Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Monday, January 13, 2014

Hujan



Jika hujan adalah kamu, aku sama sekali takkan mencari peneduh jerami. Aku ingin kau menyentuhku tanpa penghalang sama sekali.

Jika kamu adalah hujan, aku adalah fase mendung yang akan mengiringimu datang.

Jika kamu adalah hujan, aku adalah bumi yang akan menampungmu seikhlas hati. Tak seperti langit yang melepaskanmu.

Jika hujan adalah kamu, aku tak akan berlari menghindarimu. Aku ingin menari bahagia bersamamu.

Jika kamu adalah hujan, aku adalah gurun gersang, yang selalu merindukan kedatanganmu, yang membasahiku dengan segala kebahagiaan.

Jika hujan adalah kamu, Aku yang paling bahagia menyambutmu, Aku yang bersorak hore melihatmu. Aku yang berkata hai saat kamu datang.

Jika kamu adalah hujan. Aku adalah Sumur, Sumur kering yang selalu setia menunggu kedatanganmu untuk mengisiku kembali dengan kebahagiaan yang dulu hilang.

Jika kamu adalah hujan. Aku adalah Laut tempatmu berasal dan tempatmu kembali, kembali menjadi nol. Nol derajat.

Jika hujan adalah kamu, aku takkan mengeluh jika kedatanganmu hanya menimbulkan bencana. Banjir.

Jika kamu adalah hujan. Aku adalah Angin, yang selalu menemanimu kemanapun kamu pergi.



Jika kamu adalah hujan. Aku takkan marah jika kedatanganmu hanya membuat jemuranku tak kering. Ah asal kamu datang aku rela.

Jika kamu adalah hujan. aku akan menunggu kedatanganmu setiap hari, meskipun itu hanya membuatku menunggu lama.

Jika kamu adalah hujan, Aku takkan pernah bosan melihatmu datang, meskipun terkadang kamu datang bersama angin & petir. Tak Apa.

Jika kamu adalah hujan, aku tak pernah menginginkan apapun, selain kamu. Karena adanya kamu mampu menyejukkan aku.

Jika kamu adalah hujan, ah aku tak memintamu untuk jadi apapun lagi. Bagiku menjadi hujan sudah cukup membahagiakanku.

Jika kamu adalah hujan, aku adalah pelangi yang kau ciptakan melalui komposisi cahaya dan tetesan awan.

Jika hujan adalah kamu, aku takkan cemburu saat petir datang bersamamu. Buatku, rintik dan gemericikmu adalah musik favoritku setiap waktu.

Jika hujan adalah kamu, Aku adalah tanah tandus yang kering. Jika hujan itu kamu, Aku adalah sebatang pohon yang hampir mati..

Jika kamu adalah hujan, aku adalah indera yang merindukan aroma tubuhmu dari atas jelaga.

Jika kamu adalah hujan, aku takkan mengeluh jika kecupmu membuat rambutku basah menggigil. Dingin.

Jika kamu adalah hujan, aku adalah denting nada yang menemani saat rangkaian rintikmu jatuh dari atas sana

Jika kamu adalah hujan, aku takkan memaki saat kau buat diriku sakit. Asal kau datang dan menemani tidurku, aku mau kau datang selalu.

Jika kamu adalah hujan, aku mau kau menurunkan temperatur karena terkadang kau membuatku kedinginan.

Jika kamu adalah hujan. Aku takkan menolak kedatanganmu, karena bagiku kamu adalah hadiah terbaik alam semesta.

Jika kamu adalah hujan. Ah sudahlah, kamu memang hujan yang mampu menyejukkan jiwaku yang sepi. Meskipun terkadang kamu datang diantar petir.

Membicarakanmu takkan pernah ada habisnya, meskipun kadang mereka memakimu, aku tak peduli. Asalkan kamu datang, agar aku melihatmu. Hujan.




Karya Fandhy Achmad Romadhon (@vandy_ar) dan Agyasaziya Raziev (@Agyasaziya_R)

2 comments: