Menulislah, Seolah-olah Besok Kamu akan Melupakannya

Tuesday, December 22, 2015

Tugasku Belum Usai

Deru mesin komputer terus terdengar, menderu meminta berhenti sekedar untuk mendengarkan lagu. Lagu merdu yang dinyanyikan oleh sang waktu yang perlahan mendayu, membuatnya menguap melulu, lalu terkantuk-kantuk ngantuk lalu terbangun di awal tahun dua ribu. Tetap menyala, tetap terjaga, begitulah tugasnya sang komputer jaga di sebuah kantor pemerintahan ibukota. Ah tugasnya memang begitu, tak peduli siang dan malam, sepanjang waktu dia selalu begitu.



Manusia bukanlah sebuah mesin, yang harus selalu terjaga sepanjang hari. Adakalanya mata lelah, adakalanya hati lelah, adakalanya harapan pun melemah. Tapi begitulah yang membedakannya manusia dan komputer jaga, meskipun aku tahu semakin lama mesin terpakai pasti akan rusak juga. Ah untungnya, rasa manusia tak pernah rusak, andai rusak aku tak bisa bayangkan betapa repotnya mencari onderdilnya.

Read More

Wednesday, November 18, 2015

Marketing Melalui Blog

Di jaman yang semakin modern, kemajuan teknologi yang makin pesat semakin membuat kehidupan manusia menjadi semakin mudah. Menjamurnya gadget modern yang menyediakan berbagai macam aplikasi yang menunjang segala kehidupan menjadikan masyarakat jaman sekarang menjadi masyarakat internet (Netizen). Kehidupan seolah tak bisa lepas dari apa yang namanya internet, mulai dari pakaian, makanan, keperluan rumah tangga, sampai jasa pengantaran barang ataupun jasa antar jemput penumpang semua tersedia dalam aplikasi yang berbasis internet.
Di jaman sekarang, media sosial menjadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Berbagai macam jenisnya, mulai dari twitter, facebook, email, youtube, instagram, path, sampai blog menjadi penting, dan wajib dimiliki oleh tiap orang, tiap orang yang tentunya sudah melek teknologi. Well, bagi mereka yang belum melek teknologi pun akan menjadi tertarik dan kemudian belajar menggunakan media sosial tersebut. Media sosial sudah menjadi dimensi baru dalam masyarakat. Dimensi baru yang menjadikan interaksi dan sosialisasi menjadi semakin semarak tanpa perlu temu muka dan tatap mata. Cukup bermodal koneksi internet ataupun pulsa berbayar, orang-orang sudah bisa saling bercakap-cakap, baik melalui chatting, sms, telpon atau video call, sosialisasi menjadi sangat mudah. Dan pada akhirnya internet menjadi sebuah candu yang membuat penggunanya semakin ketagihan untuk mengaksesnya lagi, lagi, dan lagi.

Read More

Tuesday, November 10, 2015

Hujan, Lapar, dan Sebuah Tulisan

Akhirnya musim penghujan datang juga. Setelah sekian lama terkena pengharapan palsu akan datangnya hujan, akhirnya penantian berakhir juga. Menanti datangnya hujan kadang seperti menanti makanan pesanan di restoran, butuh kesabaran ekstra. Kadang ada masa dimana langit mendung seharian tapi nyatanya tak kunjung hujan juga, sama seperti harum aroma makanan menuju meja kita tapi nyatanya makanan lewat begitu saja menuju meja di belakang saya. Rasanya itu gemes campur laper. Kemudian ingat mantan, ah baper kan.

Hujan datang begitu tiba-tiba, tanpa memberi tanda, tanpa memberi jeda, tiba-tiba hujan seketika. Untung saja ada tempo untuk sekedar menghindar dari jalur perciknya. Tak jadi basah, tapi kepalang basah, kepalang basah masuk restoran masakan padang. Mau tak mau saya pun harus mau meminta daftar menu, dan memesan salah satu makanan khas padang yang jadi favorit saya, Nasi Padang plus Rendang. Ah rancak banaa! Ah saya lupa ngajak selfie bareng makanannya -_-

Read More

Sunday, November 8, 2015

Pertanyaan Tak Enak

Tercatat sudah 12 hari yang lalu ketika saya terakhir menulis postingan baru di blog ini, entah kenapa waktu begitu cepat berlalu. Sekiranya saya merasa kemarin baru daftar ulang blogger campid, eh sadar sadar udah Bulan November. Tak terasa hampir 2 minggu berlalu sejak postingan terakhir, pikiran saya digunakan untuk sesuatu yang lain dari kebiasaan, yakni sibuk memikirkan akan mencari pekerjaan. Ya benar, saya saat ini lagi menjadi seorang pencari kerja atau kasarnya sebagai pengangguran. Yeah I'm A Jobless now! Jobless not hopeless.

http://www.liputan6.com/tag/pengangguran-as
Jobless Not Hopeless!

Setelah kontrak 2 bulan tak diperpanjang oleh perusahaan lama, tertanggal sejak tanggal 1 Oktober mau tak mau saya harus berpindah juga. Berpindah mencari pekerjaan yang lainnya. Namun sayang seribu sayang, sampai saat ini dari sekian banyak surat lamaran yang saya kirimkan belum ada tanggapan. Well mungkin belum waktunya saya mendapat pekerjaan. Ah begitulah kilah pikiranku mencoba untuk berpikir positif meskipun kadang hati kecil suka teriak-teriak “I NEED A JOB!” Tapi apa mau dikata, segala usaha segala doa sudah terlaksana sudah dicoba namun apa daya semesta tidak mendukung saya untuk mendapatkan kerja. Ah sudahlah, mungkin sekarang jatahnya saya menganggur. Mungkin kelak ada waktunya untuk bekerja, secepatnya. Semoga.

Read More

Tuesday, October 27, 2015

Blogger Camp, Pengalaman Pertama

Akhirnya, setelah menunggu sekian lama Kota Purwokerto mendapat jatahnya.
Ya benar, Kota Purwokerto diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah Acara Blogger Camp 2015. Blogger Camp 2015 merupakan acara kumpul para blogger untuk memperingati dana merayakan Hari Blogger Nasional. Blogger Camp 2015 sendiri diadakan secara serentak pada tanggal 26-27 Oktober 2015 dan serentak diselenggarakan di empat kota di Indonesia, yakni Jakarta, Purwokerto, Surabaya dan Makassar. Blogger Camp 2015 memiliki konsep acara unggulan, sharing session yang diisi dengan berbagi pengalaman antar sesama blogger dan talkshow yang membahas topik yang sedang menjadi tren saat ini. Dan, tema Blogger Camp 2015 adalah “Membangun Kredibilitas Blog”.


Purwokerto, 26-27 Oktober 2015.
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Untuk kali pertama, Kota Purwokerto menjadi tuan rumah Blogger Camp 2015. Blogger Camp 2015 untuk wilayah Purwokerto sendiri diadakan di Wisma Putih, Desa Ketenger, Baturaden. 

