Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Tuesday, February 24, 2015

Wanita Yang Lalu

Untuk Kamu, Wanita yang pernah menjadi Cinta pertamaku.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah mengisi hari-hariku. Wanita yang selalu menjadi awal dan akhir dalam tiap bait doa.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah menghantui pikiranku dan sampai-sampai membuatku seperti orang gila. Tepatnya orang gila yang jatuh cinta. Tergila-gila karenamu, karena pesonamu, dan tentunya karena senyuman mautmu yang mampu meruntuhkan akal logikaku. Karenamu, aku pernah menjadi gila.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah di mataku terlihat bagai bintang kejora yang begitu terang sinarnya dan mampu menyingkap tabir gelap hariku, hatiku, jiwaku, dan pikiraku. Namun tetap sampai saat ini pun kamu tetap bintang kejora buatku. Karena kamu yang pertama bagiku dan mungkin (seandainya) bisa aku juga ingin kamu jadi yang terakhir bagiku. Namun, ternyata alam semesta punya akhir cerita yang berbeda. Berbeda dari apa yang aku kira sebelumnya. 

Read More

Thursday, February 19, 2015

Cuaca dan Manusia

Misterius, salah satu ungkapan yang bisa kita sebut ketika membahas tentang cuaca. Iya misterius, karena di balik pekatnya awan gelap ataupun di balik cerah awan yang menggantung kita tak ada yang tau apa yang mau alam semesta berikan kepada kita berikutnya. Terkadang terasa menjemukkan ketika membahas masalah cuaca, karena selalu saja diakhiri dengan keluh kesah karenanya. Terkadang cuaca itu ada layaknya buah simalakama. Ada, namun berdampak ganda. Di satu sisi tidak mau begitu, namun di satu sisi banyak yang mau. Ibarat kata buah simalakama tadi, ada susah tak ada pun susah.

Misterius, cuaca begitu misterius. Tak ada yang bisa menduga akan keluar seperti apa. Apakah keluar panas terik, hujan rintik, atau badai angin yang berisik. Semua tak tau, namun yang pasti semua itu membuat kita terusik. Dan terkadang kita lupa untuk bersyukur atas cuaca yang datang bolak balik. Terkadang cuaca panas cerah, tiba-tiba dalam sekedipan mata langsung datang hujan badai. Begitu pula ketika sedang hujan, ketika kita sudah siap sedia dengan jas hujan biar terlepas dari nasib basah kuyup eh baru jalan sepuluh meter tiba-tiba cuaca memerah, jadi panas cerah. Kadang di situ saya merasa sedih. Sangat sedih. Sering kalinya dipermainkan oleh cuaca. Sampai-sampai terkadang suka membandingkan antara gebetan dan cuaca, tak ada bosannya mempermainkanku. Bedanya kalo gebetan, suka mempermainkan hatiku. Eh kok jadi curhat?!
Read More

Saturday, February 14, 2015

Padamkan Nyala Api

Akan kupadamkan nyala api itu perlahan-lahan di dalam hidupku meski itu terasa tak mungkin bagiku. Teringat betapa sulitnya aku menyalakannya perlahan, menahan angin akan tetap terang, dan menjaganya tetap terjaga meski terkadang nyalanya sudah tak bisa aku jaga. Teringat tatkala nyala api masih begitu kecil, kecil namun menggigit. Tak terasa panasnya, sampai waktu yang mengkobarkannya menjadi sesuatu yang tak bisa aku jaga. Terasa sulit aku melakukannya, bukan hanya karena panasnya tapi juga karena nilainya bagiku selama ini. Nyala api yang nyatanya mampu menerangi tiap sisi sudut hatiku yang semula gelap gulita seketika menjadi cerah jelita. Gelap tapi pasti, nyala api tapi selalu menghantui. Mana yang aku pilih tetap saja menjadi dilema, Tetapi kalau tidak aku padamkan sekarang ia akan semakin liar, liar tak terkendali yang pada akhirnya hanya membuatku terbakar seluruhnya dan bersatu dalam kobaran.

