Suatu sore, aku
berjalan jauh memutar, melingkari setiap sudut kota yang biasa aku lewati setiap
pulang kerja, lalu berkelok menyasar menembus jalanan lain. Sengaja menghindar,
menjauh dari keramaian, memilih berjalan sendiri, memilih lorong yang sepi. Sekiranya
di lorong sepi aku merasa sendiri, namun nyatanya aku tak sendiri. Dari
kejauhan aku melihat senja yang bertopang dagu sendiri. Melebarkan senyum
simpulnya, mengharapkan balas jasa atas setiap keindahannya. Tapi terkadang
hanya pertanyaan sama yang jadi balasannya, “Mampukah aku bertahan?”
Ada seorang
laki-laki tua, terduduk sendiri di pojokan jalan, yang perlahan menyepi berkawan
sepi. Kedua tangan tuanya, begitu lincah menari di atas lembar putih kertasnya.
Menggambar sesuatu untuk hadiah perpisahan anak kecilnya, menggambar keindahan
senja yang terakhir katanya, senja terakhir sebelum waktu penghakiman tiba.
Penghakiman atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.
“Tapi apa harus begitu?. Kenapa tetap
menerimanya?” begitu tanyaku.
“Mungkin alam semesta sedang berbaik hati
pada saya, memberi keringanan hukuman atas rasa sakit yang saya alami selama
ini.” Begitu jawabnya.
Rasa sakit apa?
Aku tak mengerti, dia pun hanya tersenyum penuh arti.
Tanpa terasa
hari telah berganti malam, dan langkah kakiku seketika tersuruk terhenti di
kedai kopi di tengah kota, tanpa ragu, aku melangkah masuk dan memesan
secangkir kopi hitam tanpa gula. Kulihat kondisi di dalamnya hampir sama
seperti kedai kopi pada umumnya, yang menjadi pembeda adalah meja pojok di
dekat jendela. Ada seorang lelaki muda yang duduk sendirian. Secangkir kopi
panas tersaji di mejanya, belum disentuhnya. Dibiarkan mengepul, dibiarkan aromanya
menguar ke udara, menambah syahdu, seperti tatapan matanya, yang selalu tertuju
ke arah jalan raya, seolah menanti seseorang yang tak kunjung datang,
menemuinya.
Tak berapa lama,
lonceng pintu berbunyi, tanda ada pengunjung yang masuk ke kedai kopi. Seorang
wanita muda berkacamata, dengan rambut lurus sedada, berkemeja merah muda,
dengan rok span sebatas paha, seperti sehabis pulang kerja. Matanya menyebar ke
segala penjuru kedai kopi, seolah mencari sesuatu, dan ketika ketemu apa yang
dia cari, seketika terulas senyum manis di wajahnya. Tatapan matanya
berbinar-binar seperti bentuk keindahan lainnya. Seolah ingin menandingi
keindahan yang ditawarkan senyumannya.
Dalam beberapa
detik saja, dia kini sudah berada di depan lelaki muda di kursi pojok dekat
jendela. Sang lelaki tidak menyadari keberadaannya, matanya tetap terpaku pada
jalan raya. Sekali tepuk pundaknya, dia terlonjak kaget seperti disadarkan dari
tidurnya. Seolah tidak menyangka bahwa dia bertemu dengan wanitanya tatkala dia
sedang menanti kekasih yang lainnya. Tanpa diminta, dikecupnya pipi kiri oleh
sang wanita. Tanpa membalas, hanya tersenyum getir tak percaya, bahwa dirinya
bertemu dengan sang wanita, di tempat biasa dia berkencan dengan kekasih yang lainnya.
Tak berselang
lama, sang wanita pamit sebentar ke kamar mandi, mau merias ulang make-up, katanya. Ah apakah wanita pada umumnya seperti itu? sudah cantik pun tetap
saja merias mukanya dengan beraneka rupa kosmetik yang tak pernah aku mengerti.
Dan benar saja, ketika sang wanita sedang di kamar mandi, Kekasih lainnya
datang dan dia langsung main peluk saja, cium pipi kanan cium pipi kiri, seolah
sudah lama tak bertemu dengan sang lelaki. Raut muka sang lelaki terlihat
berbeda sekali dibanding saat dia bertemu dengan Sang Wanita sebelumnya. Lebih
berbinar, lebih nampak hidup, terlihat seperti telaga yang terkena sinar
matahari pertama. Kecemerlangannya begitu terlihat. Bajingan yang beruntung! Sialan betul!
Wah bakalan ada perang dunia ketiga, begitu pikirku.
Lalu seketika
mereka terlibat obrolan yang mengasyikkan, dengan sesekali diselingi canda
tawa, pelukan, ciuman di pipi, kadang menyasar ke bibir. Wah sialan betul,
bercumbu di depan umum, untung cuma aku saja yang lihat. Lumayan hiburan. Bebas
bermesraan sebelum kena tamparan, aduhai indah nian. Dan mungkin, semesta
sedang menggelapkan pikiran si Lelaki, dia seolah terlupa perihal keberadaan
sang wanitanya yang sedang di kamar mandi. Entah kenapa dia tidak segera pergi
dari tempat itu, dan memilih melanjutkan obrolan penuh pelukan mesra dengan
wanita yang satunya. Muka terlihat ala kadarnya, tapi selera wanitanya berkelas
semua. Aduhai betul.