Read More

Saturday, October 24, 2015

Tanpa Kata-kata

Kalau berbicara banyak-banyak bisa membuatmu mengerti, maka aku akan melakukannya. Melakukan semuanya dengan caraku, cara yang berbeda. Cukup banyak yang aku tahu, mana yang aku tak tahu, mana yang kamu mau, dan mana yang kamu tak tahu. Aku cukup tahu banyak akan tentangmu, tapi apakah aku harus berkoar-koar kesana kemari agar kamu tahu, bahwa aku cukup banyak tahu tentangmu, tentang banyak hal, tentang berita terbaru, tentang hal yang kau anggap penting.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://photo3.ask.fm/652/245/356/-59996999-1tbefdm-2ba3phdbkqemhna/preview/avatar.jpg&imgrefurl=http://ask.fm/nisapeye&h=300&w=300&tbnid=VetAnaA_wkt2AM:&docid=2zjn9GOaMI1u2M&ei=5YArVrbfJcKnuQSExZ2oDw&tbm=isch&ved=0CHsQMyhWMFZqFQoTCPblvvyU28gCFcJTjgodhGIH9Q

Aku bisa berbicara seharian tentang berita, tentang berita terbaru yang tak kamu tahu. Menyampaikannya padamu dengan sudut pandangku, dengan caraku, caraku yang kau anggap aneh itu. Aku suka musik, aku tahu segala jenis musik, tapi sayangnya aku tak cukup mahir dalam memainkan alat musik, yang aku tahu soal musik hanya soal musik apa saja yang jadi favoritmu, jadi kesukaanmu. Aku bisa memberimu petunjuk, tentang semua jenis lagu yang mana cocok akan suasana hatimu, mana yang cukup bagus untuk mendongkrak semangatmu, dan mana yang cocok untuk sekedar menyingkirkan awan mendung hatimu, aku tahu lagu yang cocok untukmu. Tapi, apakah kamu mau berhenti sejenak, dan mendengarkan semua saranku?

Read More

Saturday, October 17, 2015

Malam Minggu

Malam minggu bagi sebagian orang adalah malam yang sakral. Banyak orang rela menunggu berhari-hari demi yang namanya malam minggu. Banyak orang yang bilang malam minggu itu waktunya anak muda, waktunya yang muda yang bergelora rasa cintanya, dan bagi yang tak punya kekasih tercinta diharap minggir, ah begitulah kata mereka. Sialan memang, bagi mereka orang yang tak punya kekasih tercinta hanya memenuhi jalanan protokol, dan lebih baik jaga rumah saja. Bah, macam mana pula bisa begitu?! Mentang mentang punya pacar, bisa seenaknya saja! *jomblo marah* Fine!

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxVhvNrXJRjBlakV0a9AVvQGq-cmgWC_4LKppwyHWMU6KzfqoypH-asG5_YLpv4jiUu6yLryIPxSmRABhBRSLzN-GmqOFpOItR13yHZ-Ww-hkF3yv0vnocMAM65Y6Yh2_BCsmZRn42Acg/s1600/kata+malam+minggu3.jpg

Malam minggu, malam yang enak untuk melepas rindu. Rindu akan kekasih, rindu akan orang yang terpilih. Terpilih untuk menjadi seorang kekasih. Kekasih jiwa, kekasih hati, kekasih cinta, ah begitulah cinta, suka membutakan semua mata. Malam minggu bagi mereka tak lengkap rasanya bila tak bertemu dan bertamu ke rumah kekasihnya. Ya istilahnya “ngapel, apel, wakuncar” atau apalah istilah mereka. Ya, saya pun pernah mengalaminya dan menikmati bagaimana rasanya wakuncar dulu. Iya, dulu sebelum Belanda datang menjajah Indonesia. Dan saya mencoba maklum melihat tingkah polah anak muda yang sedang dimabuk cinta, di malam minggu, malam penuh cinta.
Read More

Friday, October 9, 2015

Sang Pembaca

Setumpuk buku dipegangnya begitu saja, dengan satu tangan sekaligus lima buku dalam tangkupan. Tangan yang satu sibuk mencari buku baru, tangan yang satu sibuk menjaga lima buku calon ladang ilmu. Matanya menyapu ke segala penjuru, mengamati tanda, mengamati pola, menjadikannya almanak yang kelak akan dipungutnya, dibacanya, dihisap sari pati ilmunya. Perlahan tapi pasti langkahnya perlahan menjadi gontai, bukan karena kesulitan membawa beban buku yang terlalu banyak, tapi karena beban pikiran yang menumpuk bertumpuk menjadikan pikirannya lapuk, layaknya kerupuk yang sudah tak berbentuk.


Membaca, mungkin hanya itu pelariannya. Dengan kacamata minus yang jadi ciri khasnya, dengan belang warna di antara kedua frame lensanya, dia perlahan beringsut menyeret tubuhnya menjauhi segala keriuhan sekitarnya. Tercatat lima belas buku berada di tangannya, berbagai macam jenis, komik, novel, cerpen, sampai resep makanan pun dia bawa. Nampaknya dia mengambil buku secara acak, menjadikannya ajang penghiburan diri. Kadang tertawa, kadang terbahak, kadang tergugu, kadang tersenyum getir, begitulah dia ketika sedang membaca bukunya. Tanpa peduli tatapan aneh orang-orang sekitar, lembar demi lembar buku pilihannya telah habis dia babat, dia baca, dia kelumat segala maknya, dia resap segala ilmunya. Ah baginya, bahagia itu sederhana. Cukup membaca berbagai macam buku, tak peduli buku baru ataupun lama, toh nikmatnya tetap sama.

Read More

Thursday, September 17, 2015

Sastra Ananta

Seorang anak muda tak sengaja terjebak dalam guyuran hujan sore hari. Hujan sore hari yang mendadak datang mengguyur segala badan, tanpa sempat berkelit, dan basah seketika. Hanya bisa mengumpat, “Persetan keparat!” begitu teriaknya. Sumpah serapah begitu saja tercelat keluar dari mulutnya. Tak peduli pada langit, tak peduli pada bumi, baginya hari ini adalah hari yang berat. Setelah tercelat dari pekerjaannya, terpegat dari kekasihnya, dan kini digapyak dengan hujan deras yang menambah derita. Ah konspirasi semesta, begitulah dalihnya. Ah persetan tak peduli, kapan lagi menikmati hujan dua ruangan. Ruang hati dan ruang semesta. Baginya itu terasa seperti menebar mimpi di antara tidurnya. Gratis tak perlu malu pada gadis manis yang pernah jadi kenangan termanis. Menangis dalam gerimis, ah nikmatnya.

