Terkadang hidup bisa sedemikian tidak jelasnya, jika hanya dihabiskan untuk mencari penjelasan tentang apa yang tidak jelas dalam hidup. Karena semakin banyak mencoba untuk mencari penjelasan, maka semakin banyak pula hal-hal tidak jelas yang meminta penjelasan. Hidup memang seperti itu, apalagi jika hidup di suatu negara yang sangat indah dan selalu disirami cahaya matahari setiap tahunnya.
Banyak sekali penjelasan
yang berkeliaran di linimasa. Apalagi di grup WA, entah di grup keluarga atau
di grup SMA, semuanya bertingkah seolah menjadi ahli yang pandai dalam
menjelaskan sesuatu yang sebenarnya tidak dipahaminya. Mengoceh sana, mengoceh
sini, kutip teori itu, kutip teori ini, bila perlu pakai ilmu cocoklogi. Segala
sesuatunya yang sekiranya agak cocok, dia jelaskan dengan menggebu, kepada
mereka yang membutuhkan penjelasan, membutuhkan pencerahan.
Alhasil, banyak
sekali yang salah mengutip penjelasan, lalu tanpa koreksi dan pertimbangan para
ahli, mereka menelannya mentah-mentah, seolah penjelasan itu memiliki rasa
manis yang berbeda dibandingkan dengan penjelasan yang ditawarkan oleh kenyataan
hidup. Karena seringkali kenyataan hidup menawarkan penjelasan yang sederhana,
tanpa bumbu, ala kadarnya, begitu saja rasanya. Pahit ya pahit, pedih ya pedih,
perih ya perih, begitu saja, begitu nyata, tanpa campur tangan para pengacak
fakta. Ya mau gimana lagi, begitulah hidup.
Banyak burung yang
terbang kesana-kemari membawa kabar. Lalu, hinggap di rumah orang-orang yang tak
peduli, benar apa tidaknya itu kabar. Main telan saja, main tangkap saja, lalu
disebarkan ke tetangga. Tanpa peduli akan efek berantai yang mengintai jika
ternyata kabar yang disebarkan adalah kabar palsu. Sudah banyak kasus yang
terjadi di masyarakat; Ada yang gagal jadi Gubernur gara-gara kabar palsu, ada
yang sakit namun enggan untuk berobat ke rumah sakit karena takut dicovidkan, ada juga ambulans yang lagi
bertugas tiba-tiba dilempari batu oleh orang tak dikenal, belum lagi dengan masih
banyaknya masyarakat yang enggan untuk divaksin karena percaya akan kabar soal
vaksin yang ditanami chip. Ayolah! Jika
memang sudah secanggih itu kemajuan teknologi, kenapa pula setiap urusan harus
membutuhkan fotokopi KTP?
Hidup terkadang
bisa sedemikian tidak jelasnya, ada yang sedang membutuhkan kerja, malah
dimintai uang dengan alasan untuk melancarkan jalan masuk kerja. Hidup semakin
tidak jelas, apalagi jika ternyata harus menerima kenyataan betapa beruntungnya
hidup di negara yang menganggap covid
tidak akan mudah masuk ke dalam negeri, dengan alasan ribetnya birokrasi. Atau
tidak pula memungkiri betapa jeniusnya anggapan bahwa masyarakat sudah kebal akan
covid karena doyan makan nasi kucing.
Alangkah lugunya, alangkah lucunya, tingkah para manusia yang diberi amanat
menjadi wakil rakyat malah sibuk bersilat dengan jurus-jurus tak lazim untuk
menarik perhatian rakyat. Ada yang menyarankan nonton sinetron, ada yang ngotot
minta dibuatkan rumah sakit khusus, ada pula yang sibuk mencomoti dana bansos. Semakin
tidak jelas, ketika melihat ada pejabat yang merangkap dua jabatan, menyalahi
aturan, namun yang terjadi adalah aturannya yang diubah. Alangkah lucunya, bila
mana melihat seseorang menabrak pohon di pinggir jalan, namun malah pohonnya
yang disalahkan, karena enggan berpindah sewaktu melihat dirinya.
Betapa
beruntungnya kita karena bisa melihat segala ketidakjelasan di depan mata, yang
perlahan menjadi jelas dan memperjelas betapa tidak jelasnya kehidupan yang
terjadi. Aturan-aturan diubah sesuka hati, dahulu terdiri dari beberapa akronim
yang beraneka rupa, kini berganti menjadi level angka, satu dua tiga empat.
Tenyata tidak ada bedanya, antara yang jelas dan tidak jelas. Semuanya membaur
begitu saja, menambah semarak ketidakjelasan yang sudah ada, dan bisa dinikmati
siapa saja, tanpa perlu syarat, dan tidak perlu fotokopi KTP.
