Awalnya, mengulas tempat nongkrong anak muda bukanlah
aliranku, bukanlah pilihan untuk tulisan dalam blogku. Tapi entah kenapa dengan
kebisingan yang aku dapatkan di tempat ini, memberiku ide untuk mengulas
sedikit banyak tentang tempat ini, sebuah warung yang lagi terkenal di kalangan
anak muda daerah Kota Satria, Purwokerto. Warung Ora Umum.
Ramai derai, penuh canda tawa, dan ditambah hujan
deras yang menggila, semakin menambah keramaian siang itu. Aku suka hujan, tapi
tak suka ketika dia datang tanpa peringatan. Seketika datang berhamburan,
memberiku dua pilihan, lanjut jalan tapi kebasahan atau berhenti lalu masuk ke
dalam sekedar nyari makanan. Ya, aku pilih opsi kedua. Tanpa aku sadari, ternyata
perut kelaparan bisa menentukan pilihan.
Kebisingan, adalah kesan pertama yang aku dapatkan
ketika masuk ke dalam warung ini. Kebisingan yang timbul akibat ramainya
pelanggan yang datang pada hari itu, ditambah dengan turunnya hujan deras di
siang itu, memaksaku untuk berteduh, masuk dan memilih tempat duduk tepat di
tengah-tengah keramaian warung. Aku memilih untuk duduk sendiri di depan
ornamen pohon yang menjadi daya tarik warung ini, dan entah kenapa aku
memilihnya tempat itu. Nyaman mungkin. Ah memang sebuah rasa nyaman tak pernah
dijelaskan dengan berbagai macam ulasan dan seribu jawaban. Mungkin beginilah
rasa nyaman yang dirasakan setiap orang, rasa nyaman tanpa alasan.
Lewat sedikit dari jam waktu makan siang, aku masuk
dan memesan makanan. Seperti warung kebanyakan, kita langsung memesan makanan dan
langsung membayarnya, dan hari itu aku memilih tiga menu, Es Cappucino (Rp. 10.000) sebagai minuman, dan untuk makanan aku
memilih, Roti Bakar Tiramisu (Rp.
12.000) dan Indomie Goreng Sosis Bakar
(Rp. 11.500).
Sedikitnya, keramaian dan kebisingan itu cukup
mengganggu. Haha ya bagi seorang yang suka kesunyian, kebisingan bisa menjadi
sebuah gangguan. Pandangan menyapu seluruh ruangan, telingan menyerap semua
keramaian, dan kulit tak bisa menyembunyikan kegugupannya, keringat dingin
mulai bercucuran. Ya ternyata aku baru sadar, ternyata aku baru pertama kali
masuk ke tempat itu, warung yang lagi terkenal di kalangan anak muda Purwokerto
dan sekitarnya. Warung Ora Umum.
Sembari menunggu pesanan, dan memasrahkan kedua
telinga untuk mendengarkan semua keramaian, aku memilih untuk membaca buku.
Iya, membaca buku di tempat keramaian memang menggelikan. Mata tak bisa fokus,
antara memilih membaca buku atau melihat para wanita yang berseliweran di depan
mata. Mata tak bisa fokus, untuk sekedar membaca satu halaman pun rasanya
berat, berat untuk mengabaikan apa yang tersaji di depan mata. Obrolan para
wanita, riuhnya canda tawa mereka. Ah sudahlah, aku kesini niatnya mencari makanan
bukan mencari perawan. Eh!
Akhirnya sang buku menyerah, digeletakan dirinya begitu
saja dan aku memilih untuk berdiam saja. Berdiam menunggu tiga detik waktu yang
disediakan untuk memilih gaya, gaya foto muka, foto selfie seperti kebanyakan anak
muda. Ah kok aku jadi malah mencari pengakuan akan eksistensi jati diri? Ya
ampun, kamera depan handphoneku ternyata hasil fotonya luar biasa. Ya ampun!
Lalu foto lagi, lagi, dan lagi. Malah ketagihan.
Lagi? Eh Tunggu!
Pesanan pertama datang, Es Cappucino. Dengan harga hanya Rp 10.000 saja, entah kenapa
menurutku rasanya begitu pas di lidah jawa. Kombinasi antara segar, manis, dan
kopinya ditambah cuaca yang lagi hujan deras, terasa begitu (tidak) pas. Tak
seperti dia yang antara omongan dan isi hati terkadang suka berbeda. Bilangnya setia,
eh ternyata mendua. Bilangnya sudah melupakan dia, eh ternyata masih mengharapkan
cinta lamanya. Ah ternyata belum move on dari cinta lamanya. Eh kok jadi bahas
masalah dia, aku kan sudah lupa akan sosoknya. Entahlah.