Read More

Monday, September 7, 2015

Belum Waktunya Pulang

Tak terasa sudah hampir 20 tahun lebih hidupku berjalan. Tanpa terasa waktu telah begitu cepat berkilat. Meninggalkan sisa kilatan masa kecil yang terasa masih hangat, melekat kuat dalam setiap jengkal pikiran. Memenuhi ruang kosong yang mereka sebut hati. Masih terasa kosong, tapi biarlah begitu. Karena kosong adalah isi, isi adalah kosong, ah begitulah petuah Jenderal Tian Feng dahulu kala. Masih aku ingat dengan lekat. Ah begitulah aku, mudah sekali tercekat dalam sekat penat. Sekat yang begitu saling merekat.

https://rewinnita.files.wordpress.com/2012/10/tumblr_mboug8ln841qaobbko1_500.jpg

Waktu terus berjalan dan aku terus mencari. Mencari sesuatu yang tak bisa aku ganti. Mengganti dengan istilah manusia yang mudah untuk mereka mengerti. Aku tak mengerti, dan terkadang aku tak peduli untuk memberinya makna akan sebuah arti pada mereka. Karena aku tahu bagaimana rasanya memberi arti spesial pada seseorang, namun nyatanya spesialku itu tak ada artinya, hanya sepasang karet gelang sebagai pertandanya. Bagaikan nasi goreng spesial yang perlahan menjadi basi, menjadi tak layak untuk dikonsumsi. Menjadikannya sosok yang berbeda dalam sisi yang lain. Sisi lain yang tak bisa aku mengerti.
Read More

Tuesday, August 25, 2015

Peluang Keuntungan Bernama Investasi

Kondisi perekonomian dalam negeri yang lagi tak menentu serta gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika yang terus melemah membuat banyak orang melakukan pertimbangan sebelum memulai usaha baru. Banyak jenis usaha dan investasi yang ditawarkan tapi belum tentu menjanjikan hasil yang memuaskan, dan namanya juga investasi selalu mengandung resiko. Mulai resiko kerugian, kehabisan modal, sampai resiko modal dibawa kabur pun ada. Namun kembali ke jenis investasi dan bagaimana cara kerjanya harus kita ketahui, guna meminimalisir kerugian ataupun mencegah kasus modal yang dibawa lari.

Jaman sekarang banyak sekali jenis-jenis investasi yang ditawarkan, mulai dari investasi tanah, investasi rumah, investasi emas, sampai investasi di Perdagangan Berjangka Komoditi. Mungkin bagi sebagian orang masih belum mengerti apa itu Perdagangan Berjangka Komoditi? Well sekilas saja Perdagangan Berjangka Komoditi adalah suatu bentuk perdagangan suatu komoditi yang tidak melibatkan perpindahan fisik tersebut, dan dalam perdagangan berjangka komoditi yang diperjualbelikan itu nilainya. Komoditi yang dimaksud antara lain, Emas Murni London (Loco London Gold), Valuta Asing (Foreign Exchange (Forex)), dan Index Saham (Nikkei, Hangseng, dan Kospi), dan beberapa lainnya. Efek dari sistem trading ini adalah kecepatan likuidasi-nya, karena setiap saat kamu bisa memulai transaksi dan menutupnya berapapun harga yang tampil di layar monitor.
Read More

Wednesday, August 12, 2015

Sebuah Nostalgia Kemerdekaan

Hari ini tepat sebulan setelah kepergianmu, kepergian sosok madu pemanis hidupku. Aku duduk sendiri dengan secangkir cappucino hangat favoritmu. Masih di kedai kopi yang sama, tempat pertama kali aku dengar lembutnya suaramu ketika pertama perkenalan dulu dan seraknya suaramu tatkala menahan tangis di waktu perpisahan dulu. Semua masih terdengar dengan jelas di pelosok pikiranku. Menjadikannya gaung dan gema yang saling memantul kesana-kemari tanpa bisa berhenti. Selalu berputar kesana-kemari menjadikanku lupa bahwa aku sekarang sudah sendiri. Tanpamu, tanpa rayu manjamu, dan tanpa pelukan hangatmu. Tanpa kamu sosok maduku, pemanis cerita hidupku

Sekarang aku sendirian di tempat yang sama tatkala hati kita bersatu menjadi satu, kau dan aku menjadi kita. Sekarang aku sendirian di tempat yang sama ketika kita tertawa bersama, saling berbagi canda tawa duka dan air mata. Masih disini menikmati setiap alunan musik lagu favorimu. Lagu yang membuatku seolah kembali ke waktu dimana kita menyanyi bersama di balkon rumahmu. Kau yang menyanyi, dan tugasku cukup mengiringi, mengiringi merdunya suaramu dengan petikan gitar kesayanganku, hadiah ulang tahun darimu.
Read More

Wednesday, August 5, 2015

Mungkin Aku Butuh Piknik

Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Sebaris kata ini mungkin terlihat sepele jika dilihat dari bagaimana aku menemukannya. Namun terlihat begitu dalam maknanya jika kita melihat bagaimana isi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam sebaris kalimat yang tertera dalam koran bekas terselip penyadaran yang membuatku tersadar bahwa selama ini mungkin yang aku butuhkan adalah sebuah rasa syukur, rasa terima kasih yang terkadang sering aku lupakan, terlena oleh kenikmatan yang aku terima selama ini.

Berkali-kali aku mengejar segala keinginanku tentang ini-itu namun hasilnya tetap sama juga, terulang kali terbentur dengan yang namanya penolakan dan kegagalan. Namun terulang kali pula aku tidak pernah sadar apa yang sudah aku terima dari semua penolakan ini, semua kegagalan ini. Barang kali aku terlena akan kilau permata dunia yang sesungguhnya tak begitu aku butuhkan, sampai-sampai aku tak sadar tentang apa yang aku butuhkan saat ini. Untuk kesekian kalinya Tuhan masih juga bersabar dan terus bersabar melihat tingkah polahku yang begitu urakan dalam menyikapi semuanya. Bertingkah layaknya jagoan, bertingkah layaknya langit yang sampai-sampai tak pernah menyadari bahwa masih ada langit di atas langit. Semua karunia, semua rejeki, semua pemenuhan kebutuhan dianggap masih sangat kurang oleh anak ingusan ini.


Read More

Friday, July 31, 2015

Entah

Entah sudah berapa lama aku berhenti untuk menulis? Entah sudah berapa lama aku tak menyentuh lembar putih yang aku sebut kertas? Entah sudah berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk memikirkan sesuatu yang tak ada habisnya? Entah sudah berapa banyak lembaran mimpi yang aku bakar dengan mimpi yang baru? Entah berapa banyak umpatan yang aku keluarkan untuk mengenyahkan segala praduga-praduga yang aku ciptakan sendiri? Entah sudah berapa lama mimpi kecilku tergantung begitu saja di pojokan kamar tanpa aku sentuh, tanpa aku lirik, tanpa aku kejar? Entah sudah berapa lama, aku pun tidak tahu.