Jika memang
ketidakjelasan membuat hidup menjadi jelas, alangkah degilnya kenyataan yang
masih tidak bisa dijelaskan, termasuk alasan kenapa saya harus menuliskan lagi
semua hal yang belum jelas. Sekiranya, jika ingin mencari sesuatu yang jelas, jelas
enaknya, jelas nikmatnya, semua itu bisa didapatkan dari sebotol sambal. Sambal
Cumi, Sambal Bawang atau Sambal Teri tak jadi soal. Karena soal rasa, ketiganya
menciptakan ledakan rasa nikmat yang sama. Rasa nikmat yang bisa membuat orang
lupa diri, untuk terus menambah nasi, lagi, lagi, dan lagi. Cobalah, dan
rasakan sendiri sensasi nikmatnya sambal.
Sambal Cumi
Sambal-sambalnya
bisa dipesan langsung ke @anggia_serba_sambal, atau bisa juga pesan langsung melalui
0881-1929-208 itu nomor Whatsapp saya. Tenang saja, sambalnya awet, dan bisa
dikirim ke luar kota. Dijamin sambalnya asli, dibuat dari bahan-bahan pilihan.
-----------------------------------------------------------------------------------
Catatan: @Anggia_serba_sambal
(Instagram) / @sambal_anggia (Twitter) merupakan
salah satu usaha kuliner yang saya miliki dan dikelola bersama istri. Selain usaha
sambal, kami juga memiliki usaha kuliner yang lainnya, yaitu usaha @rujak_kangkung_miss_anggi
(Instagram) yang menyediakan dan menerima pesanan Rujak Kangkung dan Mendoan. Hanya
saja untuk rujak kangkong dan mendoan hanya menerima pesanan dalam kota saja.
Tidak hanya di
bidang kuliner, saya juga memiliki usaha lain di bidang literasi, yaitu Toko
Buku Online @AnantaBooks (Twitter) / @sastra_ananta_books
(Instagram) yang menyediakan jual beli buku berkualitas dengan harga yang relatif
terjangkau. Bukunya dijamin buku asli, buku original. Ada yang masih bersegel plastik,
ada juga buku preloved. Kualitas dan
keaslian buku menjadi fokus utama, selain kepuasan pelanggan, tentu saja.
--------------------------------------------------------------
Pandemi Covid-19 membuat
semuanya tidak jelas, banyak yang dulu hidup berkelas sekarang hidupnya memelas.
Karena Pandemi, tidak sedikit yang kehilangan pekerjaan, termasuk saya. Tidak sedikit
pula usaha yang gulung tikar terhantam pandemi. Hanya usaha, tawakal, dan doa
yang membuat isi kepala tetap waras. Tetap jelas melihat segala ketidakjelasan
yang semakin menjadi. Tidak banyak yang diinginkan, asalkan ekonomi keluarga
tetap berputar, kompor dapur tetap mengepul, semua bisa diterima dengan lapang
dada. Terkadang masih ditambah harus menerima kenyataan bahwa ketidakjelasan masa
depan semakin tidak jelas akibat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat.
Ya sudahlah.
Berharap dan
berdoa yang baik-baik saja, dan semoga pandemi lekas berlalu.
Karawang, 23 Juli
2021
Betul, informasi sekarang seakan duh mbuhlah. Banyak yg terlena dg bumbu-bumbu yang meletup-letup, mengejutkan.
ReplyDeleteInformasi yg meletup-letup dan mengejutkan itu banyak penikmatnya.
Semoga laris manis dagangannya mas Fandy. Setuju banget pandemi ini bikin semuanya tidak jelas, kita disuruh menebak-nebak ke depannya huaaa. Kitanya harus tetap semangat!
ReplyDeleteHuaa aku ngakak pas bagian dua jabatan eh peraturan nya yang diubah. Oh, No! Skak mat banget lah tulisan ini. Anyway sambal cumi nya menggoda sekali kak.
ReplyDeleteanyway.... sambal cumi nya menggoda selera dengan bahagia. Hempaskan dengan nasi hangat dan dimakan dengan lalapan daun ubi. Mari kitaaaaa cobaaaaa
ReplyDeleteMampir ke sini jadi ingin nyicipin sambal-sambalnya. Meskipun hanya dinikmati secara virtual.
ReplyDeleteKeadaan sekarang memang serba gak jelas, tetapi meski begitu kita harus tetap bersemangat, ya...
Sukses ya kak dengan usahanya, saya juga suka sambal tapi nggak berani yang pedes banget sih Kak. Terlihat lezat sekali ini.
ReplyDeleteUntung informasi di bagian akhir artikel ini sangat jelas. Jadi komentar saya bisa jelas... ngiler!!! Pengeeen!!!
ReplyDeleteAh yaaa aku jg kesel kalau aturan diubah sesuka hati, relate banget sama zaman yang serba gak jelas kek sekarang.
ReplyDeleteMoga kita semua bisa bertahan. Mangaatt.
