I just left my whole world behind me.
And sometimes i feel lonely
There nothing’s left inside me,
But in the outside, i don’t see anything
Feel nothing
Except worries!
Semuanya terlihat biasa saja, sampai pada akhirnya
aku harus meninggalkan seluruhnya di belakang kemudi logika, dan membiarkan
logika menjelaskan semuanya. Itu pun jika dia bisa melakukannya. Terkadang aku
merasa sendirian, bahkan di tempat keramaian seringkali aku merasa sendiri.
Di tempat ramai, yang banyak bunya-bunyi, seringkali
tercipta dengung yang tidak bisa aku mengerti. Pada mulanya hal itu tidak aku
sadari, sampai suatu ketika aku menyadarinya, menyadari bahwa ada sesuatu yang
tidak beres di dalam kepala. Lebih tepatnya ada sesuatu yang berbeda. Aku tak
bisa menjelaskannya yang berbeda itu apa.
Tidak ada apa-apa di luar sana, tidak ada yang
berbeda dari kebanyakan manusia, dan aku merasa sama saja dengan mereka, para
manusia. Semuanya tampak biasa saja, sampai suatu ketika aku terjebak di tempat
ramai, yang penuh dengan manusia, penuh dengan cakap-cakap kata, penuh dengan
obrolan mereka, dan sedikit pun aku merasa tidak berada bersama mereka. Aku
merasa pikiranku tidak sedang berada di tempatnya, aku merasa yang ada di dalam
tubuh ini hanyalah setelan awal yang ingin orang lain lihat dari diriku. Aku
merasa benar benar tidak menjadi diri sendiri. Dan aku tiba-tiba merasa sunyi.
Seketika suara dengung itu kembali lagi.
Banyak orang yang tidak mengerti akan hal itu,
banyak orang mengira aku ini seorang pemalu, banyak orang mengira aku ini orang
yang tidak suka bersosialisasi, dan masih banyak lagi dari mereka yang mengira
bahwa aku ini mengalami kelainan jiwa. Ah padahal, aku ini sama saja dengan mereka,
dan untuk masalah kejiwaan sepertinya itu terlihat tidak masuk akal. Dan sungguh,
anggapan itu Ramashoookkk sama
sekali.
Aku hanya terlalu menyukai sesuatu yang sunyi, itu
saja. Dan sebagian dari mereka seringkali lebih suka langsung menghakimi
daripada menyempatkan sedikit waktu untuk melihat kembali, melihat lebih jauh
tentang apa yang sedang terjadi. Tapi, aku maklum, mereka tidak akan punya
waktu untuk itu, dan aku mengerti. Jauh dari hingar bingar keramaian kota, di
balik tumpukan buku, aku menemukan kedamaian tersendiri. Dan aku tak peduli,
jika mereka menganggapku acuh pada sekitar, aku tak peduli. Karena menurutku, kebahagiaan
hati adalah tanggung jawab sendiri.
Beruntungnya mereka, aku pun tidak terlalu suka jika
mereka terlalu mengurusi hidupku. Aku punya jalan sendiri, begitupula dengan
mereka. Jauh lebih menyenangkan, jika hidup berdampingan, saling damai, saling
mengerti, dan saling menjaga diri, tanpa perlu mengurusi urusan yang bukan
urusan milik sendiri. Sungguh aku sampai saat ini masih tidak habis pikir,
dengan manusia di luar sana yang begitu mengurusi hidup orang lain, hanya ingin
disebut penting.
Sungguh sedemikian pentingkah hidup orang lain untuk
diurusi, atau sedemikian tidak menyenangkannya hidup mereka sampai mereka
enggan mengurusinya? Ah persetan, aku tidak peduli. Asal mereka tidak mencoba
memaksa masuk ke dalam semestaku, aku masih tetap tak peduli. Aku anggap mereka
itu seperti komet, atau bintang jatuh, yang hanya terlihat sejenak, berkelip, meluncur
cepat lalu lenyap. Lenyap, menyisakan gelap yang sunyi, sunyi yang aku sukai.