Read More

Sunday, July 12, 2015

Aku Ingin Bercerita

Aku ingin bercerita tanpa menjadi orang pintar terlebih dahulu. Aku ingin bercerita tanpa menjadi orang bijaksana seperti dahulu. Aku ingin bercerita dengan segala kebodohanku, dengan segala kedunguanku tentang pernik kehidupan. Pernik kehidupan yang dijungkirbalikkan oleh mereka, mereka yang menganggap dirinya lebih tahu, lebih pengalaman. Kalau saja berpamer menjadikannya mereka seperti raja, lalu aku ini apa?! Kalau saja aku lebih paham dan lebih mengerti dibanding mereka, layakkah aku menjadikannya seorang raja? Raja di antara para raja. Lalu apa gunanya semua itu, jika tak lain hanya sekedar kepuasan nafsu.

Aku ingin bercerita lewat tubuh ini, tanpa menjadikannya seperti daun kering yang mengalir di antara sela batuan kali. Aku ingin bercerita dengan apa adanya, tanpa melebihkan apalagi melawan arus kehidupan. Ku utarakan ceritaku dengan lidah dan mulutku yang barangkali tak terlalu banyak berkata bijak. Bercerita tentang betapa kerdilnya jiwa mereka yang menganggap dirinya agung, sok berpengalaman, dan sok mengerti soal kehidupan. Aku tak mengerti kenapa mereka lebih banyak berbicara yang tak perlu, mengumbar sesuatu yang tak ingin semesta dengar. Aku tak tahu.

Read More

Monday, July 6, 2015

Tulisan Kemarin Malam

Masih ada saja yang terjaga di malam yang semakin malam, yang tersisa hanya desiran angin dan gemerisik sayup bunyi ranting di kejauhan. Terdengar sengal nafas tak beraturan dari sosok yang berlarian dikejar bayang. Bayang-bayang mentari pagi yang terus mengejarnya. Menjadikannya tampak nyata dan menjadikannya debu seketika. Ah sekiranya hantu pun berlarian tatkala melihat dirinya. Sekiranya aku ini apa ? Ah aku cuma nisan tua di tengah hutan, menanti sang empunya pulang meski pagi sudah hampir datang menjelang.

Akan aku katakan apa yang harus aku katakan. Tanpa hentakan, tanpa paksaan, semua hanya soal kerelaan. Kerelaan untuk mengatakan yang sebenarnya, tanpa tersirat ataupun tersurat pengaruh kuasa. Menjadikannya kebal menjadikannya kebas, tanpa pernah merasa akan siksa yang menantinya. Tatkala mulut terucap perlahan kebebasan pun seolah terhisap masuk dalam setiap dengung suaranya. Suara yang menuntut pembebasan, suara yang menuntut pembenaran.

Read More

Monday, June 29, 2015

Tulisan Tanpa Makna

Apa yang tersisa dari sebuah khayalan masa kecil? Hanya sekerlip kenangan lama yang enggan beranjak pergi, menganeksasi setiap sudut pikiran. Menipu logika, menciptakan pola, menikam rasa cinta. Hanya ambisi yang tersisa, ambisi yang membuatnya tega melakukan segala usaha untuk menggapai bayangannya. Bayangan akan khayalan masa kecilnya.

Seorang anak bertanya kepada alam semesta, apa sebaiknya yang kulakukan, dengan tak ragu-ragu alam menjawab cintailah dirimu. Tetapi ketika anak itu tersenyum alam membentak, tetapi bukan itu maksudku. Lihatlah segala perbuatanmu yang tidak pantas untuk ciptaan tuhan, dan pangkas sekarang juga. ~ Mencintai Diri, Putu Wijaya.

Read More

Friday, June 12, 2015

Hari Yang Kemarin

Dalam setiap perputaran waktu akan datang masa dimana kita bergembira dan melepaskan beban. Melepas lepas, mengejang, lalu terkulai lemas. Masih teringat dengan jelas tentang hari kemarin yang mana setiap penantian pasti akan berakhir juga. Penantian akan momen bergembira dan berfoto bersama toga dan sejenisnya. Berfoto bersama, bergembira bersama, berteriak lantang lepas lalu sekejap tercetak dalam lensa kamera. Momen wisuda yang begitu ditunggu oleh saya, oleh mereka, oleh kedua orang tua, dan oleh para semua mahasiswa. Dan kemarin, adalah giliran saya untuk menikmatinya. Menikmati wisuda, menikmati kebebasan yang saya pahami dengan jelas bahwa itu hanyalah kebebasan yang sementara. Tapi, tetap saja saya bersyukur bahwasanya saya telah menjadi seorang sarjana, sarjana muda, calon pencari kerja.



Hari yang kemarin biarlah menjadi yang kemarin, yang telah lalu dan melebur bersama waktu. Biarkan hari yang kemarin menjadi momen yang mengkristal dalam setiap keping-keping ingatan yang bersemai menjadi sebuah helaian-helaian kenangan yang nantinya akan terbuka ulang, terbuka lebar, terbuka lapang. Hari yang kemarin biarlah menjadi yang kemarin, layaknya kepingan puzzle yang satu persatu dikumpulkan untuk menghadapi masa yang akan datang. Masa pencarian, masa perjuangan.

Read More

Saturday, June 6, 2015

Surat Untuk Bapak Menpora

Kepada yang terhormat, Bapak Menpora.

Saya sebagai pecinta sepak bola Timnas Indonesia sejujurnya sangat kecewa dengan adanya surat pembekuanPSSI dari FIFA. Surat pembekuan yang melarang Timnas kita untuk bermain sepak bola di kancah internasional, serta tak memperbolehkan PSSI untuk menggulirkan kompetisi dalam negeri. Surat pembekuan dari FIFA yang datang karena adanya campur tangan pihak-pihak yang kami sebut itu pemerintah. Padahal sudah jelas adanya aturan dari FIFA yang mana PSSI haruslah bergerak independen tanpa campur tangan pemerintah, karena sanksinya apabila melanggarnya adalah sudah jelas, Pembekuan. Namun, bapak ternyata melanggarnya.