Asyeeekk sambal cumiiiii.
Kemarin suamiku bikin sambal jd masih banyak stok sambal di rumahku. Ntr kalau udah abis mau ah mesen sambel cuminya, menggoda sekalii :D
Semoga pandemi ini lekas berakhir, kasian rakyat kecil semakin menderita karena jadi korban. Sementara para penguasa malah melihat pandemi ini sebagai peluang untuk menguntungkan diri sendiri dan golongannya.
ReplyDeleteSambalnya mantabs Mas, semoga laris manis yaa.
Anjir ini keren banget tulisannya. Aku kira bakalan cerita kayak fiksi gitu ternyata akhirnya soft selling, kenapa keren banget. Jadi pengen cobain sambel cuminyaa
ReplyDeleteSambelnya..itu lengen aku kuwel2 sma nasi anget...biar lebih jelas kenyangnya..
ReplyDeleteSemoga laris..manis..
**Ingin menarik napas panjang kalau melihat hal-hal yang absurd di sekitar kita.
ReplyDeleteMemang yang jelas itu adalah menyediakan hal-hal yang dibutuhkan saja. Misalnya, butuh makan enak, ya kudu pakai sambal cumi @Anggia_serba_sambal .
**aku pengen cobaaaa...donk~
Dari semua ketidakjelasan yang disampaikan, ada satu yang jelas: Sambal. Kepoin Sambal Bawangnya langsung ke IG. Dan semoga laris manis kang sambalnya.
ReplyDeleteSambal ini cocok di saat kondisi pandemi seperti sekarang, tambahan vitamin-c dosis wow banget! Setuju kan, mas? :)
ReplyDeletesangat real situasi kekinian, memang geregetan si dengan berita-berita nyeleneh apalagi sama orang-orang yang menanggapinya secara berlebihan. Inginku berkata kasar, aaarrghh!
ReplyDeleteeh jadi ngiler liat sambal cuminya, masyaAllah jadi laper.
Salah satu keterampilan penting hari2 ini emang cara mengelola polusi notifikasi ya, soalnya efek sampingnya antara kena hoax, dan kalau yg beruntung (meski masih sial) kena mentalnya karena tsunami ketakjelasan itu bikin stress.
ReplyDeleteSalah satu caranya ya baca buku - fyi, bukunya udah sampe. Lalu makan makanan pedes, tapi sambelnya belum ada. 😂😂
Tulisannya bagus banget mas
ReplyDeleteDitambah lagi saya jadi ngiler lihat gambar cumi sambalnya.
Astaga S3 marketing😂 merasa tertipu aku sudah baca dari atas sampai bawah hehe
ReplyDeleteBtw setelah membaca ini aku jadi paham dua hal :
1. Hidup memang gak jelas.
2. Dan kamu harus mampu membius orang lain dengan kata kata mu wkwk
Semangat Kak, tulisannya bagus asli👍
Menurut saya, karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan berita Hoak, jadi masyarakat indonesia tidak gampang dibodohi berita yang ada di media 😁
ReplyDeleteBisa aja nih masnya bikin posting promosi tnp keliatan bgt promosinya. Salut!
ReplyDeleteTp agak gemes jg pas baca ttg oknum yg mencomot dana bansos. Haduh, kemana hati nuraninya gt ya.
Btw semoga laris dagangannya ya!
Dih betul betul betul banget!
ReplyDeleteDuuhh pengen cubit para2 oknum itu.
Dan lagi salah satu dampak tidak segera terselesaikannya covid ini adalah media yg menyebarkan berita burung yg belum jelas itu. Akibatnya kuwalahan dalam.memangni
Sambelnya menggiurkn
Tetangga aku gak mau vaksin karena takut meninggal hahaha gak divaksin jg kalo ketabrak mobil bisa jadi meninggal kan, lagian emang ada racun divaksin? Kan nggak. Kebanyakan kena berita hoax sampe gabisa mikir jernih. Btw, ngiler banget liat sambal cuminyaaa 🤤
ReplyDeleteDulu orang tua sering berpesan, hati-hati dengan kemajuan teknologi, harus bisa menyaring mana yang benar dan salah. Sekarang malah kebalikan, orang tua yang sering kemakan hoax. Apalagi saat covid ini.
ReplyDeleteSaya juga heran kok ada yang percaya vaksin ada chipnya, emang dunia kita sekarang sekeren dunia doraemon? Lihatlah, mau daftar apapun tetap harus lampirkan fotocopy KTP, trus apa gunakan chip dalam KTP?
Wah, tiba-tiba diakhir tulisan disugui dengan sambel, saya jadi auto lapar.... semoga sukses usahanya yah kak.
haha.. sambal cumi sajalah, lebih jelas enaknya dari pada mikir yang gak jelas atau mencari kejelasan. asek
ReplyDelete