Banyak orang yang sering beranggapan bahwa Antropologi dan Sosiologi adalah sebuah ilmu yang sama. Ilmu yang mempelajari seputar masyarakat dan hal-hal yang terkandung di dalamnya. Meskipun sama-sama mempelajari seputar manusia dan masyarakat, namun ada perbedaan yang nyata di antara keduanya, salah satunya adalah fokusnya.
Apa bedanya? Menurut pemahaman saya, Sosiologi membahas terkait manusia dan interaksi sosialnya, sedangkan Antropologi mempelajari manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu biologis, sosial, maupun budaya. Berkat Antropologi kita bisa memahami bagaimana beragamnya manusia dan kebudayaan dari berbagai masyarakat di dunia.
Membahas seputar Antropologi, tidak lengkap rasanya bila tidak berkenalan juga dengan Koentjaraningrat, Bapak Antropologi Indonesia.
Mengenal Lebih Dekat Sosok Koentjaraningrat
Prof. Dr. Koentjaraningrat terlahir dari keluarga bangsawan pada tanggal 15 Juni 1923 di kota Yogyakarta. Sebagai seorang yang terlahir dari keturunan bangsawan, sosok yang akrab disapa Pak Koen, memiliki hak untuk mendapatkan Pendidikan dan diperbolehkan untuk mengenyam Pendidikan dasarnya di Europeesche Lagere School dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Sekolah yang kala itu hanya diperuntukkan untuk anak-anak Belanda.
Kehidupannya yang dekat dengan lingkungan keraton, memberikan kesempatan bagi Pak Koen untuk menyerap seni dan kebudayaan jawa yang kelak nantinya akan memberikan bekal kepribadiannya menjadi seorang Antropolog.
Semasa SMA, Pak Koen yang terbiasa hidup disiplin dan mandiri, memanfaatkan waktu luangnya untuk mempelajari Tari-tarian Jawa dan Melukis di Tejakusuman. Bersama para sahabatnya, Koesnadi (Fotografer) dan Rosihan Anwar (Tokoh Pers), Pak Koen rutin berkunjung ke rumah seorang Dokter Keturunan Tionghoa untuk membaca berbagai Tulisan-tulisan dan disertasi-disertasi tentang Antropologi dari para Antropolog dan Pakar kenamaan.
Beberapa lukisan karya Koentjaraningrat:
Pak Koen menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Bahasa Indonesia pada tahun 1953, kemudian meraih gelar Master of Arts di bidang Antropologi, dari Yale University pada 1956 dan meraih gelar Doktor Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1958.
Pak Koen adalah sosok utama yang berjasa mendirikan dasar-dasar ilmu Antropologi di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Pak Koen berdedikasi untuk perkembangan Ilmu Antropologi, pendidikan Antropologi dan segala sudut pandang yang berkaitan dengan kebudayaan dan kesukubangsaan di Indonesia. Atas sumbangsih dan pengabdiannya pada perkembangan ilmu Antropologi di Indonesia ini Pak Koen menerima berbagai macam penghargaan serta mendapatkan Gelar Kehormatan sebagai Bapak Antropologi Indonesia.
Pameran Budaya & Seni, Peringati 100 Tahun
Koentjaraningrat
Pameran Budaya &
Seni, Peringatan 100 Tahun
Koentjaraningrat dibuka secara resmi pada tanggal 8 Juni 2023, setelah
sebelumnya mengadakan kegiatan ziarah ke makam Bapak Antropologi Indonesia di
Pemakaman Umum Karet Bivak pada 23 Maret, bertepatan dengan tanggal meninggalnya
beliau.
Pameran Budaya dan Seni ‘Peringatan 100 tahun Koentjaraningrat’ yang berlangsung dari tanggal 8 Juni – 15 Juni 2023 dibuka secara resmi oleh Bapak Hilmar Farid Phd selaku Direktur Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Teknologi dan didampingi oleh Ibu Stien Koentjaraningrat selaku wakil keluarga besar.
(Ibu Stien –
Pak Hilman – Mba Sitta)
Dipamerkan pula berbagai lukisan-lukisan karya Pak Koen, tulisan-tulisan beliau, serta koleksi seni. Sebagai bentuk dedikasi keluarga besar kepada Pak Koen yang sangat menjunjung tinggi dunia tari dan pewayangan, pada momen perayaan 100 tahun kelahiran beliau, maka pada tanggal 15 Juni akan diadakan Pagelaran Wayang Orang Bharata.
Lukisan-lukisan Karya Beliau
Koleksi Gambar Sketsa
Koleksi Perangko
Serangkaian peringatan ini juga merupakan moment membanggakan dan bersejarah merayakan sekaligus menghormati jasa-jasa, kerja keras, semangat dan dedikasi Prof. Dr. Koentjaraningrat pada pendirian dan pengembangan ilmu Antropologi Indonesia, atas jasanya Ia diberi penghargaan sebagai Bapak Antropologi Indonesia oleh Lingkar Budaya Indonesia (LBI).
Gelaran acara yang sarat Kebudayaan dan Kesenian ini diselenggarakan oleh Keluarga Besar Koentjaraningrat dengan didukung oleh banyak pihak yang sangat menjunjung tinggi dedikasi dan sumbangsih Prof. Dr. Koentjaraningrat terhadap pengembangan Antropologi dari dulu hingga kini.
Dan, tenang saja, Pameran Seni & Budaya “Peringatan 100 Tahun Koentjaraningrat” ini terbuka untuk umum, dan berlangsung mulai dari tanggal 8 Juni – 15 Juni 2023. Tempat penyelenggaraannya itu di Bentara Budaya Jakarta.
Jadi mari merapat, mari
kenal lebih dekat Bapak Koentjaraningrat.
Soal antropologi dan sosial ilmu yang jarang banget diulik, untuk orang yang tidak berperan di bidang ini jadi kurang tahu masalah ini. Nama Koentjaraningrat tidak asing di pendengaran, tapi baru tahu kalau beliau bapak antropologi. Terima kasih informasinya!
ReplyDelete