Seperti yang saya kutip dari Pandit Football, Sebagaimana hukuman yang berlaku segera, pencabutan hukuman pun dapat dilakukan dengan segera. Selama, tentu saja, PSSI mampu memenuhi empat ketentuan pencabutan hukuman yang ditentukan FIFA. Ketentuan pertama dari empat ketentuan tersebut adalah: Komite Eksekutif PSSI terpilih dapat mengelola perkara PSSI secara mandiri dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk kementerian (atau badan kementerian)Ketentuan kedua berisi pengembalian kewenangan terhadap tim nasional Indonesia kepada PSSI: Tanggung jawab mengenai tim nasional Indonesa kembali menjadi kewenangan PSSISeperti ketentuan kedua, ketentuan ketiga dan keempat juga berisi pengembalian kewenangan kepada PSSI (“tanggung jawab mengenai semua kejuaraan PSSI kembali menjadi kewenangan PSSI atau liga yang dibawahinya” dan “semua kesebelasan yang berlisensi PSSI di bawah regulasi lisensi kesebelasan PSSI dapat berkompetisi di kejuaraan PSSI”).
Read More

Thursday, May 21, 2015

Surat Untuk Warung Blogger

Hretan RoÄ‘endan... feliç Aniversari ... Šťastné Narozeniny... gelukkige Verjaardag... Maligayang Kaarawan... Joyeux Anniversaire... Alles Gute Zum Geburtstag...  boldog Születésnapot... Breithlá shona... Buon Compleanno... Selamat Hari Lahir... Gratulerer Med Dagen... Wszystkiego Najlepszego Z Okazji Urodzin... feliz Cumpleaños... Grattis PÃ¥ Födelsedagen... Wilujeung Tepang Taun... Happy Birthday... Selamat Ulang Tahun Warung Blogger!

Di dunia tersedia banyak bahasa, namun khusus momen ini tulisan dengan banyak bahasa namun tetap satu arti juga. Selamat Ulang Tahun Warung Blogger! Semoga di umur yang ke 4 ini, Warung Blogger diberi kesuksesan dan semakin melebarkan sayapnya dalam menyebarkan gerakan #HappyBlogging ke seluruh Indonesia.

Read More

Friday, May 15, 2015

Surat Untuk Madu

Hai, Madu.
Ini aku Ara, teman lama (mantan kekasih)mu yang kau panggil Kopi, gara-gara namaku Mahmud Arabika. Arabika. Ya, Kopi Arabika, kopi yang jadi favorit ayahku dan jadi sumber rejeki keluargaku. Ya, ayahku adalah peramu kopi arabika, ayahku sangat menyukainya. Dan entah sebab apa, kita bertemu di kedai kopi di tengah kota. Rima Dunarsih, itulah namamu. Rima Dunarsih, ku plesetkan jadi Madu sesuai namamu riMA-Dunarsih. Dan kau pun tertawa menerimanya. Aku tertawa. Kita tertawa bersama.

Rabu malam setahun kemudian, di tempat yang sama, kau mungkin tak sadar hari itu akan menjadi pertemuan yang penting. Berbulan-bulan sudah ku tahan cintaku padamu, dan hari ini adalah hari yang tepat untuk mengutarakannya padamu. Aku bingung, harus bagaimana mengatakannya dan bagaimana cara mengutarakannya. Aku tak begitu ahli soal begini. Ketika berangkat aku bimbang, apakah mesti kubukakan seluruh perasaanku agar kau dapat mengetahuinya. Atau aku biarkan saja tertutup karena kau pasti bukan tak tahu, hanya saja barangkali aku sebenarnya yang tak tahu.

Read More

Wednesday, May 13, 2015

Kopi dan Madu

Malam kemarin adalah malam rabu, malam dimana kopi dan rindu yang menjadi kombinasi rasa yang baru. Rasa baru yang menjadikan hati dan pikiran menjadi tak menentu, tertutup awan kelabu. Seketika pahitnya kopi berubah sepahit cairan empedu. Membuat lidahku kelu, membuat mulutku tergugu, tergugu dan membisu. Tanpa bisa ditahan, tanpa bisa dicegah semua terjadi begitu saja, semua gara-gara kamu. Kamu, sosok wanita yang entah kenapa semesta mempertemukannya denganku. Aku tak tahu, tak tahu mengapa semesta memilihmu?

Manis laksana madu, itulah kesan pertama tatkala bertemu denganmu. Perkenalan singkat yang didominasi oleh senyumanmu. Senyum simpul yang begitu menghancurkan, meruntuhkan segala pondasi benteng pertahanan diri yang sudah berdiri di hatiku sejak dulu. Seketika lumer, seketika melebur menjadi satu. Itu karena kamu, kamu dan senyumanmu. Entah kenapa seketika lidahku menjadi kelu, tak bisa berkata, menjadi bisu.

Read More

Wednesday, April 29, 2015

Pertanyaan Bodoh

Alangkah bodohnya pertanyaanku karena memaksa memilih sesuatu yang tak kamu suka, dan tak ada yang tepat bagimu untuk memilihnya. Memaksamu untuk memilih kanan atau kiri, buruk atau baik, salah atau benar, karena apapun pilihannya pada dasarnya semua akan tak berguna. Karena kau tak akan mampu untuk menjawabnya, karena kau bukan keduanya. Kau adalah sesuatu yang lain, sesuatu yang berbeda yang tak tertulis dalam enkrispi alam semesta, sesuatu yang lain yang mana tak akan mungkin keluar penjelasan yang sekiranya sesuai dengan jalan pikiranku, pikiranmu atau pikiran mereka. Semua jawaban tidak akan mungkin keluar kalau kau tidak diusut dengan pertanyaan yang sebodoh ini. Pertanyaan bodoh yang membuatnya makin terlihat bodoh.

Read More

Aku Tak Bisa

Aku tak bisa meraba pagi
Sesaat terang, menuai ceria
Kemudian mendung, mengurung hati.*

Aku tak bisa menerka hujan
Sesaat gerimis, membuatku melayang
Seketika menjadi deras, menerbangkan semua kenangan.

Aku tak bisa mengejar angin
Sesaat terasa sejuk, membuat terlelap
Seketika mengencang, membuatku terbang
Terbang menembus bayang-bayang.

Read More

Saturday, April 11, 2015

Apa Salahnya Memilih Diam ?

Apa salahnya menjadi diam? Jika diam menjadikannya tenang, kenapa memilih bersuara lantang yang hanya menciptakan perang. Diam bukan berarti kalah, diam juga bukan berarti mengalah, tapi diam itu mencoba untuk menjadi penengah. Menjadi diam itu tak salah, namun seringkali bernilai serba salah. Terkadang diam adalah pilihan terbaik tatkala mulut mulai enggan untuk berucap dan berkata.

http://riniyuvita.blogspot.com/2013_06_01_archive.html

Diam itu tak salah, namun juga tak benar. Diam itu menanti, bukan membisu. Menanti waktu yang tepat untuk berbicara, tak asal berucap bagai senar gitar yang acak bergetar. Jangan bicara tatkala jiwamu murka, jangan berjanji tatkala jiwamu sedang tak bernyali. Bukan bermaksud menghakimi tapi hanya untuk menjaga diri. Menjaga diri dari api janji yang begitu membakar hati. Terkadang aku memilih diam bukan karena tak tahu apa-apa, tapi aku memilih diam karena enggan untuk memperkeruh suasana. Sesungguhnya aku memilih diam ketika banyak pendapat yang ingin aku sampaikan namun oleh mereka ditanggapi layaknya sebuah umpatan. Tak berguna, dan tak diapresiasi. Jadi untuk apa aku banyak cakap?

Read More

Thursday, April 2, 2015

Enaknya Dikasih Judul Apa ?