Fokus ke Minumannya
Tak lama berselang pesanan kedua datang, Roti Bakar Tiramisu. Iya aku juga miss
you. Eh!
Roti Bakar Tiramisu harganya Rp. 12.000, antara
harga dan tampilan ternyata aku keliru. Roti Bakar Tiramisu ternyata dapatnya
hanya dua lembar roti tawar biasa. Iya roti tawar biasa. Dilihat dari harganya,
seketika aku kangen sama roti bakar pinggir jalan. Roti bakar pinggir jalan harga
12 ribu bisa buat kenyang semalam, kalau Roti Bakar Tiramisu harga 12 ribu bisa
buat mikir semalaman. Ya ampun, penyesalan memang selalu datang terakhiran.
Fokus ke yang ada benderanya
Saat realita membuat impianmu tak terkabul seperti yang diharapkan, tak ada hal lain yang kamu dapat selain kecewa. - Hipwee.com
Ternyata untuk soal rasa, Roti Bakar Tiramisu
rasanya enak juga. Ya meskipun dapatnya cuma dua, tapi untuk soal rasa kalian
boleh mencoba. Rasa krimnya manis, meskipun rasa-rasanya mirip campuran susu
kental dan janji manis. Pinggiran rotinya renyah skripsi eh krispi. Ya meskipun
untuk soal harga di luar logika, tapi dari tampilannya tenyata boleh juga. Dengan
tambahan bendera di atasnya, sungguh layak untuk difoto dan ditampilkan di
instagram kita, sekaligus biar gaya. Memang ya, untuk sekedar gaya terkadang
membutuhkan biaya dan pengorbanan di luar logika. Seperti halnya cinta,
terkadang bisa membuat orang gelap mata, dan melakukan banyak hal yang di luar
logika. Ah begitulah cinta.
Hujan deras tak kunjung reda, dan perut ternyata
masih lapar juga. Alhasil, pesanan ketiga jadi pilihan bijaksana. Dan pesanan
terakhirku adalah kamu, eh maksudnya Indomie
Goreng Sosis Bakar yang seharga Rp. 11.500 untuk tiap porsinya. Seperti
halnya Mie Instan yang lainnya, dalam besaran porsi pun hampir sama dengan mie
instan biasa. Dan, yang jadi pembeda adalah topingnya, ada sosis bakar dan
telor mata sapi. Bukan mata najwa apalagi matahari, ini hanya telor mata sapi.
Bagaimana? Biasa Saja!
Dari tampilan pun menurutku itu biasa saja, namun
aku selalu percaya jangan pernah menilai
sesuatu hanya dari tampilan luarnya saja, tapi lihat bagaimana dalamnya,
dan bagaimana rasanya. Seperti halnya kamu, meskipun kamu sederhana dan biasa
saja tapi bagiku sungguh luar biasa. Namun ternyata ini tak berlaku untuk rasa
Indomie Goreng Sosis Bakar yang aku pesan. Pas pertama aku coba potongan sosisnya,
dan PYAR! Rasanya keasinan. Mungkin yang masak lagi kepengin kawin, makanya
keasinan. Rasa telor ceploknya pun biasa saja, masih enak bikinan mbak-mbak
burjo depan kampus dulu, apalagi telor ceplok bikinanmu dulu, yang ini mah
kalah jauh. Dan rasa mienya ya seperti rasa indomie biasa, rasa bumbunya pun
sama. Ya iyalah namanya juga indomie goreng.
Dari segi pelayanan, menurutku pelayanannya itu Fast Response Gan!. Dengan waktu buka 24
jam, selain Burjo, Warung Ora Umum bisa jadi pilihan terakhir untuk mengganjal
perut lapar. Selain itu untuk desain interior ruangan menurutku instagram-able banget. Layak untuk
dijadikan background selfie bersama. Untuk perihal koneksi WiFi, tadi aku tak
sempat mencoba. Entah ada atau tidak, aku tak tahu kebenarannya.
Dan hasil akhirnya, untuk sekedar pilihan tempat
nongkrong, Warung Ora Umum bisa jadi
pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama kawan-kawan. Cocok untuk tempat
bergaul, tempat eksis diri, tempat selfie, dan tempat mencari koneksi. Perihal
ulasan makanan berat, mungkin lain kali, semoga ada rejeki dan bisa memesan
makanan favorit yang ada di tempat ini. Iya, lain kali.
Mungkin sekiranya ini hanya tulisan ulasan yang
biasa. Tulisan ini bukan bermaksud untuk promosi atau sekedar mencari komisi.