Akan kupadamkan perlahan-lahan sambil menahan rasa sakit karena sunyi yang telah terusir kembali datang kembali membawa rasa kosong yang begitu nyata seluruhnya. Seluruhnya membuatku hampa, bagai raga tanpa jiwa, terasa hidup namun nyatanya mati. Mati terjebak sepi. Sepi yang kembali menggelayut tiap sudut hati yang kembali sepi dan sunyi. Perlahan tapi pasti, kegelapan yang telah terusir kembali lagi. Namun sekarang berbeda, kegelapan terasa tak begitu nyata layaknya fatamorgana yang menipu sebelah mata, Perlahan semua sudut hatiku terasa kalut dan takut. Perlahan tapi pasti, rasa takut itu berubah menjadi perih mengiris, 
Read More

Friday, February 13, 2015

Pangeran Wortel dan Tulisannya

Banyak orang memanggilku Si Tua Pembual, namun tak banyak pula anak-anak mereka memanggilku Si Tukang Cerita. Ya, karena sedikit kepandaianku bercerita kisah-kisah lama maupun fiksi membuatku dijuluki begitu, namun banyak juga yang mencibir keahlianku. Tapi mau gimana lagi? Aku hidup dengan cerita, tak jarang aku bermimpi “Andai saja aku bisa menyetting hidupku sedemikian rupa, dengan ending yang bahagia laksana Kisah Malin Kundang. Eh bukan, maksudku Kisah Sang Pangeran Wortel.” Ah andai saja. Oh iya lupa, perkenalkan namaku William S... “Shakespeare?!” Bukan tapi Sarjono. William Sarjono, lengkapnya William Sarjono Ilmu Politik. Itu Sarjana! Oke abaikan.

Begini, untuk mengisi waktu luang di pagi hari alangkah baiknya kita isi dengan sebuah cerita. Cerita lama yang mungkin sebagian dari kalian sudah tahu akan kisahnya. Langsung saja, beginilah ceritanya.
Read More

Wednesday, February 4, 2015

Jika... Jika... Jika...

Sudah sewajarnya sebagai manusia, kita pasti punya imajinasi yang terkadang melebihi garis garis imajiner yang sudah ditentukan sewajarnya. Namun, bukan manusia namanya jika terkadang kita memainkan pengandaian dengan imajinasi melebihi batas pikiran mereka dan cenderung melawan takdir. Mungkin kita sudah sering melakukannya, dan aku pun juga begitu. Dan tanpa kita sadari pengandaian itu menjadi teman sehar-hari pikiran kita, dan terkadang dari kita ada yang menjadikannya sebagai setting utama dalam pola pikir kita. Akibatnya mereka hidup di dunia mimpi, di dunia khayal mereka sendiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPzb3ikFh_cAJzRyGMwH7Sctk7TA8e-0_2_CVY1WJNx-d2gyVh_uJB2-6qQnfLKlMVfJ6FdkUrsZ83AseR3J-Ib8LR0R4K95W_3I7rfm1RASPQZQpsE44GZmtdB6inne9deyB9X8cJ-6jf/s1600/if.JPG

Pengandaian bukanlah sesuatu yang buruk, bukan pula sesuatu yang baik. Pengandaian dalam hidup itu cenderung bernilai relatif, kalo pun dinilai dengan sebuah harga ataupun rasa mungkin harganya tak lebih dari “Seporsi Indomie goreng plus telor ceplok di kala waktu hujan tiba.” Ya memang begitulah pengandaian, pengandaian itu ada karena pengaruh hukum kausalitas. Hukum Sebab-Akibat. Itu bisa dijadikan pelecut semangat untuk progress yang lebih baik (sebab). Namun, di sisi lain pengandaian bisa bersifat seperti penyesalan (akibat). Sudah sewajarnya memang penyesalan datangnya itu di bagian akhir, kalo datangnya di awal itu bukan penyesalan, tapi pendaftaran.
Read More

Sunday, February 1, 2015

Aku dan Rasa Takutku

Rasa takut bukanlah sesuatu yang luar biasa, karena hampir setiap orang punya rasa takut. Rasa takut adalah manusiawi, karena adanya rasa takut membuat kita mengerti bagaimana rasa takut itu. Rasa takut bisa menyebabkan ketakutan, ketakutan bisa menyebabkan suatu trauma, dan trauma bisa menyebabkan kegoncangan jiwa. Kegoncangan jiwa yang terkadang menjadi aneh untuk dimengerti, karena bisa kapan saja datang dan menyerang tanpa disadari.


Rasa takut akan sesuatu mungkin sudah menjadi hal yang jamak terjadi. Umumnya, rasa takut akan sesuatu itu menjadi suatu phobia tertentu. Tapi, bagaimana dengan Phobia yang aku miliki saat ini? Aneh memang, namun nyatanya aku memiliki suatu ketakutan akan sesuatu yang tak normal.
Read More