Namun, Semestaku tidak lagi sama setelah kedatangan
bintang jatuh yang satu itu. Bintang jatuh yang seketika menyadarkanku bahwa di
luar sana, masih banyak semesta lainnya. Disadari atau tidak, bintang jatuh
kini menjelma menjadi matahari, dan perlahan aku membeku dan perlahan menjadi
bumi, yang selalu mengitari matahari. Bumi tidak memiliki cahayanya sendiri,
dan matahari selalu membagikan cahayanya ke seluruh penjuru semesta.
Dan kini aku mengerti, bahwa ada matahari yang
selalu menerangi bumi setiap hari. Bagiku, matahari itu adalah kamu. Sosok
wanita yang kini sudah menjadi tunanganku. Dan, tinggal menghitung hari saja,
untuk mengubah statusmu menjadi istriku.
Dan kini, Semesta tak sunyi lagi.
Dan, Bumi tak lagi sendiri.
Kini, ada Matahari yang menemani Bumi.
Sepanjang hari, jika perlu sampai nanti,
Sampai waktu tak berlaku lagi.
Demi segala
evolusi yang sudah terjadi di muka bumi, kini aku mengerti bahwa selain penemuan
roda dan api, dirimu adalah penemuan yang terpenting untuk bumi .
Semoga di lancarkan hingga hari H. Hidup memang akan lebih bersinar kalau ada matahari
ReplyDeleteBoleh ga sih aku komen tulisan ini dengan: cie cie cieeeee Fandy mau nikah!!!! Boleh ya? Udah tuh.
ReplyDeleteSemoga dilancarkan sampai hari H ya, Fan.
Cieee cieee
ReplyDeleteAku baca dari atas dengan penuh penasaran. Ternyata endingnya bikin para cewek galau. Hihi
Semoga lancar sampai hari H!
ReplyDeleteDalam keadaan tertentu, aku juga kadang merasa sendiri padahal banyak orang. Semacam enggak sama frekuensinya gitu deh
yeaay... semoga dilancarkan sampai hari H ya...
ReplyDeleteBtw, aku pun dulu hampir mirip miriplah seperti itu, dan berubah sedikit demi sedikit gara-gara Pak Suami. Karena menurutku, ini perubahan yang positif, jadi aku ya rela rela aja...
Semoga keriaan ini akan terus berlanjut hingga ke pelaminan dan banyak kebahagiaan yang terciptandan membuncah. Hidup semakin bahagia karena ada siang dan malam ya kak 😍😍
ReplyDeleteOoh...so sweet~
ReplyDeleteSemoga dimudahkan, dilancarkan dan sakinnah mawaddah warahmah yaa...
Keren banget siih....prolognya.
Kalo saya terus terang agak keberatan adanya kata evolusi. hahahaha
ReplyDeleteKita tau bahwa teori evolusi hanya pembenaran sekelompok saja. :D
Semoga lancar ya sampai hari H, apalagi tinggal beberapa hari lagi, sekarang sudah ada yang mengisi hari-hari, tidak akan merasa sepi lagi dalam keramaian maupun kesunyian
ReplyDeleteTulisannya semacam refleksi diri yaa untuk memaknai diri sendiri supaya tak terlalu lama sepi ☺
ReplyDeleteIndah sekali kata-katanya Fand. Akhirnya menemukan sosok yang bisa memecah kesunyianmu ya. Selamat, lancar sampai hari H, ya.
ReplyDeleteKata-kata mutiara dan baitan kata-kata berisi doa. Semoga dikabulkan untuk segala harapannya. Walaupun hanya seorang dia, indahnya bisa menerangi bumi yang gelap. Itulah ajaibnya dari dia yang kita cinta, mampu mengubah apapun menjadi mungkin. Semoga lancar ya sampai hari H dan semoga bisa hidup langgeng sampai maut yang memisahkan. Doa kami viewers yang membaca menyertaimuuuu
ReplyDeleteSepertinya definisi semesta untuk Fandy berbeda dengan untuk orang kebanyakan. Btw, selamat dan semoga lancar!
ReplyDeleteJadi usah sah belum nih? Karena aku baru mampir di blog ini bulan september hahaha
ReplyDelete