Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa
yang kita inginkan.
Sebaris kata
ini mungkin terlihat sepele jika dilihat dari bagaimana aku menemukannya. Namun
terlihat begitu dalam maknanya jika kita melihat bagaimana isi nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Dalam sebaris kalimat yang tertera dalam koran bekas terselip
penyadaran yang membuatku tersadar bahwa selama ini mungkin yang aku butuhkan
adalah sebuah rasa syukur, rasa terima kasih yang terkadang sering aku lupakan,
terlena oleh kenikmatan yang aku terima selama ini.
Berkali-kali aku
mengejar segala keinginanku tentang ini-itu namun hasilnya tetap sama juga,
terulang kali terbentur dengan yang namanya penolakan dan kegagalan. Namun
terulang kali pula aku tidak pernah sadar apa yang sudah
aku terima dari semua penolakan ini, semua kegagalan ini. Barang kali aku
terlena akan kilau permata dunia yang sesungguhnya tak begitu aku butuhkan,
sampai-sampai aku tak sadar tentang apa yang aku butuhkan saat ini. Untuk
kesekian kalinya Tuhan masih juga bersabar dan terus bersabar melihat tingkah
polahku yang begitu urakan dalam menyikapi semuanya. Bertingkah layaknya
jagoan, bertingkah layaknya langit yang sampai-sampai tak pernah menyadari
bahwa masih ada langit di atas langit. Semua karunia, semua rejeki, semua
pemenuhan kebutuhan dianggap masih sangat kurang oleh anak ingusan ini.
Sebaris kata tak bertuan itu seolah menyadarkanku, bahwa aku mungkin butuh piknik. Piknik yang aku butuhkan dalam mencari lagi sosok kawan yang hilang dalam perjalananku. Kawan yang hilang adalah rasa syukur, rasa syukur yang dulu sempat menjadi teman setiaku di kala semua kawan membenciku. Rasa syukur yang selalu menguatkan aku dikala rasa putus asaku, menguatkanku di saat terpurukku. Rasa syukur yang membantuku menjadi seperti lautan yang dengan rela menerima segala limpahann-limpahan sampah dari semua aliran sungai yang ada di muka bumi. Namun entah kenapa sekarang aku merasa sendiri, merasa sepi meskipun aku tahu Tuhan selalu ada dan selalu bersama saya. Entah kenapa aku selalu buta akan kehadiran-Nya, aku kehilangan kawanku yang selalu mengingatkanku akan keberadaan-Nya. Dan aku perlu mencarinya lagi, menemukannya, dan mengajaknya pulang menjadi kawanku seperti dulu. Dan sejujurnya aku merasa malu, malu ternyata aku begitu kecil tanpa rasa syukur akan karunia-Mu.
Sebaris kata tak bertuan itu seolah menyadarkanku, bahwa aku mungkin butuh piknik. Piknik yang aku butuhkan dalam mencari lagi sosok kawan yang hilang dalam perjalananku. Kawan yang hilang adalah rasa syukur, rasa syukur yang dulu sempat menjadi teman setiaku di kala semua kawan membenciku. Rasa syukur yang selalu menguatkan aku dikala rasa putus asaku, menguatkanku di saat terpurukku. Rasa syukur yang membantuku menjadi seperti lautan yang dengan rela menerima segala limpahann-limpahan sampah dari semua aliran sungai yang ada di muka bumi. Namun entah kenapa sekarang aku merasa sendiri, merasa sepi meskipun aku tahu Tuhan selalu ada dan selalu bersama saya. Entah kenapa aku selalu buta akan kehadiran-Nya, aku kehilangan kawanku yang selalu mengingatkanku akan keberadaan-Nya. Dan aku perlu mencarinya lagi, menemukannya, dan mengajaknya pulang menjadi kawanku seperti dulu. Dan sejujurnya aku merasa malu, malu ternyata aku begitu kecil tanpa rasa syukur akan karunia-Mu.