Surga dunia itu banyak sekali macamnya, kamu salah satu contohnya. Kamu itu seperti setangkup roti tawar yang berisi berbagai macam daging dan sayuran, yang mana semuanya memberikan sensasi surga dunia. Surganya mata itu senyumanmu, dan surganya telinga itu rengekanmu. Rengekanmu yang begitu manja yang mana jika Hitler mendengarnya Perang Dunia ke Dua hanyalah sebuah hasil sastra semata.

Apalah arti manisnya madu, jika dibandingkan dengan senyumanmu semua itu tak ada artinya lagi. Semua terbanting akibat pesonamu. Tawamu serenyah rengginang hari raya, dan seringaimu itu kesukaanku. Seringai wajah yang nampak begitu misterius, layaknya sebuah amplop hari raya yang tak aku tahu seberapa banyak nominal uang yang ada di dalamnya.
Read More

Tuesday, March 24, 2015

Pentingnya Rasa Penting

Dalam hidup ini, apa yang paling dibutuhkan manusia ? Kalo kata orang banyak sih, kebutuhan manusia yang paling utama itu Sandang dan Pangan. Keduanya jadi kebutuhan terpenting manusia untuk bertahan hidup. Tapi kalo menurutku sih kebutuhan utama manusia tak Cuma sandang pangan. Dengan melihat realitas jaman sekarang, kebutuhan manusia itu ada 3 yaitu Sandang, Pangan, dan Nampang. Lha kok nampang? Maksudnya itu gimana kak? Gini gini, aku jelasin dulu...


Kenapa dengan Nampang? Nampang itu maksudnya bagaimana?
Nampang itu alat untuk membawa gelas ketika sedang menjamu tamu. Itu NAMPAN! Oke maaf, serius nih haha. Nampang dalam hal ini pembahasannya diluar bahasan akan Sandang dan Pangan. Ada perbedaan pembahasan besar antara Sandang pangan dan Nampang. Perbedaannya terletak pada kepuasannya, kalo sandang pangan itu kepuasannya lebih bersifat jasmani dan ragawi tapi kalo Nampang itu kepuasannya lebih bersifat Rohani. Rohani dalam hal ini lebih bersifat akan sisi manusiawinya. Sisi dimana manusia akan merasa senang, bahagia, sedih, gembira, dan tentunya sisi dimana mereka merasa penting. Sisi manusia yang mana dihasilkan lewat serangkaian penilaian dari orang lain akan dirinya sendiri, semacam bentuk eksistensi diri.
Read More

Thursday, March 12, 2015

Hujan Kata

Hujan datang menerjang senja yang kesepian, di baliknya muncul semburat senyum malam yang temaram. Semesta datang membawa berita, berita suram di balik kenangan masa lalu yang mencoba untuk mengulang. Mengulang-ulang layaknya komedi putar yang hanya berjalan di tempat namun rasanya kayak memutar jauh menerjang cakrawala, mendaki gunung melewati lembah... *oke kalo yang terakhir itu lirik ninja hatori*

Hujan deras tangan makin meremas. Meremas setiap helai rasa yang mulai menjadi kebas. Kebas tanpa rasa, hanya sesal yang terasa. Terasa begitu perih layaknya perut yang mulai menagih untuk diisi. Aku lapar, namun hatiku jauh lebih lapar. Rasanya kelaparan akan makanan jauh lebih menyenangkan dibanding kelaparan akan kurangnya kasih sayang. Kasih sayang orang tua yang mengurang akibat kejamnya dunia kerja yang saling menantang. Saling menantang hukum alam, layaknya hukum rimba yang saling mencincang. Tak ada yang tersisa, hanya gurat kesal dan marah tatkala jam pulang mulai berdentang. Memanggil pulang namun jiwanya terkekang. Terkekang dalam lingkaran setan yang tak berkesudahan. Mengorbankan aku, anak yang (katanya) paling disayang.
Read More

Wednesday, March 11, 2015

Renungan Hari Lahir

Bertambahnya usia bukan berarti kita mengetahui akan segalanya. Bertambahnya usia membuat kita paham, tentang arti waktu yang telah lalu. Arti waktu yang telah lalu ternyata terkadang menjadi cerminan untuk memulai sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru untuk merubah perspektif yang (pernah) salah akan maksud tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai seorang manusia, yang layaknya sehelai daun kering yang begitu rapuh di mata angin barat. Tanggung jawab bahwa semakin bertambahnya waktu, semakin pula bertambahnya kesadaran untuk menanggung tanggung jawab itu.

Tanggung jawab? Entah karena apa, akhir akhir ini sering lupa akan namanya tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai seorang manusia, Tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, atau bahkan tanggung jawab sebagai sebagai umat beragama pun mendadak lupa akan semua tindakan konkritnyal. Semua terlihat kosong. Seketika pemenuhan tanggung jawab adalah sebuah wacana. Wacana yang jauh lebih mengerikan dibanding wacana pemberian subsidi 1 triliun per tahun buat partai politik di Indonesia. Aku tak tahu. Aku tak tahu terjadi karena apa. Karena terlena akan kebebasan semu. Kebebasan semu layaknya embun pagi yang hanya bisa dinikmati sementara waktu. Karena terlena akan wanita? Ah itu Cuma omong kosong. Wanita darimana? Wanita siapa? Aku tidak tahu. Mencari jawaban sampai ke pojokan jalanan pun tak ada gunanya.
Read More

Wednesday, March 4, 2015

Apa Gunanya?

Apa gunanya menabung mendung, jika hujan pun tetap datang tatkala langit tak lagi mendung. Semua tak bisa diprediksi, seperti alam semesta yang penuh misteri. Namun dibanding alam semesta, misteri akan senyumanmu jauh lebih sulit untuk aku pahami. Entah itu senyum bahagia, senyum luka, atau senyuman terpaksa, aku tidak tahu. Satu hal yang aku tahu adalah senyuman itu bukan untuk aku.

Apa gunanya menabung harapan, jika harapan itu sendiri datang hanya untuk menikam lebih dalam. Lebih dalam dari sebelumnya, dan meninggalkannya dengan penuh luka. Luka lebar menganga merobek tiap senti kepercayaan yang ada. Mendadak musnah tak berbekas, layaknya semilir angin malam yang datang hanya membawa kesegaran semu. Kesegaran semu yang justru membuatnya semakin parah. Semakin parah dalam berharap, berharap sesuatu yang tak pasti.

