Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Tuesday, October 31, 2023

Setidaknya Tidak Menambah Kerunyaman Hidup

Entah kenapa aku merasa bahwa membeli buku, lagi dan lagi, walau tumpukan buku yang harus dibaca itu masih banyak itu menjadi salah satu trik Coping Mechanism untuk mengatasi kerunyaman hidup. Walau hidup masih runyam, tapi setidaknya tidak ditambah penyesalan tidak beli buku inceran.

 

Adalah sebuah penyesalan yang tiada habisnya bila melewatkan kesempatan untuk mendapatkan buku inceran. Kesempatan yang sepertinya tidak akan muncul lagi untuk jangka waktu dekat, seperti halnya blog pribadi yang melewatkan tanpa ada tulisan dalam satu bulan.

                                                           -------------------------------------------------------------------

Maka, inilah tulisan satu-satunya di Bulan Oktober 2023.


Alkisah, jauh sebelum menerapkan target, yang kadang aku sendiri tidak yakin untuk mencapainya, aku seringkali merasakan bahwa setidaknya ada satu garis finish yang harus menjadi tujuanku. Ya walau terkadang tujuanku itu tidak jelas, namun yang pasti harus ada satu atau dua tujuan yang harus aku capai tiap bulannya. Salah satunya adalah bayar tagihan bulanan.

 

Bagiku, tagihan bulanan seperti kisah Kasih Ibu yang Tiada Habisnya. Tiap bulan ada saja terus itu tagihan. Terkadang lucu memang bila memikirkan kembali jauh sebelum aku memasuki masa seperti sekarang. Aku merasakan kehidupan dulu itu begitu datar, begitu lempeng-lempeng saja, seolah tanpa gejolak, seperti datar datar saja. 


Benar kata orang, Hidup semakin menantang dengan tagihan, Aku setuju dengan kalimat ini, sangat setuju. Dengan adanya tagihan, kehidupanku sekarang jauh lebih bervariasi dan lebih bercorak, walau kadang rasanya muak banget harus hadapi lalu lintas perkeretaapian Cikarang – Jakarta setiap harinya. Rasanya bila tak ada Coping Mechanism untuk mengatasinya, bisa-bisa ini kepala meledak karena gila dan runyamnya kehidupan ibukota.

 

Ngomongin soal kegilaan, aku jadi ingat akan satu bagian di buku Cantik Itu Luka, karya Eka Kurniawan. Ada satu bagian dimana Kamerad Kliwon yang seharusnya dieksekusi regu tembak anak buahnya Shodancho, namun tidak jadi dieksekusi berkat campur tangan Alamanda, mantan kekasih Kliwon, yang rela menukarkan cintanya demi nyawa Kamerad Kliwon.

 

Di pagi hari, Kamerad Kliwon tidak jadi mati, tidak hanya dieksekusi, hanya digebuki sampai nyaris mati.

 

Setelah menunggu semalam suntuk, rasa gatal untuk menembakkan pelor yang dirasakan regu tembak bisa dipahami. Alhasil ketika turun perintah dari Shodancho untuk tidak mengeksekusi Kliwon, dan menggantinya dengan memperbolehkan memukuli Kliwon sampai babak belur, rasa gatal itu sedikit bisa terlampiaskan. Lalu, tubuh Kliwon ditinggalkan begitu saja, sampai kemudian ada Adinda, adik Alamanda yang ternyata jatuh hati pada Kliwon, membawanya, lebih tepatnya menyeretnya ke rumah sakit.

 

Selama tiga hari, Kamerad Kliwon tidak sadarkan diri. Dalam masa penantian koma Kamerad Kliwon, Adinda ditanya oleh dokter perihal kegilaan macam apa yang membuat Kliwon digebukin sampai babak belur dan tidak mati. Adinda menjawab:

 

“Sebenarnya dia waras bukan main, yang gila itu dunia yang dihadapinya."

