Minggu
pagi, biasanya masih berkutat di alam mimpi, namun tidak hari ini. Bersama Mas
Pradna, Mbak Olip, dan Kawan-kawan Blogger Banyumas, saya sudah duduk manis di
Praketa Kopi. Mendapat Undangan, Merayakan satu tahun ulang tahun Praketa Kopi,
kami diajak meracik dan menyeduh kopi sendiri. Bukan dengan cara biasa, namun
dengan berbagai alat penyeduh kopi yang ada. Bagi seorang penikmat kopi tradisional
seperti saya, yang terbiasa membuat kopi dengan cara biasa, membuat kopi dengan
alat penyeduh kopi itu sesuatu hal yang tak biasa, pengalaman pertama. Pengalaman
pertama, dan tak yakin dengan rasa kopi yang saya cipta. Ah tapi sekiranya,
saya sudah pernah mencobanya.
Sumber: Olipeoile.com
Praketa
Kopi salah satu tempat Warung Kopi Purwokerto yang ada di Kota Satria. Berlokasi
di Belakang Bank BNI depan Kampus Unsoed, Jalan HR. Bunyamin 129. Tepat satu
tahun yang lalu, 4 Mei 2015, Praketa Kopi pertama kali menyeduh kopi yang
pertama. Praketa, dalam bahasa sansekerta memiliki arti Pengetahuan,
Pengetahuan yang muncul dari sebuah pengalaman. Praketa Kopi, tempat yang
menawarkan pengalaman ngopi, tidak hanya sebatas soal kopi tetapi juga soal
bagaimana kita menikmati waktu sendiri. Praketa Kopi adalah sebuah pengetahuan,
namun juga sebuah pengalaman, pengalaman menikmati kopi di pagi hari, seorang
diri.
Selain
pengetahuan, Praketa memiliki arti sebuah sudut pandang. Praketa Kopi,
menghargai setiap sudut pandang tentang bagaimana menikmati kopi. Tak peduli
soal kopi tanpa gula, tanpa susu, atau kopi sachet biasa, tak peduli bagaimana
menyeduhnya, dengan mesin espresso atau manual brewing, semua punya cara
sendiri memaknai rasa nikmatnya secangkir kopi. Karena menikmati kopi bukan
tentang benar atau salah, tapi semua tentang segala rasa dan pengalaman,
tergantung dari sisi mana kita mengenal dan menikmati kopi.
Bagi
saya, menikmati secangkir kopi di pagi hari adalah sebuah tradisi. Tak peduli
menyeduh kopi Single Origin atau Blend Coffe, kopi sachet atau kopi gilingan
sendiri, tak peduli di rumah sendirian atau di rumah gebetan, tak peduli di warung
pinggir jalan atau pojokan warung kopi mahal, semua sama saja. Karena bagi saya
menikmati kopi bukan soal lokasi dimana atau harga berapa, tapi soal bagaimana
saya menikmatinya. Menikmati kopi, bagi saya bisa dimana saja, dan hari ini
saya memilih menikmati kopi di Praketa Kopi.
Kopi Pertama pagi ini. Hitam, Pahit, Habis terlalu cepat. Seperti ditinggalkan kekasih tercinta, tanpa tanda bahaya. – Raditya Dika
Buatan Sendiri
Wah... Mas Fandy udah bisa meracik Kopi sendiri, nih. Kapan-kapan kalo jalan ke Purwekorto, ajakin Aku ke situ ya mas. Biar bisa meracik Kopi khas Pangeran Wortel..
ReplyDeleteTerus, yg dibuat sendiri dicoba gak? Atau setelah nyoba langsung pingsan? XD
hahahha kalo meracik kopi sih bisa, tapi soal rasa ya maaf maaf saja tak jadi jaminan :D
Deletenax gawl abess. kerjaannya ngupi-ngupi di cafe. aku mah apa minum ovaltine doang di depan tipi.
ReplyDeleteya ampun dib haha X)
DeleteAku bukan penikmat kopi tapi suka kalau datang ke kedai gitu. Ini kayaknya seru nih ngeracik sendiri....
ReplyDeletemenarik... asyik ya ngopi di sana...
ReplyDeletetempatnya asiiik kayaknya
ReplyDeleteWah, hurung tau ming ngonoh...
ReplyDeletekatrok pisan kiyeh aku...
hadeuuh....
kalau deket. pasti udah aku susul ini acara. keren inih....
ReplyDeleteasik nih ngopi2 kita :D
ReplyDeleteWah... serunya ngeracik kopi sendiri
ReplyDeleteSelalu ingin meracik kopi sendiri dengan cara yang tak biasa, dengan mesin. Namun apa daya, aku nggak punya peralatannya di rumah sementara di luar rumah, yang aku tau, nggak ada kedai kopi atau cafe yang memperlihatkan cara meracik kopi sendiri di depan mata. Entah kalau di belakang.
ReplyDeleteWaktu itu kepengen beli alatnya. Alatnya itu nggak ribet-ribet amat sih menurutku, malah praktis. Tapi ya gitu, harganya terlalu mahal untuk seorang pelajar sepertiku :(
Asik banget bisa ngeracik kopi sendiri. Btw asik nggak nih tempatnya buat nongkrong? wk
ReplyDeleteEng... kopiii :D aku lebih suka sama kopi instan :D pernah nyicipin kopi-kopi begitu, rasanya kok paiiiiiit banget ya ._.
ReplyDeleteKopi instan gak sehat Feb. *nyamber komen disini* hahaha
DeletePraketa Kopi. Namanya unik ya :) pengalaman dan pngetahuan. Pengalaman ngeracik kopinya nih pasti seru.
ReplyDeleteSayang aku bkan penikmat kopi. Lebih suka susu. Tp kopi susu jg enak sih, gak bgtu pahit. Yg paling aku suka dari kopi itu aroma nya.. menenangkan~ Apalagi kalo ujan2 nyium bau kopi. Hmmmm
Warung kopi sekarang ada di setiap kota, budaya ngopi mulai kenceng dan semoga bukan musiman doang
ReplyDeleteEmang beda yak cara meraciknya kalau kita bikin manual biasa? Rasanya enak mana? Hahaha.
ReplyDeleteAku ngga terlalu paham perkopian. Kalau di mall banyak benget tuh jenisnya, ada arabika, robusta, dan lain-lain. Itu perbedaannya dari asal daerah atau bagaimana yak?
Wangi kopinya kecium sampe sini mas hehehe..salam kenal
ReplyDeletehttp://ryokusumonote.wordpress.com