Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Wednesday, February 4, 2015

Jika... Jika... Jika...

Sudah sewajarnya sebagai manusia, kita pasti punya imajinasi yang terkadang melebihi garis garis imajiner yang sudah ditentukan sewajarnya. Namun, bukan manusia namanya jika terkadang kita memainkan pengandaian dengan imajinasi melebihi batas pikiran mereka dan cenderung melawan takdir. Mungkin kita sudah sering melakukannya, dan aku pun juga begitu. Dan tanpa kita sadari pengandaian itu menjadi teman sehar-hari pikiran kita, dan terkadang dari kita ada yang menjadikannya sebagai setting utama dalam pola pikir kita. Akibatnya mereka hidup di dunia mimpi, di dunia khayal mereka sendiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPzb3ikFh_cAJzRyGMwH7Sctk7TA8e-0_2_CVY1WJNx-d2gyVh_uJB2-6qQnfLKlMVfJ6FdkUrsZ83AseR3J-Ib8LR0R4K95W_3I7rfm1RASPQZQpsE44GZmtdB6inne9deyB9X8cJ-6jf/s1600/if.JPG

Pengandaian bukanlah sesuatu yang buruk, bukan pula sesuatu yang baik. Pengandaian dalam hidup itu cenderung bernilai relatif, kalo pun dinilai dengan sebuah harga ataupun rasa mungkin harganya tak lebih dari “Seporsi Indomie goreng plus telor ceplok di kala waktu hujan tiba.” Ya memang begitulah pengandaian, pengandaian itu ada karena pengaruh hukum kausalitas. Hukum Sebab-Akibat. Itu bisa dijadikan pelecut semangat untuk progress yang lebih baik (sebab). Namun, di sisi lain pengandaian bisa bersifat seperti penyesalan (akibat). Sudah sewajarnya memang penyesalan datangnya itu di bagian akhir, kalo datangnya di awal itu bukan penyesalan, tapi pendaftaran.


Terkadang setiap malam, masih saja sering tergelitik dengan adanya pengandaian-pengandaian yang membuatku malu akan diri sendiri. Jika saja, dulu saya bergerak lebih cepat dan mengerjakan skripsi lebih cepat dari biasanya, mungkin saat ini saya sudah jadi seorang sarjana muda. Tidak membuat kedua orang tuaku menunggu lebih lama lagi. Dan terkadang rasa malu masih saja terlintas tatkala tersadar akan hal itu. Jika saja, aku hidup dalam keluarga yang kaya raya mungkin saat ini tak perlu memiliki pikiran seperti ini. Terkadang mimpi terlahir dalam keluarga yang kaya raya membuatku gila, bukan karena aku menjadi individu yang tak tahu malu dan tak tahu diri yang hanya bisa merutuki tanpa pernah mensyukuri. Tapi nyatanya pemikiran itu sering menyelimuti sisi kalbu yang paling ujung sekalipun berulang kali ingin aku habisi sampai tak bersisi. Namun semua hanya sebuah ilusi. Dan, Jika saja aku menjadi seperti dia, memiliki segalanya tanpa usaha sekalipun dia akan tetap begitu pintar dalam merangkai kata, begitu tampan, punya banyak kolega, punya banyak kekasih, dan tentunya punya banyak harta. Tentunya itu hanya ilusi semata. Ilusi dari pemikiran seorang anak kecil yang terjebak dalam sosok lelaki yang mengaku sudah dewasa dan memiliki akal logika. Sekali lagi, itu hanyalah sebuah ilusi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwbwGsmyUcTdtMeIEE_yHsdD0HBslROfQdwh37cJ8zsao2nKVJVJX-qtCQT99X9QXBxMoF-r_tc71C7dPD0asYqKMvg1njYPbNxq9Xjds2ELE0auukilK_o_BV3a4Ik3o7f5r8uxx0Wek/s320/conditional.jpg

Pada akhirnya, pemikiran Jika...Jika...Jika... lebih menguasai akal pikiran, selain rasa takutku juga. Tak ayal banyak orang yang menganggapku sebagai pemimpi ulung yang hanya bisa bermimpi dan terus hidup dalam mimpi. Ibarat kata seorang kawan lama yang pernah berkata “Jika saja dulu aku memilih dia, bukan memilih apa yang jadi pilihanku kini. Mungkin hidupku tak akan seperti ini. Mungkin negeri ini akan makmur selamanya laksana cerita dalam kisah cerita lama.Tapi itu hanyalah sebuah “Jika” karena pada akhirnya semua itu hanya jadi kisah Jika... Jika.. Jika.. semata. Sampai pada suatu aku tersadar bahwa mimpi itu tak pernah menjadi nyata, dan hanya menjadi sekelebatan kalimat pengandaian yang tanpa makna dan hanya menjadi cerita Jika... Jika.. Jika.. yang tak pernah usai. Pada akhirnya, kisah akan pemikiran Jika... Jika... Jika... akan berakhir seperti kisahmu dengan dia, kisah yang tak pernah usai. Selalu begitu dan terus begitu sampai Metallica menciptakan album religi.


Tapi salahkah aku, jika terkadang aku memiliki pemikiran seperti itu?

