Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Sunday, October 8, 2017

Tidak Sesuai Harapan

Suatu sore, aku berjalan jauh memutar, melingkari setiap sudut kota yang biasa aku lewati setiap pulang kerja, lalu berkelok menyasar menembus jalanan lain. Sengaja menghindar, menjauh dari keramaian, memilih berjalan sendiri, memilih lorong yang sepi. Sekiranya di lorong sepi aku merasa sendiri, namun nyatanya aku tak sendiri. Dari kejauhan aku melihat senja yang bertopang dagu sendiri. Melebarkan senyum simpulnya, mengharapkan balas jasa atas setiap keindahannya. Tapi terkadang hanya pertanyaan sama yang jadi balasannya, “Mampukah aku bertahan?”

Ada seorang laki-laki tua, terduduk sendiri di pojokan jalan, yang perlahan menyepi berkawan sepi. Kedua tangan tuanya, begitu lincah menari di atas lembar putih kertasnya. Menggambar sesuatu untuk hadiah perpisahan anak kecilnya, menggambar keindahan senja yang terakhir katanya, senja terakhir sebelum waktu penghakiman tiba. Penghakiman atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.
Tapi apa harus begitu?. Kenapa tetap menerimanya?” begitu tanyaku.
Mungkin alam semesta sedang berbaik hati pada saya, memberi keringanan hukuman atas rasa sakit yang saya alami selama ini.” Begitu jawabnya.
Rasa sakit apa? Aku tak mengerti, dia pun hanya tersenyum penuh arti.

Read More

Wednesday, September 27, 2017

Sebuah Titik Balik?

Nampak di depanku terbentang sebuah koridor sempit yang memanjang, nampak gelap dengan kanan kirinya penuh semak belukar. Hanya menatap ujungnya saja sudah membuat banyak orang bergidik ngeri, apalagi sampai memasukinya, dan berjalan di dalamnya?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Read More

Sunday, September 10, 2017

Pendakian Gunung Cikuray, Hari Pertama

Selalu ada titik dimana sesuatu bermula...~ Jazuli Imam, Pejalan Anarki

Senja di Puncak Cikuray

Dari balik tenda yang bergetar hebat tergoyang angin kencang pegunungan, nampak di dalamnya ada seorang lelaki, meringkuk dalam sleeping bag-nya, berbalut jaket tebal, bergetar, menggigil kedinginan.
--------------------------------------------------------------------------

Read More

Tuesday, August 29, 2017

Sebuah Pilihan Sulit

Hening seketika tercipta, tatkala kamu mulai membuka obrolan mengenai hubungan kita. Hubungan yang sudah terbentang sepanjang hampir satu dekade, bermula di kala seragam putih biru, sampai kini berganti seragam putih hitam, aturan seragam pegawai dalam salah satu korporasi dalam negeri. Tempat dimana kita bekerja.

Hening semakin menggantung, tatkala kamu berhenti bicara, dan berbalik menatapku tanpa bicara. Menatapku dengan kedua bola mata yang menyiratkan penuh harap. Tatapanmu begitu teduh, yang semakin lama membuat pikiranku semakin keruh. Tanpa terucap kata, aku sambar segelas kopi di atas meja dengan tergesa, yang seketika cipratannya menciptakan noda hitam pada kemeja putih, seragam kerjaku.

Read More

Monday, August 28, 2017

Cara Kreatif RGE dalam Menumbuhkan Kepedulian Lingkungan

Kerusakan lingkungan secara nyata sudah terjadi di dunia. Akibatnya iklim kian sukar ditebak dan bencana terjadi di mana-mana. Butuh keseriusan dari semua pihak untuk melaksanakan perlindungan terhadap kelestarian alam. Namun, diperlukan cara-cara kreatif seperti yang dilaksanakan oleh grup Royal Golden Eagle (RGE).

Sumber : RGE

Saat ini, kerusakan alam memicu pemanasan global. Beragam bukti nyata terpampang. Es abadi di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair sehingga permukaan air laut meningkat. Kekeringan juga terjadi di sejumlah sumber mata air hingga musim yang sukar sekali diprediksi.

Read More

Sunday, July 16, 2017

Bullying Itu Tidak Lucu

Pramoedya Ananta Toer dalam buku Bumi Manusia, pernah berkata bahwa, “Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.”(*) Tapi bagaimana dengan mereka, mereka yang mengaku sebagai mahasiswa, dengan tega melakukan tindakan yang tercela. Menghina dan membully seorang mahasiswa juga yang kebetulan berbeda dengan mereka. Konon kabarnya, si korban hampir setiap hari menerima bully­an dari teman-teman kampusnya. Sedemikian kesalnya, si korban melemparkan tempat sampah ke arah pembully-nya. Dan, lebih menyedihkannya lagi adalah mahasiswa-mahasiswa lain yang melihatnya justru menertawakannya, seolah-olah itu merupakan hal yang biasa terjadi, dan dianggap lucu. Bullying itu tidak lucu, gaes!

Dan, lewat rekaman video berdurasi beberapa detik ini, seluruh dunia pun sadar bahwa sesungguhnya kegiatan bullying itu masih saja menghantui, terkhusus bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam tubuhnya.

Ini videonya:
 Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=FNd8DcAQKBY 

Setelah menonton video ini, yang saya pikirkan cuma satu. “Sebenarnya, apa yang ada di pikiran mereka?” Kok tega-teganya membully sesama mahasiswa satu kampusnya sendiri, hanya karena kebetulan dia memiliki kekurangan pada tubuhnya. Sekiranya, pernahkah mereka berpikir bahwa dia (Korban) pun tidak pernah memiliki keinginan untuk terlahir sebagai seorang Tunagrahita?

Read More

Sunday, July 2, 2017

Tulisan Pertama di Bulan Juli

Setelah kesana kemari melakukan pencarian, akhirnya tiap orang akan kembali bertemu dengan sebuah tempat dimana ia memulai (pencarian) untuk kali pertama. – T.S. Elliot

Agenda sebelum kembali ke tanah rantau, adalah menata apa yang sudah ada. Termasuk menata rasa ikhlas untuk meninggalkan sementara kenangan bahagia yang terwakilkan oleh aksara, yang tertumpuk rapi di dalam lemari tua. Menatapnya, bagiku merupakan bahagia yang sederhana. Terasa sederhana, namun begitu nelangsa. Sekiranya andai aku bisa menambah waktu liburan lebih lama, dengan sangat rela, akan aku habiskan untuk membaca setumpuk buku baru yang belum terbaca. Atau setidaknya mengenang kembali kisah cinta Alamanda, di dalam buku Cantik itu luka.


Selain orang tua, tumpukan buku-buku inilah yang selalu mengingatkanku akan kata pulang. Mengingatkan akan sebuah mimpi lama, yang sampai sekarang belum terwujud juga. Rumah. Tempat segala rasa kembali berpulang, tempat merubah segala gundah menjadi remah-remah penuh hikmah, Rumah, tempat dimana segala lelah terasa begitu mudahnya, lenyap begitu saja. Dan tidak ada tempat yang paling menyenangkan daripada kampung halaman (rumah) dan tidak ada komunitas yang lebih ekslusif daripada keluarga.(*) Dan semua itu, untuk sementara hanya bisa aku temukan disini, di kampung halaman. Jauh di pelosok negeri.

Read More