Mungkin aku
memang benar benar butuh piknik. Piknik menjauh dari hingar bingar dunia,
menjauh dari jebakan-jebakan pesona dunia, dan lebih mendekat kepada Sang
Pencipta. Mengejar karunia-mu, mendapatkan kembali rasa syukur yang perlahan
meninggalkanku. Aku tak takut jika aku dihina dan dicaci-maki, namun aku lebih
takut jika aku seorang diri. Tanpa rasa syukur di dekatku membuatku lupa akan
sosok Sang Kuasa, sosok yang mencipta dan mengatur seluruh alam semesta. Sosok
yang memberi rasa aman di setiap hati penyembah-Nya, menciptakan rasa damai di
setiap lubuk pikiran para mahluk-Nya. Keberadaan rasa syukur membuatku dekat
dengan-Nya, tanpa-Nya aku bagai nahkoda di atas pecahan badan kapalnya.
Terombang-ambing di lautan lepas, tanpa tentu arah, tak tahu jalan pulang.
Adanya rasa syukur membuatku bahagia, bahwa aku masih sangat beruntung
dibanding mereka yang tak beruntung. Ternyata aku tak pernah seorang diri
menghadapi gelombang-gelombang godaan dunia, dan mampu menghadapi rasa lupa
akan sosok-Nya. Tanpa rasa syukur hidupku laksana kapal di tengah gurun pasir,
terjebak tanpa bisa bergerak, terjebak seorang diri. Pada akhirnya, Memiliki tujuan di akhir perjalanan adalah sesuatu yang bagus; tapi pada akhirnya, yang terpenting adalah perjalanannya. - Ernest Hemingway.
Karena aku percaya, Ada sesuatu yang magis tentang berpergian jauh dan kembali (sebagai pribadi yang) berbeda. ~ Kate Douglas Wiggin
Catatan Seorang Anak Manusia
Dengan bersyukur hidup jadi lebih indah
ReplyDeleteMasih diberi kesempatan menikmati indahnya dunia, masih bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masih bisa makan walau seadanya, masih diberi kesehatan
Dan mungkin di luar sana banyak yang tidak seberuntung kita, jadi bersyukurlah untuk hal-hal kecil sekalipun :)
AH iya dengan bersyukur, hidup akan terasa lebihh ringan :)
DeleteAgendakan mas, piknik itu nggak harus jauh-jauh dari rumah, dekat pun jadi selama kita menikmati :-D
ReplyDeleteBetul! Piknik memang harus diagendakan! X)
DeletePiknik itu merecharge semangat. Segeralah piknik :))
ReplyDeleteiya harus!!!
DeleteAda usulan destinasi piknik yang keren? Yg murah dan bisa mnyegarkan pikiran hhe
ReplyDeletehahaha camping ke hutan aja kak
Deletesetujuuu...ayo piknik!
ReplyDeleteBUNGKUS!
DeleteKenapa jadi sedih ya baca ini. Ada beberapa hal yang aku rasain juga. Sama-sama pengen piknik juga. Tapi, juga jadi ngerasa aku masih sangat sering lupa untuk bersyukur. Hah! Perlu merenung niihhh
ReplyDeleteDuh, tulisanku malah bikin sedih pembaca :l
Deletesaya jg lg kpingin piknik nih :)
ReplyDeleteyuuuk kita piknik bareng-bareng :D
ReplyDeleteRasa syukur memang kunci pikiran tenang y
ReplyDeletePikniklah, biar lebih tercerahkan :)
ReplyDeleteSyukur dan tetap optimis sama Dia.
ReplyDeleteDan piknik terbaik adalah piknik secara pikiran.
Piknik ke blog temen-temen juga bisa menambah rasa syukur :)
ReplyDeleteBersyukurlah bahwa masih punya temen-temen blogger, juga temen-temen di luar sana. Bersyukurlah masih bisa menulis sedalam ini, bersyukurlah masih bisa membaca komen temen-temen ini :))))
*ngingetin diri sendiri*
yuk mari piknik
ReplyDeletego go go
Bersyukur bikin makin banyak kebaikan yang singgah. Hayuklah piknik :D
ReplyDeletePiknik hati dengan cara melihat apa yang sudah kita punya lalu disyukuri :)
ReplyDeleteSyukur emang satu-satunya penenang ya.. Kalau lagu gundah tapi kita bersyukur, suasana hati berubah jadi adem..
ReplyDeleteHayuhlah piknik!