45 comments:

  1. 'What If' emang bikin kita mendadak baper -__-

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang, terlalu banyak pengandaian malah bikin ragu -_-

      Delete
  2. saya rasa, "jika" adalah kata yang familiar untuk seorang emmm pengeluh, atau mungkin itu adalah kata wajibnya :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha well well, bisa jadi saya salah satu pengeluh di dunia ini tapi bukankah itu wajar?

      Delete
  3. Manusia dewasa dengan logika tinggi tanpa mimpi akan membosankan. Manusia dewasa dengan mimpi tinggi tanpa punya rencana juga kekanakan. Keep it balance :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yeah bener mbak, semuanya memang butuh pemikiran dan perencanaan matang

      Delete
  4. Kadang 'jika' bisa dipakai untuk menyemangati diri supaya lebih optimis, berusaha lbh keras meraih tujuan2 yg dimaksudkan dalam kalimat 'jika' itu sendiri.

    ReplyDelete
  5. Jika. Sebuah pengandaian yg harus jadikan pelajaran kemudian diperbaiki ;)

    ReplyDelete
  6. Tanpa memikirkan kata "jika"..
    Mari kita melakukan apa yang kita inginkan..
    Kita harus menjadi diri kita sendiri..
    Ketika tanpa memikirkan kata "jika"..
    Kamu mampu berlaku jujur..
    Kamu akan menjadi lebih kuat..
    Daripada "Andai saja"mu itu..

    *lirik lagu*

    ReplyDelete
  7. Jika teringat tentang dia jauhdimat dekat dihati.. *malah nyanyi*

    "Jika" sebuah pengandaian yang semestinya dijadikan pelecut diri untuk mencapai yang di-jika.in itu. Semestinya..

    ReplyDelete
  8. "jika" bisa jadi penyesalan dan bisa juga mimpi
    hmm

    ReplyDelete
  9. If...
    Kok aku malahan inget sama rumus di Ms Excel yak? :3

    ReplyDelete
  10. Iya sih dik, kadang gue juga mikir gitu. Gak salah sih, kayaknya manusiawi. Kurangi aja kalo bisa, bersyukurnya yang ditambah.

    ReplyDelete
  11. jika saja aku dulu ngga trima cinta mantanku, hidupku mungkin akan lebih baik.. eh malah curhat saya ._.

    mikir jika kaya gitu sama dengan menyesal ngga sih :3

    ReplyDelete
  12. Trlalu berpikir "jika.. Dan jika" kadang membuat mengurangi rasa bersyukur

    ReplyDelete
  13. Jika saja paket internetku habis, mungkin saya tidak meninggalkan komentar ini sekarang.

    ReplyDelete
  14. "Jika" waktu mau menjawab, maka aku akan diam.

    Hidup memang begitu, jadi jangan sering menggukan kata "jika" kalo lu ngerasa mampu.

    Mempertibangkan itu perlu, tapi buka berarti pertimbangan itu over.

    ReplyDelete
  15. Jika begini maka begitu
    Jika begini terus maka bisa jadi nggak melaku2...

    Boleh lah sekli2.. tp jgn sering2 karna waktu terus berputar. Begitulah kiranya dari tong sam cong *eapasih

    ReplyDelete
  16. Jika begini maka begitu
    Jika begini terus maka bisa jadi nggak melaku2...

    Boleh lah sekli2.. tp jgn sering2 karna waktu terus berputar. Begitulah kiranya dari tong sam cong *eapasih

    ReplyDelete
  17. Jika tak ada habisnya bang, seperti secara terus menerus :)

    ReplyDelete
  18. kata guru matematika : hidup itu memang biimplikasi "jika dan hanya jika" p <=>q contoh : Ayah mendapat gaji jika dan hanya jika ayah bekerja :)

    ReplyDelete
  19. Yang penting jangan larut berandai-andai.. Segera lakukan! Agar apa yang menyesaki pikiranmu perlahan terlepas :)

    ReplyDelete
  20. kata "jika" biasanya dateng terlambat kayak polisi India, misalnya...
    Jika saja gw ganteng, pevita pearce udah gw pacarin dah
    eh iya, blog gw ganti, blog yang lama di curi orang. Nih blog yang baru ----> ceritayandi.blogspot.com

    ReplyDelete
  21. kata jika seringkali di katakan ketika sedang mengkhayal ataupun penyesalan,,berandai-andai hal yang wajar selama di batas yang normal :)

    ReplyDelete
  22. Terlalu banyak "jika" juga gak baik, bang, itu bisa jadi salah satu pintu masuk setan,

    Baca tulisan tulisan bang Sastra, ini berasa cerita pribadi gue, walaupun sekarang selama masa kuliah gw jd mulai ekstrovert gara gara temen kuliah gw, dll

    Aseli, dr SD smpe Kuliah semester akhir, gw introvert abis, pemikiran lu bang di blog ini gak jauh beda,

    Ohiya, bang Sastra tinggi banget, gw pengen punya tinggi kayak gitu, wkwk

    Ini kalimat "jika" gw dr SMP "jika gw 2 meter"

    Astagfirullah ^^

    Salam kenal bang

    ReplyDelete