Sungai kata, yang mengalir jauh menembus setiap
batas ideologi yang hampir sama namun nyatanya berbeda. Melarutkan berbagai
macam rasa, menghanyutkan berbagai macam jenis jiwa, mulai dari yang suka
mengembara, suka mencinta, dan mereka yang hanya suka menuliskannya saja.
Aliran katanya perlahan namun pasti akan mengalir dari setiap gurun gersang
sekalipun. Tanpa terkecuali.
Sungai kata, yang mengalir jauh dari puncak kebesaran logika dan bermuara pada samudra kedalaman jiwa. Kebesaran logika yang mengakui dirinya ada, kebesaran logika yang mengakui bahwa dirinya manusia, dan mampu membedakannya antara dia dan mahluk hina melata di seberang alam sana. Kedalaman jiwa, hanya ada kedalaman yang tersisa dari setiap kata yang mengalir lewat sepuluh jari yang dibantu dua mata, hanya ada sisa rasa yang tertinggal di dasarnya, membuat cerukan, menjadikannya hamparan pemahaman baru.