 

Terkadang aku pun merasakan hal yang seperti jawaban Adinda atas pertanyaan Dokter. Sebenarnya aku itu waras bukan main, yang gila itu dunia dan tagihan yang mengikutinya. Bedebah memang, mencoba hidup sederhana dan tidak banyak gaya pun masih susah juga. Alhasil pilihannya hanya ada dua, menyerah kalah atau memaksa untuk terus hidup walau digilas gilanya kehidupan. Aku memilih opsi kedua.

 

Tidak ada kata menyerah dalam hidup, itu menurutku. Konon, menyerah itu sebuah opsi, namun daripada menyerah, kenapa tidak gunakan opsi itu untuk terus melangkah dan menolak untuk menyerah? Tapi itu untukku loh ya, mungkin bagi orang lain bisa berbeda cerita. Tiap orang punya kerunyaman hidup yang berbeda-beda, dan aku percaya, tiap orang punya opsi dan solusi untuk mengatasinya. Aku doakan semoga kita semua tetap diberi kesempatan untuk berbahagia, walau tagihan bulanan berdatangan tiada habisnya.

 

Ya begitulah, daripada menambah kerunyaman hidup dengan pikiran-pikiran yang seharusnya tidak perlu dipikirkan, maka aku memilih untuk jalan saja.

 

Sing penting wani disit, urusan menang kalah kuwi urusan mburi, sing penting wani maju disit. Face it like a man! (Terpenting berani dulu, urusan menang kalah itu urusan belakangan, yang penting berani maju dulu. Hadapi!)

 

Begitu ujar ayahku ketika ditanya tips untuk menghadapi persoalan hidup. Ya, kalau dipikir-pikir memang benar juga ya. Karena kalau semakin kita tidak menghadapi masalah yang muncul, yang ada kita tidak pernah belajar, belajar merasakan bagaimana pedihnya pengalaman hidup. Urusan menang kalah itu hasil akhir, anggap saja sebagai produk sampingan, terpenting adalah proses untuk mencapainya. Nah di poin ini, aku sudah agak pusing untuk memahami bagaimana maksudnya. Intinya ya begitulah ya, paham kan ya?

 

Dimaafkan ya kalau tidak paham, karena aku pun kadang tidak paham. Jadi, daripada tidak menambah kerunyaman kehidupan, alangkah baiknya untuk jangan dipikirkan ya. 


Runyamnya hidup foto dengan tiga kucing


Sudah ya, sudah malam, sampai jumpa dan Jangan Lupa Berbahagia!



Jakarta Selatan, Satu Jam Jelang Tengah Malam, 31 Oktober 2023




22 comments:

  1. tumben kucingnya difoto anteng begitu ya hehe

    ReplyDelete
  2. Aih, auto fokus ke kucingnya doong. Belang semua!

    ReplyDelete
  3. Saya juga sering merasa bersalah kalau sudah beli buku tapi belum mampu mengkhatamkannya. Apalagi buku-buku yang ada di rumah perlu perawatan supaya tetap bersih dan rapi. Jadi kolektor buku memang berat.

    ReplyDelete
  4. Saya malah belakangan jatuh cinta sama dunia otome game, mungkin coping mechanism tiap orang beda-beda ya.

    ReplyDelete
  5. Saya bahkan punya buku-buku yang masih dalam keadaan terbungkus segel plastik seperti di toko. Hiks. Kalau ada bazaar buku kalap. Main beli aja. Lalu ditaruh si rak dan terlupa.

    ReplyDelete
  6. syukur yang oyen cuma satu ya mas, wkwkwk. Semangat nyelesaikan tagihan-tagihan bacanya ya supaya bisa lanjut belanja buku lagi hahaha

    ReplyDelete
  7. Aku pun suka gemes kalau ada buku keren gak dibeli. Akhirnya dibeli walaupun buku yang kemaren belum selesai baca. Btw mpusnya gemesin.

