kenal dirinya." Harusnya "Dan itu adalah ciri khasnya dia..." mungkin buru buru ngetiknya hehe... tapi overall bagus, mau ngalahin penhabdi setan nih? haha
ReplyDeleteduh ngeri banget bacanya masak bersiap selanjutnya. Tapi ini bagus menarik banget buat dibaca
ReplyDeleteBikin bulu kuduk merinding, nih! untung bacanya bukan pas malam jumat wkwkwk
ReplyDeleteuiiiihh...syereeeem!!! hati yang terluka terlalu dalam emang ngeri ya :D
ReplyDeletetapi btw entah kenapa di paragrap 1 dan 2 aku sedikit terganggu dengan kata 'tatkala' yang diulang-ulang beberapa kali.
aih.... suaminya kok gay..... ini bakal jadi page one pencarian masa kini nih :p aku mau komentar apa ya... eeeee... sekalian dimasukin link videonya kak hihihihihihi
ReplyDeleteNgeri banget ceritanya kak. Pasti istrinya itu desperate banget tau suaminya selingkuh dengan lelaki lain. Tapi lebih ngeri lagi ternyata dia yang bunuh suaminya sendiri dengan cara yang keji. Horor banget. Perempuannya itu kaya psikopat banget :(
ReplyDeletemati
ReplyDeletemailah kau
mungkin itu kalimat yang meluncur selanjutnya dari nyonya lakarna
his dah, nauzubilahiminzalik
"Tisu bekas pakai berceceran di lantai kamarnya." ini pasti habis nonton drama Korea, lalu nangis sesekungan dan menghabiskan banyak tisu.
ReplyDeleteDitulis malam Kliwon dan dibaca Sabtu pagi yang merah, seraya menikmati Indomie goreng. Saatnya nanti Indomie inipun akan kau inginkan, bersiaplah.
Hiii... Bakalan ada korban mutilasi selanjutnya, tuuh...
ReplyDeleteSereem dan sadiiss!!
Duuh...kisah cinta sesama jenis, sering banget muncul di blog ini. Apakah memang banyak menemukan kejadiannya?
Hawuh
ReplyDeleteKukira ceritanya sebatas perselingkuhan
Eh ternyata homo
Eh ternyata sampe mutilasi
Syok bacanya 😱😱
Tiba-tiba aku juga mual....ah..ternyata aku telat makan..he2
ReplyDeleteAduh ujungnya serem banget sih..., Horor banget... n kepala yg dipegang..berasa sadis..
Duh fan, aku kebayang si cwe itu kayakny sang ibu di pengabdi setan, rambutnya panjang. Ngeri euy mutilasinya ampe perutnya di acak2.
ReplyDeleteUdah ah, gk bisa komen lagi.
Aduh fandy, aku sumpeh penakut orgnya, aku pikir dia itu dicerai suaminya atau suaminya selingkuh aja.. Aduuuuh kalau gini aku gimana mau bobo hahahaah aiiih kebayang bayang ye kan
ReplyDeleteEh buset, setelah twist ada twist lagi 😁😁😁
ReplyDeleteterlepas dari adanya twist cerita ini, saya suka penulis mengangkat tema soal suami yang memiliki laki-laki simpanan dan hal ini ternyata terjadi di dunia nyata. Bahkan bisa jadi penulis terinspirasi dari kejadian itu karena memang setauku ada grup atau komunitas tempat curhat para istri yang punya suami gini
ReplyDeleteceritanya menarik dan ada sedihnya gitu ya. Cewenua lagi desperate tau tau pacarnya atau lakinya ketauan selingkuh rasanya gimana dah tuhcewe campur aduk banget
ReplyDeleteMemang memotong-motong manusia itu candu 😌. Salam kenal dari Ananta 😊🙌
ReplyDeleteYang mana cerita ini bikin horor. Yang mana bikin cerita ini bikin mencekam. Yang mana cerita ini bikin ngeri-ngeri sedap. Banyak kata yang mana neh, hehe
ReplyDeleteKurang menegangkaaaaaan.. Endingnya kurang greget Fan.. Kutunggu kisah selanjutnya yang lebih fantasis dan menggairahkan yah ... Btw ceritanya kereeen!
ReplyDeleteCerita ini mulai lebih ringan daripada tulisan sebelum2nya, dan karena ringan itu pulalah bacaan jadi lebih menarik. Surprisenya keren di akhir. Terus berkembang ya, Fan.
ReplyDeleteTernyata istrinya kecewa mengetahui suaminya selingkih bukanbdengan wanita tetapi dengan sesama. Jenis.. Di saat itu dia merasa terpukul...
ReplyDeleteAndai aku berhenti mebacanya di bait-bait awal saja 😭
ReplyDeleteIni cerita kok nakut-nakutin siiih
wah bagus ceritamya. sang suami selingkuh hahah
ReplyDeleteAgak menjebak cerpen ini ya hahaha. Dari mulanya bahas tisu bekas berceceran *eerr, tapi kok makin lama makin serem. Endingnya apalagi. Yang tadinya mikir, "ugh intimate ini!" tapi setelah dicerna langsung berganti, "alamak!" hahaha.
ReplyDeleteMenarik ceritanya. Coba aja dikembangkan lagi mas. Siapa tahu bisa jadi novel :)
Saya nggak berani bayangin muka mbaknya yang cekikikan horror. Udah bener itu pas senyum-senyum harusnya kabur aja dari tempat itu. Dari bagian tengah sampai akhir bacanya cepet-cepet soalnya takut. Haha..
ReplyDeleteWaduuh...untung aku bacanya di malam kamis nih..kebayang kalo bacanya malam Jumat, wiii...mungkin aku pun akan memuntahkan nasi goreng mawut kesukaanku... BTW, aku jadi kangen ngefiksi juga nih .
ReplyDeleteNyonya Lakarna yang membawa luka. Endingnya plot twist banget, haa. Keren kak. BTW ini gak dikirim aja ke media cetak atau online gitu? Mayan kan kalau dapat fee. Atau kakak ada akun di platform novel biar aku bisa follow dan baca karya lainnya?
ReplyDeletekeren ceritanya, kak. benar-benar plot twist. saya awalnya mengira ini cerita horor, ternyata lebih parah dari itu. jadi penasaran pengen baca karya lainnya
ReplyDeleteWkwk serem beneran dari awal juga ni ceritanya eh sampe akhir udah ga kuat aku mana lg pengen nasi padang pula, untung ga makan nasi padang. Tapi plot akhirnya ga nyangka sih
ReplyDeleteIhhh serem banget, bisa sebrutal itu yaa hha.. Tapi dari pernyataan dia yang terakhir jadi pengen tau cerita selanjutnya gimana, dan gimana reaksi yang diomongkan begitu hha... *auto kaburrrrrr
ReplyDeleteOh ternyata ini cerpen, bagus banget alur ceritanya sudah sangat tertata. Hebat bangeeet bisa bikin cerpen yang menarik seperti ini. Ga nyangka ternyata endingnya seperti itu
ReplyDeleteMantap!
ReplyDeleteAku suka genre thriller, hihi...soalnya aku suka sensasi yang ditimbulkan setelah menonton atau membaca. Serem sih.. Tapi manusia memang kadang lebih setan dari setan aslinya. Sadis betul cara mengeksekusi nya yaa.. Sayang sekali tidak diceritakan mengapa pelaku berlaku demikian terhadap si "Aku" ini.