Apanya gunanya memiliki mimpi, jika ternyata itu semua hanya mimpi kosong. Mimpi kosong yang tak kunjung datang, layaknya anak pedalaman yang menginginkan pendidikan yang layak untuk mereka. Buat apa memiliki mimpi, jika itu semua hanya membuatnya takut, Takut untuk bermimpi. Mimpi hanya membuat mereka takut, takut akan kenyataan yang ternyata jauh dari angan, khayalan, dan mimpi mereka. Tak ada ketakutan yang lebih menakutkan dari sebuah ketakutan akan mempunyai mimpi. Takut akan sebuah mimpi sama saja merubah diri menjadi zombie.  
Read More

Tuesday, February 24, 2015

Wanita Yang Lalu

Untuk Kamu, Wanita yang pernah menjadi Cinta pertamaku.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah mengisi hari-hariku. Wanita yang selalu menjadi awal dan akhir dalam tiap bait doa.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah menghantui pikiranku dan sampai-sampai membuatku seperti orang gila. Tepatnya orang gila yang jatuh cinta. Tergila-gila karenamu, karena pesonamu, dan tentunya karena senyuman mautmu yang mampu meruntuhkan akal logikaku. Karenamu, aku pernah menjadi gila.

Untuk Kamu, Wanita yang pernah di mataku terlihat bagai bintang kejora yang begitu terang sinarnya dan mampu menyingkap tabir gelap hariku, hatiku, jiwaku, dan pikiraku. Namun tetap sampai saat ini pun kamu tetap bintang kejora buatku. Karena kamu yang pertama bagiku dan mungkin (seandainya) bisa aku juga ingin kamu jadi yang terakhir bagiku. Namun, ternyata alam semesta punya akhir cerita yang berbeda. Berbeda dari apa yang aku kira sebelumnya. 

Read More

Thursday, February 19, 2015

Cuaca dan Manusia

Misterius, salah satu ungkapan yang bisa kita sebut ketika membahas tentang cuaca. Iya misterius, karena di balik pekatnya awan gelap ataupun di balik cerah awan yang menggantung kita tak ada yang tau apa yang mau alam semesta berikan kepada kita berikutnya. Terkadang terasa menjemukkan ketika membahas masalah cuaca, karena selalu saja diakhiri dengan keluh kesah karenanya. Terkadang cuaca itu ada layaknya buah simalakama. Ada, namun berdampak ganda. Di satu sisi tidak mau begitu, namun di satu sisi banyak yang mau. Ibarat kata buah simalakama tadi, ada susah tak ada pun susah.

Misterius, cuaca begitu misterius. Tak ada yang bisa menduga akan keluar seperti apa. Apakah keluar panas terik, hujan rintik, atau badai angin yang berisik. Semua tak tau, namun yang pasti semua itu membuat kita terusik. Dan terkadang kita lupa untuk bersyukur atas cuaca yang datang bolak balik. Terkadang cuaca panas cerah, tiba-tiba dalam sekedipan mata langsung datang hujan badai. Begitu pula ketika sedang hujan, ketika kita sudah siap sedia dengan jas hujan biar terlepas dari nasib basah kuyup eh baru jalan sepuluh meter tiba-tiba cuaca memerah, jadi panas cerah. Kadang di situ saya merasa sedih. Sangat sedih. Sering kalinya dipermainkan oleh cuaca. Sampai-sampai terkadang suka membandingkan antara gebetan dan cuaca, tak ada bosannya mempermainkanku. Bedanya kalo gebetan, suka mempermainkan hatiku. Eh kok jadi curhat?!
Read More

Saturday, February 14, 2015

Padamkan Nyala Api

Akan kupadamkan nyala api itu perlahan-lahan di dalam hidupku meski itu terasa tak mungkin bagiku. Teringat betapa sulitnya aku menyalakannya perlahan, menahan angin akan tetap terang, dan menjaganya tetap terjaga meski terkadang nyalanya sudah tak bisa aku jaga. Teringat tatkala nyala api masih begitu kecil, kecil namun menggigit. Tak terasa panasnya, sampai waktu yang mengkobarkannya menjadi sesuatu yang tak bisa aku jaga. Terasa sulit aku melakukannya, bukan hanya karena panasnya tapi juga karena nilainya bagiku selama ini. Nyala api yang nyatanya mampu menerangi tiap sisi sudut hatiku yang semula gelap gulita seketika menjadi cerah jelita. Gelap tapi pasti, nyala api tapi selalu menghantui. Mana yang aku pilih tetap saja menjadi dilema, Tetapi kalau tidak aku padamkan sekarang ia akan semakin liar, liar tak terkendali yang pada akhirnya hanya membuatku terbakar seluruhnya dan bersatu dalam kobaran.

Akan kupadamkan perlahan-lahan sambil menahan rasa sakit karena sunyi yang telah terusir kembali datang kembali membawa rasa kosong yang begitu nyata seluruhnya. Seluruhnya membuatku hampa, bagai raga tanpa jiwa, terasa hidup namun nyatanya mati. Mati terjebak sepi. Sepi yang kembali menggelayut tiap sudut hati yang kembali sepi dan sunyi. Perlahan tapi pasti, kegelapan yang telah terusir kembali lagi. Namun sekarang berbeda, kegelapan terasa tak begitu nyata layaknya fatamorgana yang menipu sebelah mata, Perlahan semua sudut hatiku terasa kalut dan takut. Perlahan tapi pasti, rasa takut itu berubah menjadi perih mengiris, 
Read More

Friday, February 13, 2015

Pangeran Wortel dan Tulisannya

Banyak orang memanggilku Si Tua Pembual, namun tak banyak pula anak-anak mereka memanggilku Si Tukang Cerita. Ya, karena sedikit kepandaianku bercerita kisah-kisah lama maupun fiksi membuatku dijuluki begitu, namun banyak juga yang mencibir keahlianku. Tapi mau gimana lagi? Aku hidup dengan cerita, tak jarang aku bermimpi “Andai saja aku bisa menyetting hidupku sedemikian rupa, dengan ending yang bahagia laksana Kisah Malin Kundang. Eh bukan, maksudku Kisah Sang Pangeran Wortel.” Ah andai saja. Oh iya lupa, perkenalkan namaku William S... “Shakespeare?!” Bukan tapi Sarjono. William Sarjono, lengkapnya William Sarjono Ilmu Politik. Itu Sarjana! Oke abaikan.

Begini, untuk mengisi waktu luang di pagi hari alangkah baiknya kita isi dengan sebuah cerita. Cerita lama yang mungkin sebagian dari kalian sudah tahu akan kisahnya. Langsung saja, beginilah ceritanya.
Read More

Wednesday, February 4, 2015

Jika... Jika... Jika...