Dan benar saja,
seperti yang sudah aku duga, apakah perang dunia ketiga akhirnya akan tercipta
juga. Dimulai dari teguran halus, seolah-olah menawarkan daftar menu, sang
wanita kini telah kembali di meja sang lelaki, dengan tatapan penuh dengan tidak
percaya, namun uniknya di bibirnya terselip senyuman aneh, yang aku sendiri tak
tahu artinya. Dan reaksi sang lelaki, seperti yang kalian duga, jumpalitan
kesana kemari, menghapus bekas lipstik di pipi kiri, seperti adegan komedi,
kekasih lainnya buru-buru membereskan diri, seolah-olah bertingkah seperti sales marketing produk khusus lelaki, bersalaman erat, lalu
pamit undur diri.
Setelah tahu
bagaimana akhir sebuah drama yang ada di depan mata, yang ternyata tidak sesuai
dengan apa yang aku harapan. Aku lebih memilih beranjak pergi. Tanpa pernah tahu apa yang
akan dilakukan Sang Wanita itu kepada Si Lelaki. Entah akan menampar lelakinya atau mengejar selingkuhan lelakinya, sungguh aku tidak peduli.
Karawang, 7 Oktober 2017.
Aku nangis bacanya. :'(
ReplyDeleteDuh, kasihan itu perempuan yang pertama
ReplyDeleteAduh tanggung ceritanya maunya si laki2 itu ditabok endingnya, memainkan wanita seenaknya. Tapi kelihatannya si selingkuhannya cukup sadar diri posisinya sbgai apa
ReplyDeleteKalo aku gk suka dinanti2 penyelesaian maslahny,wanita yg k2 gk aku biarin pergi,pokoknya mlam itu juga hrus selesai.
ReplyDeleteHmm, aku anaknya lebih suka menyelesaikan sesuatu yg langsung kelar, biar gak bertele2. Jadi menyesalkan kepergian dari wanita yang kedua. Hiks.
ReplyDeletehahahaa....
ReplyDeletebikin ngikik ih lelaki macam itu
aku kira tidak sesuai harapan tentang apa
eh ternyataaa, dugaan yang salah sehingga si tokoh ngerasa kurang seru
hahaha
Aduh nanggung ih ceritanya. Si perempuan kedua kok bodoh ya mau dengan lelaki yang sudah ada pasangannya 😌 *kusebel
ReplyDeleteMalah jadi kepo baca paragraf terakhir. Aku pengen tau! hehe..
ReplyDeletedari ceritanya si perempuan kedua tahu dong kalau si pria sudah punya pasangan, masih aja mau nempal nempal, ga tahu diri amat, aku yang baca aja jadi emosi
ReplyDeleteIngin membuat plot twist kalau sang wanita juga sudah jengah dengan sang lelaki, menatap penuh syukur dengan pada akhirnya hubungan mereka berakhir. Bhak XD
ReplyDeleteLelaki yang bikin geregetan
ReplyDeleteKalau aku sudah aku iket di pohon trembesi
mungkin si perempuan satu lagi di dalam kamar mandi asyik WA dgn pria lain
ReplyDeletehahahaha
kejadian spt ini mmg ada di dunia nyata
selingkuh..diselingkuhi :(
Penasaran iihhhh, gimana kelanjutannya? Kagok ah
ReplyDeletelaki lakinya pasti cakep atau kaya nih. soalnya seleranya wanita berkelas. jaman now semua bisa kejadian ye. terus setelah melihat mereka berasyik masyuk mas nya ngapain? mengejar wanita kedua?
ReplyDeleteKukasih ending deh
ReplyDeleteTernyata ada wanita lain lagi yang datang. Mereka bertiga akhirnya marah sama si lelaki dan meninggalkannya sendiri
Udah, jd cewek gak perlu nangis2 di depan cwok yg selingkuh
#MaapEmosi
Kukasih ending deh
ReplyDeleteTernyata ada wanita lain lagi yang datang. Mereka bertiga akhirnya marah sama si lelaki dan meninggalkannya sendiri
Udah, jd cewek gak perlu nangis2 di depan cwok yg selingkuh
#MaapEmosi
Emosi bacanya. Selingkuh & selingkuhan kok dipelihara.
ReplyDeleteAah ... lagi-lagi ngegantung ceritanya...(kayak jemuran hihihi)
ReplyDeleteSetiap mampir di sini, pasti penasaran dengan akhir ceritanya.
Di akhir tulisan, saya kira bakalan ada adegan cakar-cakaran. Ternyata ...
Nggantung banget sih. Huhuhu.
ReplyDeleteGemes banget. Kalo aku yang jadi salah satu perempuannya, nggak pake nunggu, tampar saja itu pipi dan minta penyelesaian sekarang juga. Huks
aku kesel bacanya. 😂😂
ReplyDeleteTapi ya, bisa jadi... Banyak plot twist sih. Hoh.
Di kamar mandi juga bisa jadi ngapa2in.
Dasar cah insekyur.
Memang di dunia ini tak ada yang sempurna, hingga satu wanita saja tak kan cukup bagimu...
ReplyDeleteHeuu~~
Berengzek. Kirain twist-nya si cewek yg dari toilet datang terus mencumbu si cewek yg baru datang. Karena ternyata mereka bertiga pasangan threesome.
ReplyDeleteTenyata lebih lagi dengan memutuskan si pencerita pulang sebelum klimaks.. Tae
Koreksi:
Delete"Ternyata lebih nge-twist lagi..."