Tulisan ini hanya sekedar pengisi waktu luang menunggu hujan dan menunggu
pesanan datang. Jadi sekiranya perut lapar selain membuat sensitif perasaan
ternyata bisa juga menjadi ikhwal awal tercipta sebuah tulisan.
Seperti halnya sebuah Cinta dan harapan palsu, terkadang pesanan datang ke arah meja kita hanya untuk melewatinya, lalu mendarat di meja belakangnya. Seperti halnya ciuman pertama, akan terasa gugup ketika melakukan untuk kali pertama. Terkadang melihat kehadiran sosok wanita pujaan itu layaknya melihat kedatangan makanan pesanan, selalu membuat mata berbinar, wajah tersenyum lebar, dan dada penuh berbagai desiran.
Purwokerto,
Siang Hari di Tengah Hujan Deras, 30 Mei 2016.
wah kak fandy udah pakai dot com. keren! :D
ReplyDeletengeliat mienya bikin lapeerrr :(
ReplyDeletewah gak tanggung porsi yg di pesan kak fandy..
ReplyDeletememang saat hujan itu asyiknya makan.. apalagi sajian mie yg msh hangat, menetralkan suhu badan yg kedinginan krena angin hujan.. :D
bacanya susah deh, mau fokus ke review warung dan makanannya atau ke kalimat-kalimat baper yang tersebar, xD
ReplyDeleteaku kayaknya gak bakal ke sana deh, kalo riuh berisik gitu, hahaha
wah asik tuh ya ini warung. kayaknya emang anak muda banget, kalau dilihat dari harga makanannya sih bersahabat. pelayanannya juga fast response pula, gokil abis. buat dijadiin tempat nobar bola asik ya..
ReplyDeleteHarga makanan nya murahbanget
ReplyDeleteSayangnya aku di Purwakarta. Nggak nyampe :(
ReplyDeleteDilihat dari foto, emang mengesankan sih tempatnya. Luas nggak, Kak?
Terus, dari menunya ini tongkrongan remaja cocok banget~ yaaa kalo mahal dikit mah, inget weh kita bayar PPN hahaha.
Btw ngilet liat roti tiramisunya :(
wah... tempat nongki nongki heppy ceria.... cocok buat ngebawa selingkuhan ngga ini? hehehehe
ReplyDelete(((cocok buat ngebawa selingkuhan ngga ini?))) , mbok yaa selingkuh jangan di tempat rame mas :-)
DeleteCocok banget nih mas buat anak muda yang ingin berduaan dengan pasangannya.
ReplyDeleteAda beberapa poin yang harus gue bahas fan.
ReplyDelete1. Bajunya ga bagus, ganti aja sama yang biru ite,=m.
2. Roti sama Mie ?? Astagaaa, banyak juga makan lu yaa :-))
3. Gugup di ciuman pertama ?? Oh , ayolah itulah mengapa harus banyak mencari ilmu sebeleum prakter:p
aku paling jarang pesan menu indomie atau mie instan lainnya kalau di cafe-cafe. karena rasanya pasti ya gitu-gitu juga. cuma ditambain toping. bagus buat sendiri di rumah hehheee...
ReplyDeletebtw, bukanya 24 jam ya,,, waaah bisa jadi piliha kalau laper tengah malam nih yaak :)
Iya..biasa aja! hehe..yang keren tulisannya, salam kenal mas :) monggo mampir
ReplyDeletehttp://ryokusumonote.wordpress.com
Lah dia selfie di postingan kuliner hahaha eh yaa gakpapa juga sih :P
ReplyDeleteBang pipi mulai melebar tuh
ReplyDeletemakan terus nih kayaknya
hihihi
Sendirian aja mas, ti hati di godain tanmud tanmud (tante muda). Kalo butuh rekan nongkrong apalagi yang makanannya enak enak kaya begitu, call me aja mas saya sanggup kok ngabisin makanan begitu apalagi makanan sisa *lah jadi promosi modus* becanda ya mas :D
ReplyDeletewillynana.blogspot.com
Wah keren yaa menu di Warung nya , biasa tapi dikemas dg menarik.
ReplyDeletehampir sama kaya postingan sya sebelumnya, pertama kali mencicipi tempat baru. Beda nya saya agak beruntung karena langsung dapet enak makanannya, sampai nagih. hehe
ReplyDeletejourneysn
tesss
ReplyDeleteHuaaa. aku udh komen pnjang wktu itu ilang yah? Apa emg blm komen? Prsaan udah:o Ah, yaudalah. Maafkan aku. Wkwk.
Delete