    ReplyDelete
  8. Pantang menyerah adalah jalan ninjaku kak, hahahah

    ReplyDelete
  9. Hahaha aku pikir aku doang loh yang hobi beli buku meski banyak buku yang belum dibaca di rumah. Tapi ke toko buku dan bawa pulang buku itu juga healing ngga sih wkwk.

    ReplyDelete
  10. Aku sempat ada di fase tidak sanggup merencanakan apapun utk hidupku di masa depan, hanya berjuang utk tetap waras hari ini saja. Esoknya, itu lagi yg kuperjuangkan, hari demi hari. Saat-saat itu adlh saat jiwaku kosong setelah kepergian almh ibu kami...

    ReplyDelete
  11. Ya begitulah, aku pun pernah merasakannya. Kadang semua ini seperti kamuflase yang membuat kita seolah-olah gila. Padahal aku masih waras, padahal dunia yang gila dg himpitan-himpitan tagihan.

    ReplyDelete
  12. Heh aku malah salfok sama kucingnya, tertekan banget nggak sih kayaknya lagi mikirin beban hidup cicilan rumah dan biaya sekolah anak wkwkwk

    ReplyDelete
  13. Insighfull sih..
    Kadang kala, sikap bijak seperti ini yang dibutuhkan ketika sedang menghadapi masalah yang rumit. Dibanding memikirkan bagaimana pendapat orang tentang diri kita yang "mereka anggap gila", lebih baik terus melangkah dan menolak untuk menyerah.

    Nuhun, ka Fan..

    ReplyDelete
  14. Cerita lebih panjang tentang mKliwon dong kak, duhh jadi pingin tahu review bukunya kek gimana?
    Memang ya, secara kasad mata orang bisa saja melihat apa yang terjadi pada kita itu sebagai sebuah kegilaan, seperti hanya diam dalam hening.
    Padahal sebenarnya dunia nyata yang mengililingi kita ini saja yang gila karena pemikiran mereka, kitanya mahh waras-waras saja, hehe.

    ReplyDelete
  15. Semakin bertambah usia, tanggung jawab kita pun memang semakin besar ya. Maka urusan tagihan ini pun sebenarnya dirasakan hampir sebagian besar manusia yang bernyawa hehe. Walau begitu, salah satu jalan yang harus ditempuh ya hanya dengan berjuang. Terus semangat untuk kita semua ya!

    ReplyDelete
  16. Emang paling benar jalani apa adanya
    Klo kebanyakan overthinking, berabe juga sih jadinya

    ReplyDelete
  17. Hidup harus penuh dengan syukur dan memang kita harus menghindari kerunyaman, atau yang bikin mutet. hehehe. Kita sadar semakin dewasa hidup semakin banyak tuntutan. Semangat selalu. Titip cubit gemes buat anabuls.

    ReplyDelete
  18. Jangan pernah berpikir susah kalau tidak mau hidup susah. Begitu intinya ya karena selagi kita berpikir positif makan akan selalu positif hidupnya

    ReplyDelete
  19. daku juga dinasehati begitu kak, masalah ya dihadapi. Kalau kabur-kaburan yang ada malah gak dewasa-dewasa

    ReplyDelete
  20. wah bener ini, sing penting wani disit :)) dengan niat dan usaha yang baik, bismillah lancar.. daripada menambah kerunyaman hidup dengan pikiran-pikiran yang seharusnya tidak perlu dipikirkan, jalani aja. mantab.




    ReplyDelete
  21. Niat dulu yang penting yaa, jhahaha bacanya kemudian... Kalo udah bnyak kesibukan kayaknya khatam satu buku itu aja udah luar biasa...

    ReplyDelete
  22. Kalau aku kayaknya coping mechanism nya Bukan Beli buku tapi beli makanan. Soalnya sekarang jarang banget kalap beli buku kayak dulu karena sadar nggak sempat bacanya

    ReplyDelete