Sudah sewajarnya sebagai manusia, kita pasti punya imajinasi yang terkadang melebihi garis garis imajiner yang sudah ditentukan sewajarnya. Namun, bukan manusia namanya jika terkadang kita memainkan pengandaian dengan imajinasi melebihi batas pikiran mereka dan cenderung melawan takdir. Mungkin kita sudah sering melakukannya, dan aku pun juga begitu. Dan tanpa kita sadari pengandaian itu menjadi teman sehar-hari pikiran kita, dan terkadang dari kita ada yang menjadikannya sebagai setting utama dalam pola pikir kita. Akibatnya mereka hidup di dunia mimpi, di dunia khayal mereka sendiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPzb3ikFh_cAJzRyGMwH7Sctk7TA8e-0_2_CVY1WJNx-d2gyVh_uJB2-6qQnfLKlMVfJ6FdkUrsZ83AseR3J-Ib8LR0R4K95W_3I7rfm1RASPQZQpsE44GZmtdB6inne9deyB9X8cJ-6jf/s1600/if.JPG

Pengandaian bukanlah sesuatu yang buruk, bukan pula sesuatu yang baik. Pengandaian dalam hidup itu cenderung bernilai relatif, kalo pun dinilai dengan sebuah harga ataupun rasa mungkin harganya tak lebih dari “Seporsi Indomie goreng plus telor ceplok di kala waktu hujan tiba.” Ya memang begitulah pengandaian, pengandaian itu ada karena pengaruh hukum kausalitas. Hukum Sebab-Akibat. Itu bisa dijadikan pelecut semangat untuk progress yang lebih baik (sebab). Namun, di sisi lain pengandaian bisa bersifat seperti penyesalan (akibat). Sudah sewajarnya memang penyesalan datangnya itu di bagian akhir, kalo datangnya di awal itu bukan penyesalan, tapi pendaftaran.
Read More

Sunday, February 1, 2015

Aku dan Rasa Takutku

Rasa takut bukanlah sesuatu yang luar biasa, karena hampir setiap orang punya rasa takut. Rasa takut adalah manusiawi, karena adanya rasa takut membuat kita mengerti bagaimana rasa takut itu. Rasa takut bisa menyebabkan ketakutan, ketakutan bisa menyebabkan suatu trauma, dan trauma bisa menyebabkan kegoncangan jiwa. Kegoncangan jiwa yang terkadang menjadi aneh untuk dimengerti, karena bisa kapan saja datang dan menyerang tanpa disadari.


Rasa takut akan sesuatu mungkin sudah menjadi hal yang jamak terjadi. Umumnya, rasa takut akan sesuatu itu menjadi suatu phobia tertentu. Tapi, bagaimana dengan Phobia yang aku miliki saat ini? Aneh memang, namun nyatanya aku memiliki suatu ketakutan akan sesuatu yang tak normal.
Read More

Saturday, January 24, 2015

Kado Terindah


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivG_aI4IiCMpAgQiDVu3BXVPho5ai5VUebHFt0KVZ1mVubsryWliPmkoPZolgzdqsuk2gyM5K01pZnSyB72L_cRDki2YH5LxTvVvnuk2jX2KtxBgLL2qyA0y2_eusISugEMMeby0yRiHE/s1600/Kado-giviing-indah-manis_1009.jpg

Setiap tahun mungkin merayakan ulang tahunnya. Kenapa saya katakan “mungkin” karena terkadang ada sebagian orang yang tak bisa merayakan ulang tahun setiap tahun. Misalnya orang yang lahirnya di tanggal 29 Februari, kan itu orang tak akan bisa merayakan ulang tahun tiap tahun. Lha wong secara 29 Februari adanya 4 tahun sekali. Efek tahun kabisat. Mungkin pas mereka ulang tahun, mereka dapat kado ataupun ucapan ulang tahun sekaligus rangkap empat. Lha wong secara ulang tahun mereka hanya bisa dirayakan 4 tahun sekali. Untuk kalian yang kebetulan lahirnya di tanggal 29 Februari, saya cuma ingin mengucapkan “kalian yang sabar ya nak, jangan bersedih hati. Anggap saja sebagai ajang pengiritan uang traktiran” Lha iya kan bener? Bener kan?

Read More

Sunday, January 18, 2015

Curug Penganten. Pesona yang Tersembunyi.


Sebelum pergi ke Curug Penganten, disarankan untuk pergi bersama orang yang sudah tahu jalannya atau menyewa jasa pemandu yang tersedia. Karena jalan menuju ke Curug Penganten itu menembus hutan bambu dan hutan belantara yang cenderung jarang dikunjungi oleh pengunjung. Banyaknya persimpangan jalan juga bisa membuat kita salah jalan, dan sangat disarankan ketika berangkat untuk memberi jejak atau tanda pada setiap jalan yang dilewati, hal ini bermanfaat agar nantinya ketika pulang tidak tersesat karena sudah banyak orang yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.

Curug Penganten, merupakan dua curug (air terjun) yang lokasi bersebelahan sehingga disebut sebagai CURUG PENGANTEN. Curug Penganten terletak di Dusun Kalipagu, Ketenger Baturaden. Lokasi Curug Bayan tahu tidak? Lha kalo tahu, dari Curug Bayan naik ke atas lagi, naik motor sekitar 15 menit dari Curug Bayan, maka sampailah di tempat checkpoint pertama, buat parkir motor atau juga buat beli makanan dan minuman. Sangat disarankan untuk memakai sepatu, celana panjang, baju lengan panjang atau jaket, jas hujan serta perlengkapan survival untuk mengantisipasi jika tersesat. Jangan lupa, pelindung kamera untuk melindungi kamera ketika mau berfoto di bawah curug penganten, karena kencangnya angin yang membawa uap air dan embun akan membuat lensa kamera basah dan berkabut.


Read More

Wednesday, January 7, 2015

Resolusi 2015

Tak terasa sudah seminggu kita berada di tahun baru, tahun 2015. Tahun 2015 yang diharapkan memiliki epos cerita yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 2014 laksana buku usang yang telah penuh dengan corat coret kehidupan. Asin, Asam, Manis, Getir, dan Pahitnya kehidupan telah kita rasakan di tahun 2014. Alangkah baiknya di tahun yang baru, dan mumpung masih suasana tahun baru 2015 alangkah eloknya kalau kita mencari buku baru yang bernama Resolusi. Resolusi Tahun 2015.
http://www.sassy-designs.net/shop/images/resolution-list-2015-sample.jpg

Sudah sewajarnya di tahun yang baru, sebagian besar dari kita pasti menuliskan dan mengharapkan sebuah atau sekumpulan Resolusi Baru di Tahun 2015. Resolusi layaknya sebuah pensil warna yang nantinya akan membuat buku hidup kita di tahun 2015 menjad lebih berwarna. Tak hanya kamu, kalian atau mereka. Saya pun memiliki sebuah resolusi, emm well maksudnya Tujuh resolusi yang ingin dicapai di tahun 2015.
Read More

Saturday, January 3, 2015

Selamat Tahun Baru!

Selamat datang, Tahun 2015. Welcome! Happy New Year! Good Bye 2014!

http://inewyearimages.com/images-of-happy-new-year-2015-wishes-quotes-card-in-advance/


Pertama-tama, Aku ucapkan terima kasih pada semua orang yang sudah ada dalam hidup saya dan membantu saya dalam menjalani hari-hari di tahun 2014 yang terasa begitu perih dan penuh perjuangan. Well, tanpa kalian aku ini cuma butiran debu. Thanks for your support guys!
Read More